Bahasa Arab Sebagai Bahasa Al-Quran

1198

Oleh: Ahmad Tavip Budiman,S.Ag. M.Si (Ketua Komisi Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat – MUI Kota Bogor Masa Khidmat 2022-2027)

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa mayor di dunia yang dituturkan oleh lebih dari 200.000.000 umat manusia (Ghazzawi, 1992). Bahasa ini digunakan secara resmi oleh ±20 negara. Dan karena ia merupakan bahasa yang paling besar signifikannya bagi ratusan juta Muslim sedunia. Baik yang berkebangsaan Arab maupun bukan.

Bahasa Arab memiliki kedudukan penting tugi umat Islam. Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa internasional, di samping balasa Prancis, Spanyol, Cina, dan Inggris. Bahasa Arab juga menjadi salah satu bahasa resmi PBB. Lebih dari satu miliar Muslim berdoa dan beribadah dengan bahasa ini setiap harinya.

Menguasai bahasa Arab sejatinya adalah kunci memahami ajaran agama Islam. Sebah Aquran diturunkan dalam bahasa Arab. Sementara dalam kitab suci terdapal penegasan yang tidak meragukan tentang ke Universalan ajaran lalan, namun juga ditegaskan bahwa Kitab Suci Islam itu sendiri adalah sebuah “Bacaan Berbahasa Arab (Quran Arabi)”.

Al-Quran sendiri menekankan pentingnya bahasa Arab sebagaimana disebutkan dalam ayat: “Dan sesungguhnya Al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan (cita-rasa bahasa) Arab yang jelas,” (QS. Asy-Syura: 192-195).

Dipertegas lagi dengan ayat lainnya:

إنا أنزلنه قرأنا عربيا لعلكم تعقلون

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya,” (QS. Yusuf: 2).

Ayat pertama menggunakan istilah “isimman Arabiyyan” berarti cita rasa bahasa Arab dan yang kedua menggunakan qur’anan Arabiyyan berarti Al-Quran yang berbahasa Arab. Yang pertama mengesankan logika, dialektik, semantik dan spiritual keAraban dan yang kedua mengesankan linguistik bahasa Arab.

Karena itu bunyi, fonetik, pengucapan (makhraj) Al-Quran jaga memegang peran penting dalam ritus keagamaan Islam. Ali al-Najjar (1980:35) dalam Syahin (1980) mengungkapkan bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang terluas dan terkaya kandungannya, deskripsi dan pemahamannya sangat mendetail dan dalan. Statementnya sebagai berikut:

اللغة العربية من أوسع اللغات وأغناها وأدقها تصوير

Sementara Abdul Hamid bin Yahya dalam Al Hasyimiy (1354 H :4) berkata “Aku mendengar Syibah berkata: “Pelajarilah bahasa Arab karena bahasa Arab itu akan menambah (ketajaman) daya nalar atau dalam bahasa aslinya:

تعلموا العربية فإنها تزيد في العقل

Kedudukan yang istimewa dimiliki oleh bahasa Arab di antara bahasa-bahasa lain di dunia karena la berfungsi sebagai bahasa Al-Quran dan Hadits serta kitab-kitab lainnya. Itulah sebabnya, maka di dalam kitab Faid al Qadir Syarh al-Jam al-Sagir susunan Al Manawy (1976: 178) disebutkan bahwa ibnu Abbas dengan riwayat Muslim, Rasulullah bersabda:

 احبوا العرب لثلاث لا تي عربي والقرآن عربي وكلام أهل الجنة عربي

Selanjutnya, Akkawi menulis bahwa Amir al-Mu’minin Umar bin al-Kattab ra berkata: “Hendaklah kamu sekalian tamak (Keranjingan) mempelajari bahasa Arab karena bahasa Arab itu merupakan bahagian dari agamamu”.

 احرصوا على تعلم اللغة العربية فإنها جزء من دينكم

Itulah sebabnya Abdul Alim Ibrahim bahwa berkata bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga merupakan bahasa Agama Islam:

اللغة العربية هي لغة العروبة والإسلام

Berdasarkan itulah orang yang hendak memahami hukum-hukum (ajaran) agama Islam dengan baik haruslah mempelajari bahasa Arab.

Keistimewaan Bahasa Arab

Turunnya Al-Quran dengan menggunakan bahasa Arab merupakan keistimewaan tersendiri. Akan tetapi dalam segi keilmuan bahasa, bahasa Arab mempunyai keistimewaan dari beberapa bahasa yang lain. Di antara dalam segi fonologi (bunyi), dimana bunyi huruf Hijaiyah tidak bisa direfleksikan dengan abjad dan cara pengucapannya pun khusus.

