Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-87)

VII. Nabi Ilyas, Ilyasa, Yunus, Penghancuran Haikal Sulaiman (Masjidil Aqsha), Bani Israel Terjajah dan Diperbudak Lagi.

410
Lukisan tentang malaikat mencabut nyawa tentara Asyur sehingga hampir semuanya tiba tiba mati tanpa diketahui sebabnya. (Pixels.com)

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

c. Yerusalem terbebas dari kepungan Sanherib.

Peringatan Nabi Yesaya bin Amos tidak lama kemudian menjadi kenyataan. Sanherib mengirim pasukannya untuk menumpas pemberontakan di Babilonia, Aram, Finisia di kota Sidon dan Tyrus. Sanherib berhasil menumpas pemberontakan yang membuat para raja atau pemimpin pemberontakan lari meninggalkan kekuasaannya.

Pemimpin pemberontak dari bangsa Khaldea di Babilonia, yaitu Merodach Baladan yang telah membangun komunikasi erat dengan Hizkia untuk melakukan pemberontakan secara bersamaan juga harus lari meyelamatkan diri dari kejaran pasukan Sanherib. Tinggal Hizkia menunggu dengan penuh kekuatiran akan datangnya pasukan Asyur ke kerajaan Yudea.

Pada akhirnya rombongan balatentara sebanyak 185.000 orang mulai menuju kerajaan Yudea. Suatu jumlah yang sangat besar. Awalnya mereka menaklukkan kota Lakhis, kemudian menyerang beberapa kota kerajaan Yudea yang berbenteng namun kota-kota tidak melakukan perlawanan apapun. Setelah itu tentara Sanherib bergerak untuk mengepung dan menyerang kota Yerusalem.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-86)

Kota Yerusalem dikepung oleh tentara Asyur, Hizkia mengirim utusan untuk berbicara dengan panglima pasukan Asyur. Para utusan Hizkia meminta berbicara dalam Bahasa Aram, bukan Bahasa Ibrani. Namun panglima pasukan Asyur menolak berbicara dalam bahasa aram, tetapi tetap dengan bahasa ibrani, karena pesan dari Sanherib harus disampaikan dalam bahsa ibrani agar di mengerti oleh rakyat Israel.

Pertemuan tersebut memang berada diluar tembok benteng kota Yerusalem, namun rakyat Israel menyaksikan dari atas tembok benteng. Suatu tamparan yang keras dan kasar dari Asyur untuk Raja Hizkia.

Panglima Asyur dengan berbicara setengah berteriak langsung mencela raja Hizkia yang telah berani memberontak terhadap Asyur dan berharap memperoleh bantuan dari Mesir. Suatu harapan yang tidak akan menjadi kenyataan, karena Mesir diibaratkan sebagai bambu yang telah patah. Sebelum mengepung Yerusalem, pasukan Asyur telah terlebih dahulu mengalahkan pasukan Mesir pada pertempuran di Eitekeh.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-85)

Pasukan Mesir dapat dipukul mundur dan pasukan Asyur tidak mengejar mundurnya pasukan Mesir. Mungkin pengejaran ke Mesir adalah suatu pengejaran yang berat, sehingga pasukan Asyur tidak berkeinginan menduduki kerajaan Mesir.

Panglima tersebut bertanya perjanjian yang bagaimana yang diinginkan oleh Hizkia. Hizkia telah berpesan kepada utusannya agar tidak menjawab apapun yang dikatakan oleh panglima pasukan Asyur, tetapi diperintahkannya untuk menyerahkan harta sebagai tanda menyerah. Hizkia mengirimkan tiga puluh talenta emas tidak termasuk perak kepada Sanherib di Lakhis.

Untuk memenuhi permintaan Sanherib, raja Hizkia sampa harus mengambil emas dan perak yang menempel dibangunan istana dan Haekal Sulaiman. Namun Sanherib belum juga mengampuni Hizkia dan tetap menuntut perjanjian. Selain itu, Sanherib menuntut agar raja dari kota Ekron raja kerajaan Filistin di wilayah Gaza yang ditawan Hizkia harus di lepas dan dibebaskan. Raja kota Ekron kemudian dibebaskan oleh Hizkia. Raja Ekron dijadikan sekutu oleh Asyur dengan tujuan mengawasi kerajaan Yudea.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-84)

Namun tekanan Sanherib juga belum berakhir. Kerajaan Yudea sangat dipermalukan oleh Sanherib. Kitab 2 Raja Raja 19 mengisahkan, Hizkia kemudian pergi ke bait Allah Sulaiman bertemu Nabi Yesaya bin Amos, kemudian memanjatkan doa dan memohon petunjuk kepada Allah, memohon agar Allah menurunkan firmannya untuk menyelamatkan Bani Israel dan Yerusalem.

Allah menjawab doa tersebut dan menyampaikan firmannya melalui Nabi Yesaya bin Amos, yang intinya bahwa Allah akan melindungi Bani Israel dan Yerusalem. Asyur tidak akan menyerang kota Yerusalem, dan balatentara Asyur akan kembali melalui jalan yang sama ketika mereka datang. Keesokan harinya, tiba tiba sebagian besar tentara Asyur telah menemui kematiannya.

Peristiwa tersebut sangat mengagetkan panglima tentara Asyur, sehingga mereka kembali ke Lakhis melaporkan kejadian tersebut kepada Sanherib, yang kemudian membuat Sanherib mengurungkan niat menyerang Yerusalem. Penulisan sejarah menunjukkan adanya kesulitan mencari bukti bukti falid tentang penghentian mendadak gempuran Sanherib terhadap kota Yerusalem.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-83)

Sejarah hanya menduga bahwa tiba tiba tentara Asyur diserang hama tikus yang ganas sehingga hampir memusnahkan semua tentara Asyur dan mengerat semua peralatan perang Asyur sehingga tidak dapat dipergunakan. Sanherib kemudian membawa kembali tentaranya pulang ke Asyur dan berhenti di Niniveh membangun istana di Niniveh dan menjadikannya sebagai ibukota baru Asyur.

Lolosnya Yerusalem dari kepungan tentara Sanherib akhirnya didengar dan menarik perhatian tokoh pemberontak bangsa Khaldea yang juga telah berhasil mengusir tentara Asyiria dari babilonia, yaitu Merodach Baladan. Ketika terdengar berita Hizkia sakit, Merodakh kirim utusan untuk menengok.

Sampai di Yerusalem, Hizkia sudah sembuh, kemudian utusan Merodach diajak keliling melihat kekayaan kerajaan Yudea, baik yang tersimpan di istana maupun di Bait EL Sulaiman. Ketika utusan itu pulang, Hizkia di tegur oleh Nabi Yesaya bin Amos, bahwa perbuatannya itu suatu saat akan menjadi malapetaka bagi Yerusalem.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-82)

Awal bangkitnya bangsa Khaldea.

Setelah gagal menghacurkan Yerusalem dan menangkap raja Hizkia karena pasukannya banyak yang meninggal karena suatu sebab yang sama sekali tidak diduganya, Sanherib lebih memilih tinggal di Niniveh.

Dia mulai memikirkan gangguan di halaman belakang kerajaannya di Babilonia yang diakibatkan perjuangan Merodack Baladan memerdekakan bangsa khaldea dari kekuasaan Asyiria. Penguasa Asyiria, wakil Sanherib di Babilonia telah lari dari serangan yang diorganisir oleh Merodach, sehingga Babilonia dikuasai Merodackh.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here