Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-24)

III. Nabi Ya’qub dan Nabi Yusuf.

500
Ilustrasi Nabi Yusuf saat bertemu dengan saudara-saudaranya.

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

B. Nabi Yusuf di Mesir.

8. Pertemuan dengan saudara.

Kekeringan panjang ternyata tidak hanya menimpa negeri Mesir, namun juga menimpa sebagian wilayah Afrika yang menjadi sumber dari hulu sungai Nil sehingga mengakibatkan air tidak mengalir dan sungai Nil dengan sangat cepat menjadi kering karena sebagian airnya mengalir ke laut. Kekeringan akibat kemarau panjang juga menimpa hingga wilayah Kanaan, termasuk menimpa wilayah Hebron dimana Nabi Ya’qub dan anak cucunya bermukim.

Kitab Kejadian mengisahkan, keberhasilan Mesir mengatasi kekeringan sudah terdengar ke banyak negeri, sehingga berbondong-bondong kafilah dagang dari banyak negeri datang ke Mesir untuk membeli gandum. Ternyata gandum persediaan lumbung Mesir sangat besar dan berlebih untuk kebutuhan penduduknya selama 7 tahun, sehingga dapat membantu penduduk lain negeri.

Nabi Ya’qub dan anak-anaknya juga mendengar jika Mesir mempunyai persediaan gandum yang besar. Juga mendengar bahwa raja Mesir dan bendahara negerinya adalah orang yang bijaksana sehingga mau membantu orang-orang dari negeri lain yang tertimpa bencana kekeringan.

Bendahara Mesir membuat kebijakan bantuan gandum berdasarkan jumlah keluarga. Ketika gandum dan bahan-bahan makanan lainnya juga mulai menipis akibat kekeringan, Nabi Ya’qub meminta anak-anaknya agar pergi ke Mesir untuk membeli gandum.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-23)

Semua anaknya disuruh pergi, kecuali Ben Yamin. Oleh karena itu, semua anaknya disuruh pergi dan diperintah menceritakan tentang jumlah keluarga yang ditinggal di perkampungan. Nabi Ya’qub juga membekali dengan harta yang akan ditukar dengan gandum.

Sekitar 40 hari perjalanan ke Mesir. Anak-anak Nabi Ya’qub ini sempat berkeliling di ibu kota Mesir saat itu, yaitu Memphis, kemudian baru menuju kompleks istana Raja yang menjadi pusat distribusi gandum. Ketika Nabi Yusuf mendapat laporan bahwa ada kafilah dari Hebron berniat membeli gandum, kemudian pegawai istana diperintahkan memanggil kafilah Hebron itu, karena dirinya ingin menjamunya.

Tentu anak-anak Nabi Ya’qub menjadi heran ketika diberi tahu bahwa Al-Azis ingin menemui. Mereka kemudian diantar ke ruang pertemuan. Lantas, Nabi Yusuf mengintip siapa yang datang tersebut. Hati Nabi Yusuf bergetar ketika tahu bahwa yang datang adalah saudara-saudaranya. Namun ditahan rasa rindunya kepada saudara-saudaranya yang dahulu telah mencelakainya itu. Disadarinya Allah telah menjadikan peristiwa itu sebagai jalan kenabiannya.

Nabi Yusuf mendengarkan apa saja yang diperbincangkan oleh saudara-saudaranya yang penuh keheranan sekaligus ketakutan dengan undangan tersebut. Mereka berbincang apakah ada yang berbuat salah di antara mereka. Nabi Yusuf, tersenyum mendengarkan perbincangan saudara-saudaranya itu.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-22)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here