Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-145)

VIII. Nabi Zakariya, Yahya, ‘Iysaa, Kehancuran Haekal Sulaiman (Masjidil Aqsha) yang Kedua dan Kemunculan Nashara, Kristen dan Katolik.

258
Lukisan berdasar Kitab Kisah Para Rasul 13:11 tentang Saulus membuat penyihir mengalami kebutaan dalam beberapa hari. (Sumber: alkitab.sabda.org)

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

Saulus kemudian kembali ke Yerusalem. Pada Kitab Para Rasul 9:26-28, dikisahkan, di Yerusalem, Saulus bergabung dengan jemaat para Hawariyyun. Namun para jemaat justru menghindar dari Saulus karena ragu atas niatnya.

Para Jemaat Nashara Awal mengetahui bahwa Saulus adalah orang yang mengejar kaum gentile pengikut Nashara Awal. Namun Saulus dapat meyakinkan Barnabas bahwa dirinya telah melihat Tuhan (tanpa menyebut nama Yesus) dan Tuhan telah bicara pada dirinya. Dia juga mengaku bahwa selama di Damsyik dirinya mengajar atas nama Yesus.

Karena informasi yang diberikan Saulus kepada Barnabas adalah yang berbicara pada dirinya adalah Tuhan, dan di Damsyk dirinya telah membuktikan bahwa dirinya mengajar atas nama Yesus, maka Barnabas dapat menerima Saulus sehingga Barnabas meyakinkan kepada para Hawariyyun lainnya agar Saulus dapat diterima dalam jemaat Hawariyyun.

Dalam Kitab Kisah rasul 9:28, dituliskan, selama di Yerusalem, Saulus menunjukkan keberanian mengajar dalam nama Tuhan pada kaum yahudi berbahasa Yunani. Tidak ditulis Saulus mengajar dengan nama Yesus Putra Allah.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-144)

Ayat tersebut menunjukkan bahwa Nashara Awal atau Sekte Yesus pada saat itu tidak menjadikan Yesus sebagai Putra Allah. Namun ayat tersebut dapat pula di maknakan bahwa ketika di Yerusalem saat pertama kali berkumpul dengan para Hawariyyun, Saulus belum berani menunjukkan keyakinannya bahwa Yesus adalah Putra Allah.

Suatu ketika terdapat jemaat yahudi yang berbahasa Yunani berusaha membunuh Saulus, sehingga para jemaat lainnya membawa Saulus ke Kaisarea dan selanjutnya ke Tarsus (Kitab Kisah rasul 9:29-30). Sangat mungkin saat itu di Yerusalem sudah tenang dan tidak ada lagi kaum yahudi yang mengejar kaum gentile penganut Sekte Yesus.

Namun ada sebagian jemaat dari kaum gentile yang tidak bisa menerima keberadaan Saulus yang pernah membunuh saudara-saudara mereka sehingga berniat membunuh Saulus. Kemudian ada sebagian jemaat lainnya yang menolong Saulus keluar dari Yerusalem dan mengungsikannya ke Tarsus. Setelah kepergian Saulus, keadaan jemaat yahudi sekte Yesus di Yerusalem tenang kembali.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-143)

22. Awal mula terbentuknya Agama Kristen.

Untuk beberapa saat, negeri Yudea aman, tidak ada lagi keributan terkait keberadaan kaum gentile sebagai penganut Sekte Yesus. Pada suatu saat, para imam Nashara Awal mendengar berita bahwa jemaat di Antiokia kedatangan orang orang dari Siprus dan Kirene yang memberitakan injil bahwa Yesus adalah Tuhan.

Para imam Nashara kemudian menugaskan Barnabas ke Antiokia, agar para jemaat di Antiokia tetap lurus pada keimanannya bahwa Yesus bukan Allah. Ketika jemaat sudah dapat dikembalikan pada keimanan seperti semula, Barnabas kemudian pergi ke Tarsus untuk berdakwah. Di Tarsus Barnabas bertemu dengan Saulus, kemudian Barnabas membawa Saulus ke Antiokia. Sekitar satu tahun mereka berada di Antiokia, kemudian mereka kembali ke Yerusalem.

Kisah Para Rasul 12:22-23 menuliskan, suatu saat Herodes berpidato di depan rakyatnya, kemudian berujar bahwa perkataannya ini bukan suara manusia tetapi suara Allah. Setelah mengatakan hal itu, saat itu juga Herodes tiba tiba langsung jatuh menemui kematiannya. Ayat tersebut tidak menyebutkan Herodes yang mana yang dimaksud.

Herodes Antipas karena keinginanannya mengawini Herodias, selain membunuh Nabi Yahya, kemudian menceraikan istrinya yang putri dari raja Nabatea yaitu Aritas IV. Akibatnya, Aritas IV menyerang wilayah Galilea. Peperangan berjalan cukup lama, dan
pada tahun 36 M, Aritas dapat mengalahkan Antipas.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-142)

Dengan kekalahannya itu Antipas bersama Herodias melarikan diri ke Roma, meminta bantuan kaisar Roma. Namun di Roma sedang terjadi keadaan mencekam karena terjadi usaha perebutan kekuasaan, dan kaisar Tiberius kemudian menyerahkan tahta kaisar Roma pada Gaius Caligula putra kemenakannya.

