Waktu Kita Sangat Singkat

216
Ilustrasi: Short Time (Foto: graphitehrm)

Oleh: A. Hamid Husain (Alumni Pondok Modern Gontor, King Abdul Aziz University, dan Ummul Qura University)

Hari ini berapa usiamu? Orang bijak selalu menghitung waktunya baik-baik, karena sadar, hanya punya waktu singkat di dunia fana ini.

Maka, selalu berusaha mengisi waktunya dengan kebaikan semaksimal mungkin, karena kebaikanlah yang dapat menyelamatkan, dan dosalah yang menghancurkan.

BACA JUGA: Kepala Negara pun Menangis

TRUE STORY:

Inilah sebuah kisah nyata, diriwayatkan untuk kita bagaimana mengisi waktu yang singkat ini agar selamat dunia dan akhirat:

Suatu hari, Nabi Nuh AS lewat di samping seorang ibu yang menangis, iapun mendekatinya ingin membantu, lalu bertanya: “Ibu, ada apa, mengapa menangis?”

“Saya sangat amat bersedih, berduka yang mendalam, anakku baru saja meninggal, usianya masih sangat muda sekali, belum genap 300 (tiga ratus) tahun,” jawab Si Ibu.

Nabi Nuh AS ingin menenangkannya: “Akan datang kelak setelah kita, suatu umat yang usia hidup mereka hanya berkisar 60 hingga 70 tahunan saja, sedikit yang hidup lebih dari ini. (maksudnya adalah umat Nabi Muhammad ﷺ).

Lalu Sang Ibu berkata: “Kalaulah, sekiranya saya hidup di zaman yang amat singkat itu, maka sepanjang umurku akan saya gunakan untuk sujud beribadah pada Allaah SWT”.

BACA JUGA: Dulu Gagah, Sekarang Sakit-Sakitan

POINTERS:

1- Jika umur saat ini sudah berkepala 5, In Syaa Allaah masih banyak kesempatan. Meski tidak ada jaminan, esok lusa masih hidup atau bisa saja meninggal mendadak.

Jika usia sudah berkepala 6, tidak banyak waktu lagi. Berarti tinggal hanya beberapa kali lebaran lagi.

2- Jika sudah meninggal, inilah yang akan dialami oleh semua, seperti yang dikisahkan dalam kitab Siiratus Sahaabah sebagai berikut:

BACA JUGA: Maksimalkan, Jangan Sekadarnya

وقف امير المؤمنين الامام علي بن ابي طالب رضي الله عنه ذات مرة امام المقابر و قال للاموات; السلام عليكم يا اهل المقابر. ان بيوتكم قد سكنها غيركم وان اموالكم قد اقتسمها ابنائكم وان ازواجكم قد تزوج غيركم. هذا خبر ما عندنا فما خبر ما عندكم؟

ثم نظر لاصحابه وقال؛ والله لو اراد الله لهم ان ينطقوا لقالوا أن لا اله الا الله خير من الدنيا و ما فيها ” فاغتنمـوا الفرصـة و اذكـروا الله كثيـرا، واعملـوا ليـوم تشخـص فيـه الابصـار

“Saat Amiirul Mukminiin Al Imam Ali Bin Abii Thaalib RA bersama beberapa Sahabat melewati pemakaman, beliau berhenti sejenak dan memberi Salam:

“Assaalaamu ‘Alaukum yaa ahlal Maqaabir, salam sejahtera untuk kalian semua wahai para penghuni kuburan ini. Sungguh, rumah rumah yang kalian tinggalkan, kini sudah dihuni oleh orang lain.

Sungguh, harta-harta yang kalian tinggalkan, kini telah dibagi bagi oleh anak-anak kalian. Sungguh, pasangan hidup yang kalian tinggalkan, kini sudah menikah lagi dengan orang lain. Inilah kabar yang ingin kami sampaikan kepada kalian semua. Dan bagaimana pula kabar kalian?

BACA JUGA: Pada Saatnya, Semua Akan Berpindah Tangan

Lalu Ali bin Abii Thaalib RA membalikkan badannya ke arah para Sahabat, lalu berkata: Kalaulah Allaah SWT menghendaki mereka Ahli Kubur ini bisa berbicara, maka mereka akan menjawab: “Sungguh “Laa Ilaaha illallaah” lebih indah dan membahagiakan dibanding dunia seisinya”.

Artinya: hanya amal shalih sajalah yang bisa menyelamatkan.

Mari berdoa, agar Allaah SWT senantiasa membimbing kita untuk selalu eling mengingat Allaah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik-baiknya pada Allaah SWT:

اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here