Ramadhan Bulan Mulia, Bukan Hanya Tidak Makan dan Minum

498

Oleh: Ahmad Tavip Budiman (Ketua Komisi Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat MUI Kota Bogor, Ketua DMI Kecamatan Bogor Selatan)

Ramadhan adalah bulan yang agung, bulan yang mulia dan penuh dengan keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah menyebutkan dalam khutbahnya:

أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ مُبَارَكٌ

“Telah datang kepada kalian bulan yang agung dan penuh keberkahan”.

BACA JUGA: Mari Berbekal untuk Masa Depan

Rasulullah mempersiapkannya sejak masuk bulan suci Rajab dengan berdoa:

اللهم بَارِكْ لِي فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِغْنِيْ رَمَضَانَ

“Ya Allah berikanlah keberkahan kepadaku di bulan suci Rajab dan bulan suci Sya’ban dan sampaikanlah aku di bulan suci Ramadhan”.

Kedatangannya kepada kita membawa satu di antara dua: Ramadhan datang dengan membawa nikmat juga laknat, membawa pengampunan juga kesialan, membawa pahala berlipat ganda juga dosa yang berlipat pula, menjadikan orang semakin dekat dengan Allah atau menjadikan orang semakin jauh dari Allah.

Bulan Ramadhan penuh dengan kemudahan dari Allah karena pintu-pintu surga di buka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu. Rasulullah bersabda:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أبْوَابُ الْجَنِّةُ وَغُلِقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الْشَّيَاطِيْنُ

“Apabila datang bulan Ramadhan maka dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka,dan setan-setan diikat (dibelenggu),” (HR. Bukhari dan Muslim).

BACA JUGA: Guru Bahagia Sukses dan Mulia

Bulan Ramadhan adalah bulan kita diwajibkan untuk berpuasa sesuai yang Allah inginkan, dalam arti berpuasa dengan arti yang sesungguhnya yang menjadikan seseoarang semakin taqwa kepada Allah:

لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

“Agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa…”.

Dan di dalam berpuasa, jaga puasa dari perkara-perkara yang yang bisa membatalkan puasa kita. Rasulullah bersabda:

خَمْسٌ يُفْطِرْنَ الْصَّائِمٌ: الْكَذِبُ وَالْغِيْبَةُ وَالْنَّمِيْمَةُ وَالْيَمِيْنَ الْكَاذِبَةُ وَالْنَّظْرُ بِااشَّهْوَةِ

“Ada 5 hal yang bisa membatalkan pahala orang yang berpuasa berbohong, bergosip, mengadu domba (provokasi), sumpah pulsu, dan memandang dengan pandangan syahwat atau nafsu”.

BACA JUGA: Bahasa Arab Sebagai Bahasa Al-Quran

Puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, namun menahan hati dari sifat-sifat buruk dan anggota badan dari perbuatan maksiat dan dosa. Rasulullah bersabda:

كم من صائم ليس له من صيامه إلا الجوع والعطش

“Berapa banyak orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan apapun dari puasa kecuali hanya lapar dan dahaga”.

Ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai takwa, dan salah satu sebab mendapatkan ampunan dosa, pelipatgandaan kebaikan, dan pengangkatan derajat. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya dari amal-amal ibadah lainnya.

Firman Allah subhanahu wata’ala dalam hadits yang disampaikan oleh Nabi :

“Puasa itu untuk-Ku dan Aku langsung membalasnya. Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum dari pada aroma kesturi,” (Hadits Muttafaq ‘Alaih).

BACA JUGA: Membentuk Pemuda Bervisi Aswaja

Dan sabda Nabi: “Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” (Hadits Muttafaq ‘Alaih).

Maka untuk memperoleh ampunan dengan puasa Ramadhan harus ada 2 syarat, yaitu mengimani dengan benar akan kewajiban ini dan mengharap pahala karenanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ramadhan Bulan Turunya Al-Quran

Al-Quran diturunkan di bulan Ramadhan sebagai petunjuk bagi umat manusia dan sebagai penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan batil)”.

شَهۡرُ رَمَضَانَ الَّذِىۡٓ اُنۡزِلَ فِيۡهِ الۡقُرۡاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الۡهُدٰى وَالۡفُرۡقَانِۚ

“(Bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan batil)” (QS. Al-Baqarah: 185).

Bacalah al-Quran, agendakan waktu untuk membaca Al-Quran, renungi arti dan maknanya dalam setiap kata dan ayatnya.

Imam Syafi’i radhiyallahu ‘anhu ketika di bulan Ramadhan mengkhatamkan al-Quran enam puluh kali, satu kali di siang hari dan satu kali khatam di malam hari.

BACA JUGA: Inti Ibadah adalah Akhlak

Bulan Ramadhan dianjurkan untuk menghidupkan malam-malamnya dengan menjalankan Shalat Tarawih. Yakni shalat malam pada bulan Ramadhan, untuk mengikuti jejak Nabi ﷺ, para Sahabat dan Khulafaur Rasyidin.

Sabda Nabi ﷺ: “Barangsiapa mendirikan shalat malam Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari Allah) niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” (Hadits Muttafaq `Alaih).

Pada Bulan Ramadhan Terdapat Lallatul Qadar.

Malam yang lebih baik daripada seribu bulan, atau sama dengan 83 tahun 4 bulan. Malam di mana pintu-pintu langit dibukakan, do’a dikabulkan, dan segala takdir yang terjadi pada tahun itu ditentukan (baca: Anjuran Doa Ramadhan). Sabda Nabi ﷺ:

“Barangsiapa mendirikan shalat pada Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” (Hadits Muttafaq ‘Alaih).

Malam ini terdapat pada sepuluh malam terakhir, dan diharapkan pada malam-malam ganjil lebih kuat daripada di malam-malam lainnya.

Karena itu, seyogianya seorang muslim yang senantiasa mengharap rahmat Allah dan takut dari siksa-Nya, memanfaatkan kesempatan pada malam-malam itu dengan bersungguh-sungguh pada setiap malam dari kesepuluh malam tersebut dengan shalat malam, membaca Al-Quranul Karim, dzikir, doa, istighfar dan taubat yang sebenar-benamya.

Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni, merahmati, dan mengabulkan doa kita.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here