Saat Nabi Sulaiman Memilih Ilmu daripada Harta dan Kekuasaan

651

Oleh: Abdan Syakura (Aktivis Al-Mahsyar)

Sulaiman ‘alahissalam adalah salah satu nama nabi yang cukup terkenal di masyarakat. Kisahnya dengan Ratu Bilqis atau kemampuannya berbicara dengan hewan-hewan dan jin menjadikan Nabi Sulaiman ‘alahissalam sebagai sosok yang diteladani.

Salah satu sikap yang patut diteladani dari Nabi Sulaiman ‘alahissalam adalah kesenangannya akan ilmu. Bahkan, saat Allah Ta’ala menawarkan tiga pilihan kepadanya: ilmu, harta, dan kekuasaan, Nabi Sulaiman ‘alahissalam lebih memilih ilmu daripada harta dan kekuasaan.

Hal ini terekam dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW:

خُيِّرَ سُلَيْماَنُ بَيْنَ الْمَالِ، وَالمُلْكِ، وَاْلعِلْمِ، فَاخْتَارَ اْلعِلْمَ، فَأُعْطِىَ اْلمُلْكَ وَاْلمَالَ. – رواه الديلمى

“Nabi Sulaiman disuruh memilih antara harta benda, kerajaan, dan ilmu. Maka dia memilih ilmu, akhirnya dia diberi pula kerajaan dan hata benda,” (HR. Ad-Dailami).

BACA JUGA: Memilih Presiden Ideal di Pemilu 2024, Mari Berkaca pada Kisah Thalut

Nabi Sulaiman ‘alahissalam yang memilih ilmu pada akhirnya memiliki semuanya. Selain ilmu yang luar biasa, ia pun memiliki harta dan kekuasaan yang tiada bandingannya bahkan sampai Hari Kiamat kelak.

Pilihan Nabi Sulaiman ‘alahissalam itu sepatutnya menjadi contoh bagi siapapun. Tak peduli usia, apakah dia muda ataupun tua. Karena umat Islam sejatinya adalah umat yang senang belajar, sejak ayunan hingga masuk liang lahat nanti.

Ilmu menjadi wasilah bagi seseorang untuk hidup mulia. Tentunya, ilmu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain disertai akhlak mulia dalam mengaplikasikan keilmuannya.

Ilmu juga menjadi wasilah bagi seseorang untuk bisa meraih dunia dan akhirat. Demikian diulasn Imam Syafi’I rahimahullah:

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ

“Barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka hendaknya dengan ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) akhirat, maka hendaknya dengan ilmu,” (Manaqib Asy Syafi’i, 2/139).

BACA JUGA: Kisah Wanita Hitam yang Spesial di Mata Rasulullah

Dari kisah Nabi Sulaiman ‘alahissalam bisa didapat pelajaran bahwa untuk meraih harta dan kekuasaan, idealnya adalah dengan ilmu. Karena saat seseorang yang berilmu memiliki harta dan kekuasaan, maka dengan ilmunya itu ia memiliki kesadaran hati dan pikiran untuk dapat mengendalikan harta dan kekuasaannya.

Sebaliknya, jika seseorang yang tidak berilmu memiliki harta dan kekuasaan, niscara ia justru akan dikendalikan oleh harta dan kekuasaannya karena dorongan hawa nafsu yang menguasainya.

Ilmu dalam konteks ini adalah ilmu yang membuat pikiran dan hatinya penuh dengan cahaya kebenaran (nur). Karena ilmu adalah nur (العلم نور) yang membuat seseorang memiliki kesadaran dan akhlak mulia untuk mengetahui mana yang baik dan buruk, mana yang benar dan salah.

Karena kenyataannya, banyak orang yang pintar tapi sesungguhnya bodoh (jahil). Ia pintar tapi tidak berilmu, karena hawa nafsu lebih menguasainya.

BACA JUGA: Jangan Lupakan! Baca Doa Mustajab Ini Saat Terbangun Tengah Malam

Orang bodoh yang tidak berilmu dan dikuasai hawa nafsunya memiliki daya rusak yang luar biasa. Dampaknya akan sangat fatal, tidak hanya merusak dirinya tapi juga merusak orang-orang di sekelilingnya dan lingkungan di sekitarnya.

Maka ketahuilah, bahwa memiliki ilmu merupakan karunia yang luar biasa dari Allah Ta’ala, sementara bodoh adalah musibah yang nyata. Demikian dawuh ulama Salaf:

خَيْرُ الْمَوَاهِبِ الْعَقْلُ، وَشَرُّ الْمَصَائِبِ الْجَهْلُ

“Anugerah Allah yang terbaik adalah akal, seburuk-buruknya musibah adalah kebodohan”.

Wallahu a’lam bish shawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here