Dalam segi morfologi (sharf), pembentukan kata dalam bahasa Arab bisa terbuat dari lafadz yang huruf dan maknanya masih berhubungan. Dalam segi sintaksis (nahwu), pengaruh harokat akhir kata mempengaruhi kedudukan kata dalam struktur, serta adanya prinsip kesesuain dalam menyusunnya.

Dalam segi semantik (dilalah), membahas tentang makna tersirat dalam teks bahasa Arab terutama dalam teks Al-Quran. Alasan yang mendasari mengapa Allah Ta’ala memilih dan menentukan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Quran bukan sekadar masyarakat penerima pertama wahyu tersebut merupakan bangsa Arab, akan tetapi lebih jauh dari itu, disebabkan kelebihan serta keistimewaan bahasa Arab yang tidak dimiliki bahasa lain di dunia.

Bahasa Arab dipilih sebagai bahasa Al-Quran, faktor utamanya karena ia memiliki kemampuan menampung makna dan pesan wahyu Ilahiyyah yang sangat luas dan kaya dan ini tidak dimiliki bahasa lainnya di dunia. Hal ini bisa terlihat dari kekayaan kosa kata yang dimilikinya.

Menurut pandangan Utsman Ibnu Jinni (932-1002 M), kosa kata bahasa Arab pada umumnya mempunyai dasar tiga huruf mati yang dapat dibentuk dengan berbagai bentuk yang setiap perubahan bentuknya masih dapat menghasilkan berbagai makna dari akar kata yang sama.

Keunikan lainnya, bahasa Arab memiliki mutaradif atau sinonim yang sangat kaya dan tidak ditemukan pada bahasa manapun di dunia. Para pakar bahasa Arab menyebutkan diperkirakan ada sekitar 25 juta kosa kata dalam bahasa Arab.

Menurut Fairuzzabadi, pengarang Qamus al-Muhith (729-817 H), untuk menyebut nama pedang saja, bahasa Arab mampu menyebutkan sebanyak 1.000 kosa kata, singa ada 500 kosa kata, ular 200 kosa kata, madu 80 kosa kata.

Menurut De’ Hemmaer terdapat 5.644 kosa kata untuk menyebut aneka nama unta dan jenis keadaannya. Demikian hal yang sama disebutkan oleh Ali Abdul Wahid Wafi (1901-1991 M) dalam bukunya Fiqh Lughah.

Dengan kekayaan demikian luasnya, maka bahasa Arab mampu menampung dan menyerap esensi serta pesan yang dikandung dalam wahyu Ilahi yang diturunkan kepada seluruh generasi manusia melampaui ruang, dimensi waktu serta rentang jarak antar geografis dan akan tetap relevan sepanjang masa.

Sistem tata bahasa Arab yang dikenal dengan Ilmu Nahwu dan Sharaf merupakan tata bahasa yang paling kompherehensif dan detail dalam menyingkapkan setiap posisi kalimat ‘irab yang kesemuanya sangat menentukan makna kalimatnya (dilalat al-ma’na).

Keutamaan Belajar Bahasa Arab

Sebagian umat Islam masih kurang perhatian dengan bahasa Arab, padahal bahasa Arab adalah bahasa Al-Quran dan Hadits. Sebagian kaum muslimin semangat belajar bahasa Inggris karena sangat bermanfaat untuk dunianya. Hendaknya juga semangat belajar bahasa Arab karena ada keutamaan helajar bahasa Arab.

Berikut beberapa manfaat bahasa Arab:

Pertama, bahasa Arab adalah bahasa Al-Quran Al-Karim. Cukup alasan inilah yang jadi alasan besar kenapa kita harus mempelajari bahasa Arab. Keistimewaan bahasa Arab disebutkan dalam Al-Quran lebih dari sepuluh tempat, di antaranya pada ayat:

“Sesungguhnya telah Kami bauhan bagi manusia dalam Al Quran ini setiap macam perumpamaan para mereka dapat pelajaran, (Dialah) Al Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa,” (QS. Az-Zumar: 27-28).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Bahasa Arab adalah syiar Islam dan syiar kaum muslimin”.

Kedua, mempelajari bahasa Arab lebih mudah dalam menghafalkan, memahami, mengajarkan dan mengamalkan isi Al-Quran Dengan modal bahasa Arab akan mudah pula dalam memahami hadis-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, menghafalkan, menjelaskan mengamalkannya.

