Perlukah Ganti Istri?

348

Oleh: A. Hamid Husain (Alumni Pondok Modern Gontor, King Abdul Aziz University, dan Ummul Qura University)

Semua orang mendambakan rumah tangga yang penuh curahan SAMARASA, yaitu Sakiinah, Mawaddah, Rahmah, dan Sa’aadah.

Memang tidak mudah, perlu pasangan yang mampu mengabaikan kekurangan masing-masing dan menghargai kelebihan masing-masing. Tidak ada manusia yang sempurna, setiap orang punya kelebihan dan kekurangan.

Untuk mewujudkan rumah tangga yang SAMARASA, jika perlu, ganti Istri! Tapi, itu jika istri kita adalah wanita yang rajin MENGELUH, suka menceritakan kekurangan dan rahasia rumah tangga kepada orang lain, minus beribadah dan bersyukur.

BACA JUGA: Cara Bersyukur di Usia 60 Tahun ke Atas

TRUE STORY:

1- Nabi Ibrahim AS dikenal sebagai bapaknya para nabi karena keturunannya banyak yang diangkat menjadi nabi dan rasul.

Al-Quran menyebut nama Nabi Ibrahim sebanyak 69 kali. Beliau termasuk rasul Ulul Azmi bersama Nabi Nuh, Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Muhammad ﷺ.

Ketika Makkah belum dihuni manusia, wilayah ini tandus dan tidak ada sumber dan mata air.

Di sinilah Nabi Ibrahim AS meninggalkan istrinya Sayyidah Haajar bersama putranya Isma’il yang masih bayi. Sayyidah Haajar memilih tempat tinggalnya di dekat Ka’bah.

Di tengah gersangnya Makkah kala itu, Allah SWT menganugerahkan air suci yang keluar dari perut bumi sehingga Ibunda Haajar bisa menyusui putranya Isma’il dan menggunakan air itu sebagai penghidupan mereka. Inilah awal mula munculnya mata air Zamzam yang dibendung oleh Sayyidah Haajar.

Ketika Isma’il tumbuh dewasa dan menikah, Ibunda Haajar wafat.

BACA JUGA: Manfaatkan Umur, Jangan Menyesal

2- Pada suatu ketika, Nabi Ibrahim AS datang lagi ke Mekkah untuk mengunjungi anaknya Isma’il. Ketika itulah , Nabi Ibrahim AS memerintahkan Isma’il untuk MENCERAIKAN ISTRINYA bernama ‘Amarah binti Sa’ad Bin Usaamah.

Pada Hadits Abu Jahm disebutkan bahwa istrinya bernama Bintu Shada, namun ada pula yang menyebutkan namanya adalah Jaddi Binti Sa’ad.

Ada apa disuruh menceraikan istrinya ?

3- Inilah kisah nyatanya:

Ketika Nabi Ibrahim AS datang ke Makkah dan melihat rumah Isma’il, saat itu Isma’il sedang tidak berada di rumah. Ia sedang pergi berburu.

Nabi Ibrahim pun menemui istri Isma’il dan bertanya ke mana suaminya dan bagaimana pekerjaannya.

Maka istri Isma’il MENGELUH menceritakan bahwa suaminya pergi mencari nafkah, berburu untuk kehidupan mereka yang sangat sulit, miskin dan tidak punya apa-apa. Makanan dan air pun tidak ada.

BACA JUGA: Bermula Karena Buruk Sangka

Nabi Ibrahim AS berkata kepadanya:

فاذا جاء زوجك فأقرئي عليه السلام و قولى له يغير عتبة بابه

“Apabila suamimu datang, sampaikan salam dariku dan katakan agar ia “MENGGANTI PALANG PINTU” rumahnya”.

Nabi Ibrahim AS pun segera pergi meninggalkan istri Ismail. Tatkala Isma’il telah datang, ia seakan merasakan sesuatu, maka ia bertanya kepada istrinya. Istrinya lalu bercerita: “Tadi ada orang tua datang, menceritakan ciri-ciri orang tua itu.

Orang tua itu bertanya tentang engkau dan kondisi rumah tangga kita, dan aku ceritakan kepadanya kondisi kita yang sangat miskin dan sulit tidak punya apa-apa. Saya katakan bahwa makanan dan air saja pun tidak ada.

“Setelah orang sepuh itu mendengar semua keluhan saya, orang tua itupun pergi dan menitip salam untukmu dan mengatakan agar engkau segera MENGGANTI PALANG pintu rumahmu,” kata istri Isma’il.

