Para Rasul Dalam Peradaban (Seri ke-172)

IX. Nabi Muhammad.

422
Abrahah membawa pasukan Gajah ke Makkah. (Foto: alif.id)

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

Keturunan Abdul Muthalib adalah sebagai berikut: Dari istrinya yaitu Samra’ binti Jundub bin Juhair, mempunyai anak Al-Harits. Dari istrinya yaitu Fathimah binti Amr bin Aidz bin Imran bin Makhzum bin Yaqaddhah bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An Nahdr, mempunyai anak laki-laki yaitu Abdullah, Abu Thalib, Zubayyir, dan anak perempuan yaitu Ummu Hakim Al-Baidha, Atikah, Umaimah, Arwa, dan Barrah.

Dari istrinya yaitu Lubna binti Hajjar bin Abdu Manaf, mempunya anak Abdul Uzza dikenal dengan julukan Abu Lahab. Dari istrinya yaitu Nutailah binti Janab bin Kualib, mempunyai anak Al-Abbas dan Dhirar.

Dari istrinya yaitu Halah binti Wuhaib bin Abdu Manat, mempunyai anak laki-laki yaitu Hamzah, Al-Muqawwim, Hajl yang juga dikenal dengan nama Al-Ghaidag yang dikenal karena kebaikan, kedermawanan dan hartanya yang banyak, serta anak perempuan yaitu Shafiyyah.

BACA JUGA: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri ke-171)

d) Serangan pasukan gajah.

Di Yaman, Abrahah yang menjadi raja di Najran telah meninggal dunia dan kedudukannya sebagai raja digantikan oleh salah satu dari dua anaknya yaitu Yaskum dan Masruk. Yaskum menjadi raja dengan menggunakan nama bapaknya yaitu Abrahah sebagai gelar raja.

Abrahah muda mempunyai ambisi mengalihkan tradisi haji suku-suku Arabiya di Makkah, karena hanya dengan cara itu, Abrahah muda dapat menaklukkan suku-suku arab yang sangat banyak dan tersebar di jazeerah Arabiya.

Abrahah muda membangun gereja besar di Shan’a, yang sebelumnya tidak ada gereja seperti itu di Yaman. Usai membangun gereja itu, Abrahah muda berkirim surat ke raja Abisinia yaitu Negus Gebre Maskal (Negus Hamba Salib).

“Wahai Raja, aku telah membangun sebuah gereja untukmu. Kemegahannya tidak pernah tertandingi oleh raja manapun sebelummu. Dan aku tak akan pernah berhenti hingga dapat mengalihkan pusat orang-orang arab ke sana”.

BACA JUGA: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri ke-170)

Apa yang disampaikan kepada raja Abisinia, juga disampaikan secara terbuka pada rakyat Yaman dan penduduk arab tentang maksud pembangunan gereja tersebut. Abrahah muda ingin menkalukkan Arabiya bukan hanya dari sisi geografisnya saja, tetapi juga ingin menaklukkan agama pagan suku-suku arab maupun peradaban intinya yaitu haji.

Namun tidak ada yang menduga sama sekali, bahwa pengumumannya pada rakyat Yaman dan orang oran arab tersebut, langsung mendapat tanggapan dari seorang arab dari suku Kinanah.

Pada suatu malam, seorang diri, membakar gereja yang ternyata karena dorongan angin dengan cepat apinya menjalar pada seluruh bangunan gereja tersebut yang apinya tidak dapat dipadamkan oleh penduduk. Hanya dalam waktu semalam, gereja besar dan megah tersebut terbakar dan runtuh, sedang si pembakar dapat pulang dengan selamat.

Peristiwa itu membuat Abrahah muda sangat marah dan bersumpah akan pergi ke Makkah untuk menghancurkan Ka’bah. Pada tahun 570, dia membawa rombongan pasukan militer yang sangat besar dalam ukuran kemampuan suku-suku Makkah yang dalam kehidupan kesehariannya tidak mempunyai pasukan militer.

BACA JUGA: Para Rasul Dalam Peradaban (Seri-169)

Abrahah muda membawa bukan hanya pasukan berkuda namun juga membawa pasukan gajah. Dia sendiri menunggang gajah yang terbesar benama Mahmud.

Sepanjang perjalanan menuju Makkah, Abrahah muda melakukan pengrusakan dan perampokan pada pemukiman suku-suku arab padang pasir. Kepala suku Khats’am, yaitu Nufail dipaksa sebagai penunjuk jalan, karena suku Khats’am bersahabat dengan suku Qurais.

Ketika sampai di pemukiman dekat Makkah yaitu suku Tha’if yang cukup besar, mereka juga menyerah tanpa perlawanan dan menyerahkan kebutuhan logistic kepada rombongan pasukan Abrahah. Sampai di al-Mughammis di pinggiran Makkah, pasukan Abrahah muda berhenti mendirikan perkemahan.

