Delegasi MUI Pusat Jajaki Kerja Sama dengan Institut Muhammad VI Maroko

285

Rabat, Muslim Obsession – Delegasi Majelis Ulama Indonesia yang dipimpin Sekjen MUI Buya Dr Amirsyah Tambunan mengunjungi lembaga penting untuk pendidikan calon imam, dai, dan kaderisasi ulama, yakni Institut Muhammad VI di Rabat, Jumat (26/4/2024).

Delegasi MUI yang berjumlah 32 orang bersama Dubes RI untuk Maroko dan Mauritania YM Hasrul Azwar disambut dan diterima langsung oleh Direktur Institut Syekh Abdus Salam Al-A’zar dan wakilnya Syekh Abdul Hamid.

Dalam kesempatan tersebut rombongan MUI diajak untuk meninjau langsung fasilitas pendidikan yang dimiliki institut Muhammad VI.

Lembaga pendidikan ini berada di bawah Kementerian Waqaf dan Agama Islam Maroko yang didirikan dan diresmikan Raja Muhamad 6 pada Maret 2015 dan diperuntukkan untuk mempersiapkan dai, mubalig, dan imam bersertifikasi yang akan diterjunkan secara langsung sebagai pegawai negeri di berbagai masjid di seluruh Maroko.

Sebagai perbandingan, di Indonesia ada program pendidikan profesi guru atau dokter, di Maroko lembaga ini dapat dikatakan sebagai program profesi dai.

Program tersebut berlangsung selama satu tahun bagi dai-dai terpilih saja yang berusia 35-45 tahun, memiliki hapalan Al-Quran 30 juz secara mutqin dan pemahaman Islam yang komprehensif, serta telah memiliki ijazah S1 bidang keagamaan.

Hal-hal tersebut merupakan syarat penting agar dapat diikutsertakan dalam program ini. Selama masa studi para mahasiswa diasramakan dan diberi tunjangan bulanan sebesar USD 200 setiap bulan.

Hal menarik dari lembaga ini, mereka juga memberikan kesempatan kepada kader-kader dai dari negara-negara Muslim lain untuk mengikuti program peningkatan kapasitas di lembaga tersebut selama 3 bulan, 1 tahun, hingga 2 tahun, dengan fasilitas tiket pesawat PP dan uang saku bulanan sebesar USD 200.

Dalam kesempatan diskusi antara Dubes RI, pimpinan MUI, dan anggota delegasi lainnya, Direktur Institut Muhammad VI memberikan kesempatan pada kader-kader dai terpilih dari Indonesia untuk mengikuti program pendidikan di sana.

MUI diminta segera menindaklanjuti audiensi tersebut dengan bersurat langsung kepada Menteri urusan Waqaf dan Agama Islam Maroko untuk mengajukan permohonan mendapatkan kuota peserta program.

Intitut Muhammad VI merupakan lembaga pendidkan profesi dai dan imam yang memiliki fasilitas lengkap dan kurikulum yang komprehensif untuk mengarusutamakan wacana Islam moderat berbasis pada akhlak dan adab.

Lembaga ini telah banyak meluluskan dai dan imam di seluruh Maroko sejak didirikannya sampai saat ini.

Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Komisi Hubungan Luar Negeri MUI, DR Andy Hadiyanto, berkesempatan memberikan gambaran singkat tentang MUI sebagai payung ormas-ormas islam dan berbagai aktifitasnya sebagai mitra pemerintah dalam pembinaan kehidupan beragama di Indonesia, di hadapan ratusan mahasiswa di sana.

Di akhir pertemuan, Duta Besar Indonesia untuk Maroko merangkap Mauritania dan berkedudukan di Rabat, Hasrul Azwar Hutasuhut, juga menyatakan kesiapannya untuk membantu MUI dalam mengomunikasikan terkait pengiriman kader-kader ulama untuk mengikuti pelatihan di sini.

Bagi Hasrul , MUI sebagai lembaga payung ormas-ormas Islam pantas untuk menjadi ujung tombak penyiapan dai berkualitas, dan berhak untuk mengajukan kuota kader-kader dainya ke lembaga Muhammad VI di Rabat, Maroko.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here