Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-71)

459
Lukisan rakyat Yudea dengan dipimpin Raja Asa merobohkan berhala berhala Molokh dan Asyitoret di wilayah Yudea. (Sumber: WordPress.com)

Doa seperti ini tidak pernah diucapkan sebelumnya oleh Nabi Dawud maupun nabi-nabi sebelumnya. Doa yang sangat mungkin hasil dari suatu perenungan yang panjang. Nabi Sulaiman adalah nabi yang diberikan anugerah ilmu keadilan sehingga Nabi Sulaiman terkenal sebagai raja yang adil.

Selain itu Nabi Sulaiman diberi mukjizat yang langka yang tidak dimiliki oleh nabi-nabi lainnya, seperti mengendarai angin, dapat berbicara dengan binatang, dapat memerintah jin dan setan untuk bekerja bagi kepentingan Nabi Sulaiman, mempunyai hamba-hamba yang luar biasa sehingga mampu memindahkan singgasana ratu Balqis dari Saba’ ke Yerusalem lebih cepat dari kedipan mata, dan lain lain. Dengan mukjizat seperti itu tidak akan ditemui pewaris yang memadai. Penggantinya pasti menemui kesulitan untuk mempertahankan kerajaannya karena tidak mungkin ada keturunannya yang mempunyai kualitas seperti dirinya.

Doa tersebut ternyata sangat berat ketika di letakkan pada sejarah Bani Israel. Setelah Nabi Sulaiman pergi, kerajaannya langsung berubah. Dalam waktu singkat terpecah menjadi dua yaitu kerajaan Israel di pimpimpin Yerobeam berkedudukan di Sikhem dan kerajaan Yudea atau Yehuda dipimpin Rehabeam berkedudukan di Yerusalem dan kekuasaan kerajaan atas wilayah Edom dan wilayah Aram langsung terlepas.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-67)

Bukan hanya kerajaan saja yang berubah dan terpecah, tapi bahkan ajaran tauhidpun diabaikan. Kerajaan Israel yang dipimpim Yerobeam, menciptakan agamanya sendiri dengan membuat sesembahan berupa berhala lembu emas dan mendirikan dua kuil lembu emas yaitu di perbatasan utara kerajaan dan di perbatasan dengan negeri Yudea, agar rakyatnya tidak pergi ke Yerusalem melakukan ibadah di Haikal Sulaiman.

Sedang di kerajaan Yudea, yang dipimpin Rehabem yang anak Nabi sulaiman dari wanita suku Amon yaitu Naama justru mengikuti agama ibunya yang menyembah berhala suku Amon yaitu Milkom dan mengikuti tata cara peribadatan berhala Milkom yang juga dikenal dengan nama Molokh atau Molekh yaitu dewa lembu betina yang selalu harus diberikan kurban nyawa anak anak.

Berhala berhala Milkom ditempatkan dipuncak bukit dibawah pepohonan rimbun. Sedang Istri Rehabeam yaitu Maakha wanita dari Sidon menyembah berhala Asyera. Dengan demikian di Yudea terjadi pertentangan antara Rehabeam dengan para imam Haikal Sulaiman, yang hal itu semakin memperlemah dukungan rakyat Yudea kepada Rehabeam.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-66)

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa sangat mungkin semasa hidupnya Nabi Sulaiman memberikan kebebasan kepada istri-istrinya yang bukan dari Bani Israel tetap memeluk agamanya masing masing. Atau istri-istri Nabi Sulaiman menyembunyikan keyakinan aslinya dan ketika Nabi Sulaiman meninggal para istrinya kembali kepada penyembahan berhala sesuai berhala kusukuan masing-masing sedang anak-anaknya dari istri bukan dari Bani israel mempunyai kebebasan memilih agamanya. Hal tersebut juga mungkin disebabkan praktik ajaran Taurat sangat bersifat Bani Israel sentris.

Pada masa raja Rehabeam ini, Shesnoq raja Mesir mengerahkan tentaranya akan menyerang Yerusalem. Tidak ada kisah perlawanan dari kerajaan Yudea. Rehabeam berdamai namun harus membayar pada Mesir dengan mengambil banyak harta perbedaraan istana dan harta Haekal Sulaiman. Bahkan peralatan perangpun dijadikan alat untuk membayar perdamaian dengan Mesir. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan Mesir telah pulih kembali.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-65)

Ketika Rehabeam di gantikan oleh anaknya yaitu Abiam, raja Yudea ini melanjutkan kebijaksanaan bapaknya. Penyembahan berhala di Yerusalem terus berlanjut, meskipun para imam Haikal Sulaiman juga tetap menyelenggarakan peribadatannya sendiri. Pada masanya terjadi peperangan antara Yudea dengan Israel baru, namun peperangan tersebut tidak merubah apapun pada dua kerajaan ini.

Kitab 1 Raja-Raja 15 mengkisahkan, baru setelah cicit Raja Sulaiman menjadi raja, yaitu raja Asa bin Abiam, semua berhala di Yudea di runtuhkan, dirobohkan dan musnahkan di bakar di lembah Kidron. Ajaran tauhid kembali dilaksanakan seperti masa raja Sulaiman.

Itu sebabnya mengapa kemudian ajaran tauhid lama kelamaan kemudian disebut dengan agama yahudi, karena memang pusatnya di wilayah Yudea atau Yehuda yang dipeluk oleh kaum Yahudi, sedang kerajaan Israel baru tetap dalam penyembahan berhala lembu emasnya. Pada masa raja Asa, kepemimpinan dalam menjalankan ajaran Taurat diserahkan sepenuhnya kepada para imam Haikal Sulaiman dari suku Lewi.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here