BACA JUGA: Jika Hujan Bukan di Musim Hujan, Pertanda Apa?

Maka Isma’il pun berkata:

ذاك أبى وقد امرنى ان أفارقك. الحقى باهلك

“Dia adalah ayahku, dan engkaulah yang dimaksud dengan PALANG PINTU itu. Maka kembalilah engkau kepada orangtuamu”. Isma’il menceraikan istrinya seketika itu juga.

4- Kemudian Isma’il menikah lagi dengan wanita lain bernama Samah binti Muhalhil bin Sa’ad, ada pula yang menyatakan bahwa nama istri keduanya adalah ‘Atikah.

Setelah itu, Nabi Ibrahim AS datang lagi berkunjung kepada putranya Isma’il, dan Isma’il juga kebetulan sedang pergi berburu, tidak di rumah.

Maka Nabi Ibrahim AS menemui istri baru Isma’il dan bertanya tentang Isma’il. Istri barunya Ismail ini, berbicara banyak bersyukur kepada Allah SWT dan juga menceritakan kebaikan suaminya Ismail.

Nabi Ibrahim AS juga menanyakan tentang kehidupan rumah tangga mereka dan tentang pribadi Isma’il.

Istri Ismail menceritakan bahwa kehidupan mereka penuh dengan kebahagiaan, penuh nikmat dan kebaikan.

Istri Nabi Isma’il itu adalah seorang wanita yang selalu bersyukur kepada Allah dan juga kepada suaminya.

BACA JUGA: Pilih Pemimpin yang Baik

Kemudian Nabi Ibrahim berkata kepadanya:

فاذا جاء زوجك فاقرئي عليه السلام ومريه يثبت عتبة بابه

“Jika suamimu datang, sampaikanlah salam saya kepadanya dan katakan kepadanya agar ia menjaga dan memperkuat PALANG PINTU rumahnya.”

Setelah itu, Nabi Ibrahim pun segera pulang. Tatkala Isma’il pulang, ia bertanya kepada istrinya: “Apakah tadi ada yang mengunjungimu?”

Istrinya menjawab: “Iya, tadi datang seorang tua”, sambil menjelaskan ciri-cirinya.

Isma’il bertanya: “Apakah ada sesuatu yang ia katakan kepadamu?”

Istrinya menjawab: “Dia bertanya kepadaku tentang dirimu, dan aku pun menceritakannya. Dan ia bertanya pula tentang kehidupan kita, aku pun sampaikan bahwa kita berada dalam keadaan penuh kenikmatan dan kebahagiaan, seraya aku mengucapkan syukur memuji Allah SWT”.

Isma’il bertanya lagi: “Kemudian apalagi yang ia katakan?”

Istrinya menjawab: “Ia menitipkan salam untukmu dan memerintahkannmu untuk MENJAGA, MEMPERTAHANKAN dan MEMPERKUAT PALANG PINTU rumahmu.”

Isma’il lantas berkata: “Dia adalah ayahku, dan engkau adalah palang pintu itu. Ia memerintahkan agar aku tetap mempertahankanmu sebagai istriku.” (Hadits Sahih Riwayah Al-Imam Al-Bukhari No. 3364).

BACA JUGA: Minimal Baca Al-Faatihah dan Ayat Kursi

POINTERS:

1- Sumber ketegangan, ketidak-harmonisan dan huru-hara rumah tangga, adalah istri yang rajin mengeluh dan menceritakan rahasia rumah tangga kepada orang dan minus bersyukur.

2- Banyak berkeluh kesah kepada manusia adalah perbuatan dosa.

3- Jangan suka menceritakan aib keluarga, rahasia rumah tangga kepada siapapun, apalagi kepada orang yang baru dikenal.

4- Bersyukur kepada Allah serta berterima kasih kepada manusia adalah akhlak yang terpuji.

5- Jika punya pasangan hidup, punya istri wanita baik, shalihah, tidak suka mengeluh, maka perbanyaklah bersyukur kepada Allah SWT.

6- Boleh menceraikan istri, jika istri adalah wanita yang hidupnya tidak pernah bersyukur, hanya selalu mengeluh dan mengeluh, dan suka menceritakan rahasia rumah tangga kepada orang lain serta suka mengadu.

Mari berdoa, agar Allah SWT menganugerahkan kita keluarga yang selalu SAMARASA. Dan Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk selalu eling mengingat Allah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik-baiknya pada Allah SWT.

اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here