Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-71)

453
Lukisan Dewa Molokh. (Sumber: wikipedia)

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

Dibuatnya dua berhala lembu emas dan mezbah tempat pengurbananan, yang satu diletakkan di bukit di Betel dan yang satunya diletakkan di bukit di wilayah suku Dan. Yerobeam juga membangun kuil pemujaan berhala lembu emasnya sendiri.

Yerobeam juga mengangkat imam-imam peribadatan dari orang-orang yang mendukungnya namun bukan dari suku Lewi serta menentukan hari raya agama barunya sendiri. Peletakan berhala dan pembunganan kuil di betel sekaligus sebagai penanda batas dengan wilayah kerajaan Yudea. Kerajaan Israel tenggelam lagi pada penyembahan berhala.

Sedang wilayah sekitarnya ketika melihat terpecahnya kerajaan Israel, kemudian Hadad merebut kembali Kerajaan Edom langsung melepaskan diri dari kontrol Rahbeam maupun Yerobeam, demikian pula Rezon bin Elyada di Damsyk segera melepaskan diri menjadi kerjaan sendiri. Dengan demikian di wilayah tersebut terdapat Kerajaan Tirus, Kerajaan Israel dan Kerajaan Yudea serta Kerajaan Edom dan Aram yang muncul menjadi kerajaan baru. Kerajaan Israel wilayahnya masih meliputi wilayah suku Manasye di timur sungai Yordan yang awalnya adalah wilayah suku Amon.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-70)

Melihat langkah Yerobeam ini, orang-orang saleh Israel segera memisahkan diri dari Yerobeam bahkan mengkutuk Yerobeam dan keluarganya karena telah menyembah berhala. Kekhawatiran Yerobeam terbukti bahwa para imam dan orang-orang shalih di negerinya pasti menentang langkahnya tersebut. Namun dia tetap pada pendiriannya dan memerintah kerajaan Israel dengan menciptakan agama, kuil dan berhala lembu emasnya sendiri.

Yerobeam cukup lama hidup dalam pengungsian di negeri Mesir. Di negeri para paraoh tersebut, ketika dalam perlindungan kerajaan Mesir sangat mungkin dirinya ikut menyembah dewa dewa Mesir. Oleh karena itu, ketika dia diangkat menjadi raja pertama kerajaan Israel baru, tiba-tiba membuat kebijakan yang mengejutkan Bani Israel, yaitu menghidupkan kembali penyembahan lembu emas untuk mencegah rakyatnya ke Yerusalem untuk beribadat di Haekal Sulaiman.

Sisa-sisa ingatan Bani Israel tentang lembu emas yang dibuat oleh Samiri tentu masih ada. Kitab 1 Raja-Raja menginformasikan bahwa sejak itu sering terjadi konflik antara orang-orang shalih dengan raja-raja Israel baru.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-69)

22. Tidak ada negeri seperti kerajaan Nabi Sulaiman.

Tidak ada yang mengetahui bagaimana Nabi Sulaiman meninggal, dan Nabi Sulaiman pun tidak memberikan wasiat apapun kepada keturunannya tentang kerajaan Israel harus dipimpin oleh siapa dan harus dipimpin bagaimana. Tidak diketahui apakah Nabi Sulaiman memilih sendiri cara kematiannya atau malaikat maut datang secara tiba tiba kepadanya yang langsung mencabut nyawanya tanpa memberi kesempatan kepada Nabi Sulaiman untuk memberikan wasiat tentang kerajaannya.

Mungkin cara kematian Nabi Sulaiman adalah efek dari doanya dimana dengan doa itu Nabi Sulaiman memegang seluruh kekuasaan negara dan agama serta sebagai penghakim keadilan. Suatu model kekuasaan yang berat pada masa itu. Nabi Sulaiman sebelum meninggal mungkin juga kesulitan mencari pewaris kerajaannya yang memenuhi kualifikasi untuk menjadi raja sehingga tidak bisa memberikan wasiat tentang kerajaannya. Ternyata anugerah Allah yang diberikan kepada beliau menjadi sesuatu yang sangat berat apabila di berikan kepada orang lain.

Terdapat doa Nabi Sulaiman yang menggambarkan keadaan kekuasaan dan kepemimpinan negerinya dibanding dengan negeri negeri sebelum maupun sesudah masa Nabi Sulaiman. Doa tersebut diabadikan dalam QS. Shad 35 yaitu: “Dia (Sulaiman) berkata, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapapun setelahku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Pemberi”.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-68)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here