Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-167)

IX. Nabi Muhammad ﷺ.

442
Lukisan klan arab sedang berpesta dengan mempertontonkan para wanitanya. (Sumber: darus.id)

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

Lelaki arab menjadi sangat bangga jika mereka merasa keluarganya memandangnya sebagai pahlawan kehidupan mereka. Wanita-wanitanya dan anak-anaknya memujanya dan melayaninya sebagai pahlawan hidupnya.

Dalam tradisi perang suku Arabiya, biasanya dimulai dengan pertarungan satu orang melawan satu orang. Tradisi ini penting untuk membentuk kehormatan lelaki arab.

Tradisi arab juga sangat menghormati orang yang dapat membuat syair yang indah yang dapat merasuk ke otak dan jiwa yang mendengarnya. Oleh karena itu, lelaki arab sangat bangga dan terhormat jika dikenal sebagai jago bertarung mempertaruhkan nyawa mempertahankan keluarga atau kabilah, atau dikenal sebagai penyair hebat.

Apalagi jika dapat mempertontonkan istri istrinya dan dapat mendandaninya dengan pakaian dan perhiasan mewah dalam pesta kabilahnya.

Semakin besar kabilah, meskipun seseorang bukan kepala suku, statusnya dalam suku dapat naik derajatnya karena kekayaannya sehingga dapat mempengaruhi keputusan sukunya.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-166)

Jumlah orang dan besarnya kabilah dengan demikian mempunyai peranan penting dalam membentuk harkat lelaki Arabiya dalam sukunya yang tujuan akhirnya dapat dipilih sebagai kepala suku dalam musyawarah suku, karena kepala suku Arabiya biasanya dipilih dalam musyawarah suku.

Namun ada kontradiksi terhadap pandangan mengenai kedudukan wanita dalam keluarga. Di satu sisi lelaki arab selalu menginginkan kelahiran anak lelaki dan merasa malu jika memperoleh bayi perempuan, namun di sisi lain lelaki arab selalu mengharapkan pujian dari wanita-wanitanya.

Semakin banyak memiliki wanita, semakin terhormat kehidupannya namun pada saat yang sama tidak menjadikannya berbahagia jika istrinya melahirkan anak perempuan karena semakin banyak anak lelaki dalam keluarganya semakin merasa aman klannya.

Bagi lelaki arab kematiannya akan menjadi sangat berharga apabila dirinya dikenang sebagai pahlawan oleh keluarganya. Lelaki arab akan berusaha dengan memperatuhkan nyawanya untuk menjadi pelindung keluarganya.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-165)

Mati karena melindungi keluarga menjadi tujuan hidup lelaki Arabiya. Klan atau keluarga dengan demikian menjadi identitas yang sangat berharga. Pemimpin klan adalah lelaki yang paling dihormati dan tempat mendapatkan perlindungan dan nasihat. Pemimpin klan besar apalagi jika kaya akan berperan sebagai pemimpin kabilah dagang.

Karena kekayaannya bersumber dari kegiatan dagang ke kota atau negeri jauh, orang orang arab sangat menyukai syair-syair kepahlawanan dalam menghadapi keganasan alam yang harus ditaklukkan dalam suatu perjalan dagang, syair tentang pertarungan mempertahankan kabilah dagang dari perampokan, syair tentang pemujaan wanita arab terhadap lelaki pahlawannya, bahkan tentang unta-unta kesayangan.

Semakin besar klan biasanya rombongan kabilah dagangnya juga semakin besar. Semakin banyak unta dalam rombongan kabilah suatu klan maka semakin kaya klan tersebut. Oleh karena itu semakin banyak lelaki arab memiliki unta, maka semakin terhormat lelaki tersebut. Alat transportasi lain tidak menjadi ukuran jumlah kekayaan, karena fungsi unta di padang pasir tidak tergantikan oleh alat transportasi apapun.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-164)

4. Nubuwah tentang nabi terakhir dan tanda-tanda kedatangannya.

Kedatangan nabi terakhir telah di nantikan kemunculannya sejak bani Israel mengalami penderitaan akibat dijajah dalam waktu yang sangat panjang. Pada masa Nabi Zakariya, bani Israel telah mengharapkan kedatangan nabi terakhir yang akan menolongnya.

