Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-19)

III. Nabi Ya’qub dan Esau.

515
Edomites, rumah gua suku edom di Seir. Suku Edom bercampur dengan sisa kaum Tsamud yang lebih dahulu berada di Seir dan kemudian menjadi semakin besar lagi setelah bercampur dengan suku Amon, Moab, Nabathean dan Kedar. Sekarang wilayah rumah gua batu di Petra, Yordania. (INSERT: Agus Mualif Rohadi di lokasi wisata Petra, Yordania)

9. Bangsa Edom keturunan Esau.

Esau mempunyai tiga istri: perempuan Kana’an dari suku Het yaitu Ada binti Elon, perempuan dari suku Hewi yaitu Oholibama binti Ana binti Zibeon, serta Basmat binti (Nabi) Ismael. Dari Ada lahirlah Elifas, dari Basmat lahir Rehuel dan dari Oholibama lahir Yeush, Yaelam, dan Korah.

Karena ternak Esau semakin lama semakin banyak dan tempat yang tersedia tidak lagi mencukupinya, sedang dirinya bukan pemegang hak kesulungan dari Nabi Ishaq, maka kemudian Esau membawa istri dan seluruh keluarganya mencari tempat tinggal lain. Akhirnya menetap di pegunungan Seir, sehingga wilayah itu kemudian dikenal dengan wilayah Esau yang lambat laun lebih dikenal dengan Edom dan ketika keturunannya menjadi semakin banyak kemudian dikenal dengan nama suku atau bangsa Edom.

Di pegunungan Seir atau Al-Hijr yang memanjang hingga ke wilayah Hejaz, tepatnya di Wadi Al-Qura sebelumnya pernah bermukim kaum Nabi Shalih yaitu kaum tsamud, yang membuat rumah-rumahnya dengan memahat bukit batu dimana tempat pemukimannya juga dikenal dengan nama Madain Shalih. Dengan karakteristik lingkungan alam yang sama, suku Edom membuat permukiman seperti di Madain Saleh.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-14)

Sangat mungkin tidak jauh dari pemukiman suku Edom terdapat pemukiman dari kaumnya Nabi Shalih. Jadi sangat mungkin bangsa Edom menempati bekas pemukiman kaum Nabi Shalih dan kemudian memperluasnya sesuai kebutuhan mereka.

Di tanah perbukitan yang selamat dari adzab dan berpindah pemukiman di wilayah tersebut. Mereka akhirnya berbaur dengan keturunan Edom, membangun pemukiman baru di wilayah tersebut.

Oleh karena itu, Esau dalam waktu singkat dapat menjadi kepala wilayah dengan jumlah penduduk yang besar. Sehingga ketika Esau mendatangi Nabi Ya’qub diikuti oleh sekitar 400 orang pengikutnya. Beberapa ratus tahun kemudian suku Edom lambat laun bercampur dengan suku-suku keturunan anak Nabi Luth, yaitu suku Moab dan suku Amon, mendiami wilayah yang lebih luas lagi.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-13)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here