Antipas mengalami kesulitan untuk meminta bantuan, karena selama ini yang mempercayainya adalah Tiberius. Namun akhirnya Antipas memberanikan diri menghadap Gaius Caligula memohon bantuan untuk merebut kembali kekuasaannya. Namun rupanya Langkah Antipas telah didahului oleh Agripa keponakannya sendiri yang juga saudara Herodias.

Gaius Caligula lebih memilih Agripa untuk menjadi raja di Galilea karena lebih dahulu telah bersahabat dengan agripa dan sejak awal Agripa mendukung Gaius Caligula sehingga pernah ditangkap dan dipenjarakan oleh Tiberius karena ikut membuat situsasi semakin keruh di Roma.

Sedangkan Antipas lebih dikenal sebagai orangnya Tiberius. Antipas kemudian dibuang oleh Caligula ke wilayah Gaul dan Herodias dengan setia menemaninya di pembuangan. Peristiwa ini terjadi pada tahun 39 M.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-141)

Sedangkan Herodes yang lain yaitu Filipus yang berada di wilayah Kaisarea, tercatat tidak pernah konflik dengan Bani Israel maupun Nashara. Pada saat yang tidak berselisih jauh dengan pembuangan Antipas, Filipus meninggal dan kerajaannya disatukan ke dalam wilayah kerajaan yang dikuasai Agripa.

Dengan demikian, mungkin yang dimaksud dalam Kitab Kisah Para Rasul 12:22-23 yang disebut herodes mati mendadak adalah raja Filipus dari Kaisarea. Demikian pula Herodes yang bertindak keras kepada para imam Nashara Awal dan membunuh Yacobus saudara Yohanes dan memenjarakan Petrus yang perbuatannya itu menyenangkan Bani Israel adalah Filipus saudara Antipas.

Dengan kematian Herodes Filips, oleh Gaius Caligula, wilayahnya disatukan dalam kekuasaan Agripa. Dengan demikian Agripa mendapatkan kepercayaan yang besar dari Gaius Caligula karena wilayah yang dipercakan kepadananya meliputi wilayah Galilaea, transyordania bagian utara, Yudea dan Idumea, atau seluas wilayah kerajaan Bani Israel pada masa Nabi Dawud.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-140)

Di antara raja-raja keturunan Herodes dari Idumea, hanya Agripa yang paling mempunyai kedekatan dengan Bani Israel karena ibunya adalah dari keturunan Hasmonia.

Dari peristiwa pembuangan Antipas, kematian Filipus dan naiknya Agripa sebagai raja, dapat diperkirakan bahwa Barnabas dan Saulus sedang berda di Yerusalem setelah dari Antiokia adalah sekitar tahun 40 M. Sudah tidak ada ancaman di Yerusalem seperti ancaman dari Filipus. Setelah beberapa lama melakukan tugas pelayanan di Yerusalem, kemudian Barnabas dan Saulus kembali ke Antiokia. Beberapa lama di Antiokia kemudian mereka berlayar ke Siprus melalui Seleukia.

Di Siprus mereka mengelilingi pulau itu untuk berdakwah. Di siprus ini Saulus juga dipanggil Paulus (Kisah Para rasul 13:9-12). Saat itu di Siprus terdapat penyihir yang mempunyai pengaruh kuat pada masyarakat Siprus dan gubernurmya, dan Saulus di hadapan gubernur Siprus yang bernama Sergius Paulus dapat membuat penyihir tersebut menjadi buta sehingga pengaruhnya di Siprus hilang.

Dengan peristiwa tersebut Saulus telah menjadikan masyarakat Siprus dan Gubernurnya menjadi pengikut Nashara. Gubernur Sergius Paulus dan Saulus sangat erat hubungannya bahkan Saulus kemudian juga dipanggil Paulus dan akhirnya Saulus lebih dikenal dengan sebutan Paulus.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-139)

Setelah selesai di Siprus, Paulus dan Barnabas pergi ke Perga di Pamfilia, Sedang John pergi ke Yerusalem. Dari Perga kemudian Barnabas dan Paulus kembali ke Antiokia di Psidia. Di tempat ini, dikisahkan pada Kisah Para rasul 13:33-39, ketika Paulus tidak bersama Barnabas, dalam khotbahnya di hadapan Bani Israel dan orang-orang lainnya yang takut kepada Allah, Paulus mengatakan bahwa:

“Allah telah memperanakkan Yesus”,

“Allah telah membangkitkan Yesus dari kematian”,

“Karena Yesus, maka diberitakan pengampunan dosa”,

“Di dalam Yesus, setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat diperoleh dari hukum Musa”.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here