Para pemuka agama Yahudi sangat memahami tanda-tanda akan munculnya nabi terakhir dan tanda-tanda orang yang berpotensi menjadi nabi terakhir. Tanda-tanda tersebut juga dipahami oleh imam Nasara dan agama Kristen yang dalam kitabnya terdapat nubuwah tentang utusan terakhir.

Nubuwah tersebut untuk pertama kali disebutkan oleh Nabi Ibrahim ketika bersama Nabi Ismael usai meninggikan pondasi Ka’bah di Bakkah yaitu membangun kembali Ka’bah yang tidak diketahui kapan pertama kali dibangun, Nabi Ibrahim berdoa sebagaimana yang diinformasikan dalam QS. Al-Baqarah 129:

“Ya Tuhan kami, utuslah ditengah tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat ayat Mu, dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan mensucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana”.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-163)

Doa atau permohonan dan harapan Nabi Ibrahim kepada Allah yang diucapkan di baitullah yang pertama kali dibangun tersebut adalah nantinya akan muncul Nabi dari keturunan Ismael bin Ibrahim sebagai Nabi yang diutus di Makkah.

Nubuwah atau tanda-tanda tersebut tentu tidak dipahami oleh suku-suku Arabiya karena suku Arabiya tidak mempunyai kitab apapun dalam menjalani kehidupan religius penyembahan berhalanya. Beberapa nubuwah yang menyebutkan kedatangan Nabi terakhir yang tercantum dalam kitab agama Yahudi, Nashara dan Kristen antara lain adalah sebagai berikut.

a) Nubuwah dari beberapa Nabi terdahulu tentang utusan terakhir.

1) Pernyataan Yesus, di banyak kesempatan yang dituliskan dalam beberapa pasal Injil
Barnabas.

Yesus, meskipun tidak diakui sebagai Nabi bani Israel, namun mereka mengetahui bahwa Yesus menyatakan nabi terakhir adalah keturunan Ismael ibn Ibrahim. Bahkan Yesus menyatakan kepada para imam agama Yahudi di hadapan bani Israil dan ketika berbicara dengan Nicodemus bahwa yang membuat perjanjian tentang datangnya utusan terakhir adalah antara Nabi Ibrahim dengan Allah.

Pernyataan Yesus tersebut disampaikan karena meskipun bani Israel mengetahui namun sebagian besar dari mereka selalu mengingkari nubuwah para Nabinya tentang datangnya utusan terakhir dari keturunan Ismael.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-162)

2) Tongkat Kepemimpinan dari Nubuwah Nabi Ya’cub.

Sebelum meninggal, Nabi Ya’cub memanggil anak-anak dan cucunya untuk menyampaikan nasihat sekaligus nubuwah keNabiannya yang berisi tentang nasihat dan apa apa yang akan dialami oleh anak cucunya.

Salah satu nubuwah yang diberikan adalah tentang tongkat kerajaan atau lambang pemerintahan, yang tercantum pada Kitab Kejadian 49 : 10 yaitu “Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda, ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa bangsa“.

Nubuwah ini menunjukkan bahwa pertama, bani Israel akan mempunyai kerajaan yang akan dipimpin oleh keturunan Yehuda. Kedua, kepemimpinan akan berpindah dari keturunan Yehuda ketika yang berhak untuk memimpin semua bangsa telah datang.

Nabi Ya’qub dalam nubuwahnya telah memberi tahu anak cucunya, bahwa jika dia yang berhak untuk memimpin segala bangsa telah datang maka tongkat yang dipegang keturunan Yehuda sudah saatnya berpindah tangan.

Sejarah membuktikan bahwa, ketika Nabi Muhammad yang membawa Islam telahdatang maka pemimpin segala bangsa telah datang menggantikan keturunan Yehuda. Sedang keturunan Yehuda hanya memimpin bani Israel, tidak menjadi pemimpin segala bangsa. Hingga sekarang pun agama Yahudi hanya dapat bertahan untuk bani Israel.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here