Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-75)

VII. Nabi Ilyas, Ilyasa, Yunus, Penghancuran Haikal Sulaiman (Masjidil Aqsha), Bani Israel Terjajah dan Diperbudak Lagi.

417
Ilustrasi: Atas doa Nabi Ilyas, Allah memberikan api dari langit menyambar kurban di atas mezbah. (Sumber: manado.tribunnews.com)

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

Obaja kemudian menghadapkan Nabi Ilyas kepada rajanya. Ketika melihat Nabi Ilyas, Ahab lalu  menuduh Nabi Ilyas sebagai orang yang menjadi sebab bencana yang sedang menimpa kerajaan dan rakyat Israel. Namun Nabi Ilyas justru mengatakan bahwa bencana itu justru karena perbuatan Ahab dan istrinya yang telah membawa rakyat Israel memalingkan muka dan meninggalkan Allah dengan menyembah Ba’al, sehingga kemudian diadzab dengan kekeringan dan kelaparan.

Untuk membuktikan siapa yang benar, Nabi Ilyas kemudian meminta kepada Ahab agar dirinya diperhadapkan dengan imam-imam Ba’al dan Asyera yang diangkat dan diberi makan oleh Izebel yang jumlahnya mencapai 450 orang, dan ditunggunya di Gunung Karmel (Kurmul). Gunung Karmel adalah Gunung yang membentang dari laut Mediterania ke arah tenggara. Ahab tidak menangkap Nabi Ilyas, mungkin sangat yakin bahwa para imam yang akan dikerahkannya dapat mengalahkan Nabi Ilyas, sehingga akan ada alasan untuk menghukum Nabi Ilyas.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-74)

Ahab kemudian mengumpulkan seluruh imam Ba’al yang dimiliki Israel dan mengirimnya ke Gunung Karmel untuk menghadapi Nabi Ilyas. Peristiwa ini menjadi seperti Nabi Musa menghadapi para penyihirnya Mernepthah. Ahab kemudian mengumumkan kepada rakyat Israel sehingga rakyat berduyun-duyun ke puncak Gunung Karmel. Ketika rakyat telah berkumpul di Gunung Karmel, kesempatan tersebut digunakan oleh Nabi Ilyas untuk memperingatkan rakyat Israel yang kebanyakan keimanannya bercabang. Di satu sisi mengakui Allah, namun di sisi lain menyembah Ba’al.

Nabi Ilyas mengatakan bahwa hukuman Allah turun pada Bani Israel dalam bentuk kekeringan panjang dan kelaparan. Allah telah murka kepada Bani Israel. Nabi Ilyas juga mengingatkan, Allah telah menyelamatkan Bani Israel pada masa lalu, namun Bani Israel saat itu justru memalingkan muka dari Allah. Nabi Ilyas meminta agar Bani Israel menetapkan pilihannya, menyembah Allah atau menyembah Ba’al. Tapi dari Bani Israel tidak ada yang berani menjawab seruan Nabi Ilyas.

Dengan tidak adanya jawaban itu, Nabi Ilyas justru mengatakan bahwa dirinya akan sendirian menghadapi imam-imam Ba’al dan Asyera yang jumlahnya 450 orang dan para tentara Ahab yang mengawal para imam Ba’al tersebut. Sebagian Bani Israel yang hadir menjadi malu dengan perkataan itu.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-73)

Tidak lama kemudian datang Ahab bersama para imam kuil Ba’al Asyera. Ketika saling berhadapan, Nabi Ilyas meminta dua ekor lembu jantan. Setelah didapatkannya lembu tersebut, kemudian para imam Ba’al dimintanya memilih salah satu. Dimintanya para imam Ba’al memotong-motong lembu tersebut dan menaruhnya di atas kayu bakar, namun tidak boleh menaruh api pada kayu-kayu tersebut. Setelah itu para imam Ba’al diminta berdoa kepada Ba’al yang mereka sembah dari pagi hingga siang agar dibakarnya kayu tersebut oleh Ba’al sehingga potongan-potongan lembu di atasnya dapat dibakar. Setelah waktu untuk para imam Ba’al habis, Nabi Ilyas akan melakukan hal yang sama dengan berdoa kepada Allah.

Ternyata, sampai siang hari kayu juga tidak bisa terbakar. Nabi Ilyas memberikan tambahan waktu kepada para imam Ba’al, namun juga mulai mengolok-olok para imam Ba’al agar lebih keras dan kuat dalam berdoa. Para imam Ba’al yang tersinggung dan malu karena dilihat orang banyak penduduk Israel, terus berusaha keras sehingga mulai ada yang melukai tubuhnya sendiri dengan pedang. Namun sampai malam hari kayu tersebut tidak dapat terbakar.

Ketika para imam Ba’al sudah jauh melampaui waktu yang diperuntukkan bagi mereka dan tidak berhasil, kemudin Nabi Ilyas meminta Bani Israel untuk mendekat kepadanya. Nabi Ilyas meminta bantuan mereka membuat mezbah untuk kurban bakaran dengan menyusunnya dari dua belas batu sebagai simbul dari dua belas suku Bani Israel. Bahwa Tuhan dua belas Bani Israel adalah Allah. Di atas mezbah kemudian ditaruh kayu bakar dan potongan-potongan daging lembu. Lalu Bani Israel dimintanya menyiram air berkali-kali sehingga bukan hanya kayu dan mezbah-nya yang basah, bahkan tanah di sekeliling mezbah sampai menjadi berair.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-72)

Setelah itu, Nabi Ilyas berdoa kepada Alllah memohon agar menurunkan apinya membakar kayu dan daging bakaran tersebut, karena hanya Allah lah yang dapat membuat Bani Israel bertaubat dan kembali kepada ajaran Allah. Tidak lama kemudian, turun petir membawa api dari langit menyambar mezbah, kayu bakar dan kurban bakaran tersebut bahkan menyambar seluruh air di sekeliling mezbah hingga akhirnya menjadi kering kembali. Mukjizat dari Allah kepada Nabi Ilyas untuk mengembalikan keimanan tauhid rakyat Israel Samaria yang seketika bersujud dan bertaubat atas kesalahan mereka. Sedang Ahab dan tentaranya ketakutan melihat mukjizat Nabi Ilyas kemudian meninggalkan tempat tersebut.

Para imam Ba’al semakin takut melihat kepergiaan Ahab. Namun mereka tidak dapat pergi karena Nabi Ilyas kemudian memerintahkan Bani Israel menangkap para imam Ba’al yang telah menyesatkan mereka dan menghukum mati mereka semua di sungai Kison. Setelah itu Nabi Ilyas menyuruh rakyat Israel Samaria cepat-cepat pulang karena tidak akan lama lagi akan turun hujan yang sangat deras mengakhiri kekeringan panjang hukuman Allah pada Bani Israel.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here