Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-124)

VIII. Nabi Zakariya, Yahya, ‘Iysaa, Kehancuran Haekal Sulaiman (Masjidil Aqsha) yang Kedua dan Kemunculan Nashara, Kristen dan Katolik.

360
Ilustrasi: Ilmuwan Majusi bertamu ke gubuk Maryam untuk melihat bayi Yesus dan memberikan hadiahnya. (Sumber: yohanesbm)

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

Tentu, jawaban ‘Iysaa tersebut sangat mengagetkan kaumnya, mereka sama sekali tidak menduga bahwa bayi tersebut dapat berbicara kepada mereka. Para imam Haekal tentu juga sangat kaget.

Mereka yang selama ini menuduh Maryam telah berzina telah mendapatkan jawaban bahwa Maryam tidak melakukan hal hal kotor yang dituduhkan. Bahkan dari mereka mulai ada yang melihat kenyataan bahwa Maryam perawan suci Haekal Sulaiman ternyata dianugerahi mengandung bayi yaitu seorang yang akan menjadi Nabi yang besar.

Mereka yang sadar ini kemudian menunduk dan menghormat, dan bahkan ada yang bersimpuh. Mereka yang mengharapkan datangnya Messiah kemudian merasa bahwa Messiah telah lahir.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-123)

Namun sebagian lainnya yang tidak senang dengan kenyataan itu, menganggap peristiwa itu hanyalah sihir semata dan meragukan kebenaran jawaban bayi ‘Iysaa. QS. Maryam 34 menunjukkan adanya orang yang meragukan kebenaran itu. Ayat tersebut artinya: “Itulah ‘Iysaa putra Maryam (yang mengatakakan) perkataan yang benar, yang mereka ragukan kebenarannya”.

Setelah itu, Yesus langsung disunat dan Yusuf melaksanakan ibadah kurban. Saat itu, sangat mungkin Yusuf dan Maryam bertemu Nabi Zakariya yang menyarankan agar Yusuf membawa Maryam dan bayinya ke Mesir untuk keselamatan mereka, karena di Yerusalem banyak musuhnya.

Yusuf tentu memahami kondisi Bani Israel sejak Elizabeth hamil dan kemudian disusul Maryam hamil. Perisriwa kedua kehamilan tersebut tidak sebagaimana mestinya seorang wanita hamil.

Di satu sisi hal itu menumbuhkan haraban sebagian Bani Israel akan munculnya Messiah namun disisi lain cukup banyak pula yang tidak senang dengan berita kehamilan tersebut, karena merasa akan muncul bahaya bagi mereka. Yusuf dan Maryam kemudian lebih dulu pulang sebelum berangkat ke Mesir.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-122)

Ada kisah tentang tiga orang ilmuwan Majusi (Zoroaster) di negeri Persia. Agama Majusi penyembah api, tuhannya bernama Azzura Mashda dan pendirinya adalah Zarathrusta. Setelah mempelajari kitabnya mereka meramalkan akan datang seorang raja besar, dan dalam perhitungan mereka calon raja besar akan segera lahir.

Injil Barnabas pasal 6 menceritakan, ketika ilmuwan majusi tersebut sedang melakukan pengamatan pada bintang bintang, terlihat ada gugusan bintang yang sedang bergerak. Mereka kemudian mengikuti gerak bintang tersebut.

Siang hari mereka istirahat, malam hari kemudian bergerak mengikuti gerak bintang. Dari negerinya di Persia, hingga akhirnya ketika sampai di Yerusalem bintang yang bergerak tersebut kemudian berhenti.

Mereka kemudian berkemah di Yerusalem untuk mencari dan menunggu kelahiran bayi calon raja besar tersebut. Para ilmuwan majusi tersebut kemudian bertamu ke raja Herodes menyampaikan maksud kedatangannya dan akan memberikan hadiah kepada calon raja besar yang akan lahir tersebut.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-121)

Mendengar uraian tentang akan lahir messiah, Herodes kemudian bertanya kepada para imam Haekal. Herodes mendapat jawaban dari para imam bahwa berdasarkan kitab ibrani, Messiah akan lahir di Betlehem.

Herodes kemudian memanfaatkan kedatangan ilmuwan majusi ke Yerusalem karena mengikuti bintang bergerak, dengan menyuruh ilmuwan tersebut berkemah di Betlehem.

Apabila telah lahir Messiah agar dilaporkan kepadanya, karena dirinya akan dengan senang hati akan mendatangi dan menghormatinya. Injil Matius pasal 2 ayat 1-10 juga mengkisahkan hal yang sama dengan Injil Barnabas.

Injil Barnabas pasal 7 dan Injil Matius pasal 2 ayat 11 -12 mengkisahkan, ilmuwan majusi akhirnya sampai ke gubuk Maryam, dan melihat bintang yang berhenti tersebut tepat diatas gubuk Maryam.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-120)

Mereka kemudian masuk ke gubuk Maryam, membungkuk hormat pada bayi ‘Iysaa, dan kemudian memberikan hadiah. Ketika para ilmuwan majusi itu tidur, mereka bermimpi diperingatkan bayi ‘Iysaa agar tidak kembali kepada Herodes. Ilmuwan majusi itu kemudian langsung pulang ke Persia, sehingga tidak melaporkan peristiwa kelahiran calon raja besar kepada Herodes.

Setelah itu, sesuai nasihat Nabi Zakariya, Yusuf kemudian membawa Maryam dan bayi ‘Iysaa pergi ke Mesir. Kepergian yang dilakukan secara diam diam dan tentu dirahasiakan pada penduduk Betlehem.

Apalagi gubuk tempat menginap Yusuf dan Maryam yang diatas bukit dan jauh dari pemukiman penduduk, sehingga kepergiannya tidak menarik perhatian dan bahkan mungkin tidak ada yang mengetahui kepergian Yusuf, Maryam dan bayi ‘ Iysaa.

BERSAMBUNG

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here