Ketiga, orang yang paham bahasa Arab, terutama paham kaidah-kaidah dalam ilmu Nahwu akan semakin mudah memahami Islam daripada yang tidak mempelajarinya sama sekali. Apalagi jika tugas seseorang sebagai penyampai dakwah, menjadi seorang dai, kyai atau ustadz tentu lebih urgent lagi mempelajarinya agar mudah memberikan pemahaman agama yang benar pada orang banyak.

Keempat, orang yang paham bahasa Arab akan mudah menggali ilmu dari ulama secara langsung atau membaca berbagai karya ulama yang sudah banyak tersebar hingga saat ini. Sedangkan yang tidak paham bahasa Arab hanya bisa mengandalkan kitab terjemahan dan itu sifatnya terbatas.

Kelima, bahasa Arab itu bahasa yang lembut dan lebih mengenakkan hati, serta menentramkan jiwa. Ibnu Katsir saat menjelaskan surat Yusuf ayat kedua menyatakan,

لأن لغة العرب أفصح اللغات وأبينها وأوسعها، وأكثرها تأدية للمعاني التي تقوم بالنفوس

“bahasa Arab adalah bahasa yang paling fasih, paling jelas, paling luas (kosa katanya), dan paling banyak mengandung makna yang menentramkan jiwa.”

Keenam, bahasa Arab adalah bahasa yang paling mulia. Ibnu Katsir rahimahullah juga menyatakan,

فلهذا أنزل أشرف الكتب بأشرف اللغات، على أشرف الرسل، بسفارة أشرف الملائكة، وكان ذلك في أشرف بقاع الأرض، وابتدي إنزاله في أشرف شهور السنة : وهو رمضان، فكمل من كل الوجوه

“Karena Al-Quran adalah kitab yang paling mulia, diturunkan dengan bahasa yang paling mulia. diajarkan pada Rasul yang paling mulia, disampaikan oleh malaikat yang paling mulia, diturunkan di tempat yang paling mulia di muka bumi, diturunkan pula di bulan yang mulia yaitu bulan Ramadhan. Dari berbagai sisi ini, kita bisa menilai bagaimanakah mulianya kitab suci Al-Quran.”

Oleh karena itu Allah nyatakan tentang bahasa Arab,

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ قُرْاٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”

Ketujuh, bahasa Arab adalah bahasa yang lurus, mudah dipahami dan mudah digunakan sebagai hukum bagi manusia. Allah menyatakan sendiri : “Jadilah Al-Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokkan di dalamnya) supaya mereka bertakwa.” (QS. Az-Zumar: 28)

Dalam ayat lain disebutkan, “Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Rah Al-Amin (Jibril), ke dalam hatima (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas,” (QS. Asy-Syu’ara 192-195).

Sebagaimana disebutkan dalam Zaud Al-Masir karya Ihnul Jauzi, Al-Quran diturunkan dengan bahasa Arab yaitu bahasanya orang Quraisy yang setiap orang mudah memahaminya. Juga dalam ayat lain disebutkan, “Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam Bahasa Arab,” (QS. Ar-Ra’du: 37).

Disebutkan dalan Tafsir Al-Jalalain, bahasa Arab digunakan sebagai hukum di tengah-tengah manusia. Dalam Zaad Al-Masir disebutkan bahwa bahasa Arab bisa digunakan untuk menerangkan bakum-hukum yang wajib

*****

Kepada pengelola pendidikan bahasa asing, guru dan peserta didik yang ingin meraih suatu keberhasilan, ada baiknya untaian ungkapan seorang penyair Arab kenamaan kita simak bersama:

 ترجو النجاة ولم تسلك مسالكها، إن السفينة لا تجرى على اليبس

“Anda ingin meraih suatu keberhasilan, tetapi sayang anda tidak pernah menempuh jalan yang mengantarkan kepada keberhasilan itu. Sungguh, perahu tidak akan berjalan di atas tanah kering”.

Terakhir, “kepedulian” adalah satu kata kunci dalam manajemen pendidikan bahasa Arab ditinjau dari perspektif teologis dan kultural. Top Manajer peduli terhadap pengelola menengah (middle manager) yang ada di bawahnya. Pengelola menengah peduli terhadap staf dan pendidik di lapangan. Peserta didik peduli terhadap dirinya dan apa yang sedang dipelajarinya.

Wallahu a’lam bish shawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here