Untuk menunjukkan kekuatannya, dikirimnya pasukan berkuda yang cukup besar merampok pemukiman pemukiman dipinggiran kota Makkah. Unta-unta Abdul Muthalib termasuk yang dirampoknya. Abrahah muda juga mengirim utusan yang bernama Hunathan ke Makkah dan ketika dengan Abdul Muthalib kemudian menyampaikan maksut kedatangan mereka ke Makkah.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-168)

Abdul Muthalib menyatakan bahwa mereka tidak bermaksud akan berperang dengan Abarahah muda karena mereka tidak mempunyai kekuatan untuk berperang.Abdul Muthalib melanjutkan jawabannya:

“Sedang baitullah Ka’bah adalah milik kekasih Allah (Khailullah) Ibrahim a.s. Jika dia melindunginya maka itulah rumah Dia dan haramNya, dan jika Dia membiarkannya maka demi Allah kami tidak memiliki kekuatan untuk membelanya”. Setelah mendapatkan jawaban itu, Hunathan kembali ke al-Mughammis.

Abdul Muthalib kemudian mengumpulkan semua kepala bani dan kabilah suku Qurays dan suku-suku lainnya yang tinggal di Makkah. Suku-suku arab tidak pernah membuat atau membentuk kekuasaan terstruktur, sehingga di Makkah pun, tidak ada kekuasaan terstruktur yang mempunyai pasukan yang dapat digerakkan untuk mempertahankan kota maupun untuk berperang.

Tidak ada pengalaman perang militer bagi suku-suku arabiya. Yang dimiliki suku-suku hanya pengawal kabilah dagang, yang sesekali bertempur dengan kawanan perampok kabilah dagang. Oleh karena itu, Abdul Muthalib harus mengumpulkan semua bani dan kabilah dari semua suku yang ada di Makkah untuk membicarakan datangnya pasukan gajah Abrahah muda.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-167)

Mereka kemudian bersepakat untuk mengosongkan kota Makkah dan mengutus Abdul Muthalib menemui Abrahah muda, memohonkan agar tidak merusak kota. Sedang Ka’bah yang menjadi tujuan Abrahah diserahkan kepada Abdul Muthalib untuk dibicarakan dengan Abrahah meskipun mereka menyadari bahwa Abdul Muthalib tidak bisa mencegah apapun kemauan Abrahah muda terhadap Ka’bah.

Mereka hanya bisa berdoa dan memohon ampun kepada pemilik Ka’bah karena tidak bisa menjaga keamanan Ka’bah.

Setelah itu, semua penduduk Makkah menyingkir ke perbukitan di sekeliling kota dengan membawa binatang ternaknya dan harta apa saja yang bisa dibawa. Namun mereka juga ingin menyaksikan apa yang akan diperbuat oleh Abrahah muda dan pasukannnya terhadap kotanya dan Ka’bah.

Saat itu, Abdullah dan rombongan kabilah dagang bani Hasyim baru saja meninggalkan kota Makkah ke Syam dan Yerusalem. Aminah, istri Abdullah yang sedang hamil ditinggal di kota Makkah. Oleh karena itu, Aminah juga ikut mengungsi ke perbukitan.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-166)

Abdul Muthalib kemudian pergi menemui Abrahah muda, dan sebelum bertemu Abrahah terlebih dahulu menemui Dzu Nafar, sahabatnya yang ditawan oleh Abrahah. Sahabatnya menyarankan menemui Unais, pemelihara gajah Abrahah. Unais kemudian menyampaikan kepada Abrahah bahwa pemimpin kota Makkah ingin menemuinya.

Abrahah muda menunggu di kemahnya. Tak lama kemudian, Abdul Muthalib yang tua masuk ke tenda Abrahah muda dengan raut muka yang tenang. Abrahah muda melihat ketenangan orang tua tersebut menjadi terkesan dan kemudian turun dari singgasananya menyongsong kedatangan Abdul Muthalib, dan kemudian mengajaknya duduk di karpet.

Abdul Muthalib memulai pembicaraan bahwa Ka’bah adalah milik Allah dan Allah sendiri yang akan mempertahankannya. Namun juga dicobanya untuk mencegah maksud Abrahah dengan menawarkan sepertiga harta Tihamah yaitu harta bagian Ka’bah dari kegiatan haji.

Namun tawaran Abdul Muthalib di tolaknya dengan mengatakan bahwa Tuhan pemilik Ka’bah tidak akan mampu menghalangi maksudnya. Abdul Muthalib menanggapi bahwa itu urusan Abrahah muda dengan Allah.

Abdul Muthalib hanya mohon agar untanya dan unta unta penduduk Makkah dikembalikan semua, karena unta adalah harta untuk menyambung hidup mereka. Abrahah muda terheran heran dengan permintaan yang sederhana itu, dan menerima permintaan itu. Semua unta dikembalikan oleh Abrahah.

Tujuan utama Abdul Muthalib adalah menyelamatkan penduduk Makkah dari pembantaian dan mengambil kembali unta yang menjadi harta yang paling berharga bagi orang-orang arab.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here