Mang Endut Pengin Langsing (Bagian 2)

962

“Yang keempat, dengan rasa lapar kita tidak menjadi lupa terhadap cobaan maupun azab Allah, dan tidak menelantarkan orang-orang yang tertimpa musibah. Orang-orang yang terbiasa kenyang, perasaannya kurang peka terhadap orang-orang yang lapar karena dirinya terbiasa melupakan rasa lapar itu sendiri. Seorang yang cerdas tidak pernah tahan menyaksikan penderitaan orang lain karena ia akan sesegara mungkin teringat betapa menderitanya mendapat adzab di akhirat nanti.

Cerita Mang Endut lainnya:

Suerrr.. Akang Belum Ikhlas, Nyai!

Suerrr.. Akang Belum Ikhlas, Nyai! (Bagian 2)

Suerrr.. Akang Belum Ikhlas, Nyai! (Bagian 3)

Melalui rasa hausnya, dia akan merasakan rasa haus yang dirasakan oleh umat manusia di Padang Mahsyar pada hari Kiamat, dan melalui rasa lapar dia akan mengingat rasa lapar yang diderita para penghuni neraka. Saking dahsyatnya, para penghuni neraka rela makan buah berduri, buah pohon zaqqum atau meminum ghassaq dan timah yang meleleh, na’udzubillah min dzalik. Kita dianjurkan untuk selalu mengingat adzab di akhirat, karena hal itu dapat membangkitkan rasa takut.

Celakalah kita jika tidak pernah mengecap rasa rendah hati, sakit, miskin, dan musibah, karena hal itu hanya akan membuat kita lupa akan akhirat. Inilah salah satu faktor mengapa para nabi dan waliyullah selalu dihadapkan pada cobaan, sehingga yang paling baik di antara mereka adalah yang paling berat cobaannya.

Begitulah seperti yang sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan At-Tirmidzi: ‘Kami, para Nabi adalah orang-orang yang diuji paling berat dan yang paling baik di antara kami adalah yang paling berat ujiannya.’ Maka, ketika Nabiyullah Yusuf AS ditanya, ‘Mengapa engkau menahan lapar, padahal engkau menguasai seluruh gudang pangan di negeri ini? Yusuf menjawab, ‘Aku takut kenyang sehingga lupa terhadap orang-orang yang lapar’. Mengingat orang-orang yang lapar dan miskin merupakan salah satu manfaat rasa lapar. Rasa lapar menggugah sifat kasih sayang, keinginan memberi makan, dan rasa empati terhadap makhluk-makhluk Allah.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here