Kisah Keajaiban Istighfar Penjual Roti dan Imam Ahmad

917

Muslim Obsession – Istighfar merupakan salah satu dzikir yang ditujukan untuk memohon ampunan kepada Allah Swt.

Tidak hanya untuk memohon ampunan, ternyata kalimat dzikir yang kerap dicapkan oleh Rasulullah SAW ini juga memiliki keutamaan lain jika diamalkan. Bahkan, banyak kisah tentang keajaiban istighfar.

Kisah berikut menceritakan tentang keajaiban amalan istighfar dalam kehidupan. Kisah ini dialami oleh seorang pedagang roti yang ingin bertemu dengan Imam Ahmad bin Hambal.

Imam Ahmad bin Hambal adalah salah satu ulama dari 4 madzhab yang namanya mahsyur hingga saat ini. Pada zamannya, ia begitu dielu-elukan oleh banyak orang.

Dalam sebuah buku tentang Imam Ahmad dikisahkan bahwa saat memasuki usia senja beliau begitu ingin pergi ke Negeri Syam.

BACA JUGA: Islam Kecam Rasisme: Kisah Bilal dan Abu Dzar

Namun anehnya, Imam Ahmad sama sekali tidak memiliki tujuan yang jelas kenapa ia ingin pergi ke tempat itu. Padahal Ia harus menempuh perjalanan jauh dari kediamannya di Baghdad menuju Syam.

Sesampainya di Syam, Imam Ahmad berhenti untuk menunaikan Shalat Zhuhur. Tidak ada yang mengenali wajahnya, mengingat zaman dahulu teknologi tidak secanggih saat ini. Ia menunggu di masjid tersebut hingga menjelang Shalat Ashar.

Setelah Ashar, sang Imam membaca Al-Quran untuk menunggu waktu Magrib dan Isya. Setelah habis malam, Imam Ahmad kemudian ingin tidur dan beristirahat di masjid tersebut. Namun, penjaga masjid (marbot) tidak mengizinkan Ia tidur disana.

“Wahai syekh, Anda tidak boleh tidur di sini, ini sudah peraturan silakan pergi,” kata penjaga.

Namun Imam Ahmad menolak, “Saya musafir, saya ingin istirahat di sini,” jawab sang Imam.

BACA JUGA: Kisah Inspiratif! Ketika Umar bin Khattab Tak Sengaja Mendapatkan Menantu

Namun sang penjaga tetap menolak dan memintanya untuk keluar lalu kemudian mengunci pintu masjid. Setelah penjaga tersebut pergi, Imam Ahmad kembali beristirahat di pelataran masjid.

Tapi, sang penjaga kembali datang dan lagi-lagi beliau diusir dan didorong hingga menuju ke jalanan. Lalu ada tukang roti yang rumahnya tidak jauh dari masjid melihat kondisi tersebut. Tukang Roti tersebut memanggilnya. “Hai syekh, kemarilah beristirahatlah di tokoku.”

Kemudian, Iman Ahmad masuk ke toko roti tersebut. “Rumahku tidak jauh dari sini, ini toko rotiku, di belakang sana, ada ruangan untuk beristirahat. Beristirahatlah malam ini dan besok pagi engkau bisa melanjutkan perjalanan lagi.”

Imam Ahmad masuk ke rumahnya, duduk dibelakang penjual roti yang sedang membuat roti (dengan tidak memperkenalkan siapa dirinya, hanya bilang sebagai musafir).

Imam Ahmad lantas memerhatikan aktivitas sang penjual roti. Dan ada satu hal yang paling menarik perhatian beliau dari lelaki tersebut, yakni ucapan dzikir dan doa istighfar yang terus terucap dari mulutnya tanpa putus sejak awal ia mulai mengerjakan adonan roti.

Lalu, Imam Ahmad bertanya “Sudah berapa lama Anda lakukan ini?”. Tukang roti menjawab, “Sudah lama sekali syekh, saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu saya lakukan”.

BACA JUGA: Kisah Ki Bagus Hadikusumo Menolak Sake Kaisar Hirohito

Imam Ahmad bertanya, “Apa hasil dari perbuatanmu ini?”

“(lantaran wasilah istighfar) tidak ada hajat yang saya minta , kecuali pasti dikabulkan Allah. Semua yang saya minta ya Allah…., langsung diterima”. (memang Nabi SAW pernah bersabda ‘Siapa yang menjaga istighfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan berikan rizki dari jalan yang tidak disangka-sangkanya’. Namun, sambung tukang roti, masih ada satu hal yang belum Allah kabulkan.

Imam Ahmad penasaran kemudian bertanya “Apa itu?”.

Tukang roti menjawab, ia memohon kepada Allah supaya dipertemukan dengan Imam Ahmad.

Sontak jawaban tersebut membuat Imam Ahmad bergetar dan mengucapkan takbir. “Allahu Akbar, Allah telah mendatangkan saya jauh dari Baghdad pergi ke Bashrah dan bahkan sampai didorong-dorong oleh marbot masjid itu sampai ke jalanan karena istighfarmu.”

Penjual roti terperanjat, memuji Allah, ternyata yang di hadapannya adalah Imam Ahmad bin Hambal. (Gia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here