Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-19)

III. Nabi Ya’qub dan Esau.

514
Makam Rahel di Bethlehem Municipality, dibangun pada masa kekhalifahan Utsmani.

Bahkan sekitar seribu tahun kemudian percampuran suku Edom dengan suku Moab ini lambat laun bercampur dengan suku Arab, yaitu suku Nabathean keturunan Nabit atau Nabaioth anak pertama Nabi Ismael dan suku Kedar (Qaidar, anak kedua Nabi Isamil) yang sekarang menjadi wilayah negara bangsa Yordania. Tempat tinggal suku Edom dan pencampurannya ini sekarang dikenal sebagai Petra.

Memperhatikan kisah Nabi Ya’qub hingga bermukim kembali di Hebron, di wilayah Kana’an kuno belum terbentuk kerajaan yang menyatukan seluruh wilayah. Di wilayah pemukiman dalam lintasan perjalan rasul baru terbentuk pemukiman pemukiman kesukuan-kesukuan kecil dengan dipimpin kepala kepala suku.

Sedang di Mesopotamia, saat itu telah berkuasa Kerajaan Isin dinasti raja-raja Amori di kota Larsa yang letaknya di dekat kota Uruk. Saat itu, Babilon masih merupakan desa atau pemukiman kecil di tepi sungai Eufrat. Kerajaan yang terbesar saat itu adalah kerajaan Mesir periode Kerajaan Tengah pertama, dinasti kedua belas raja kedua yaitu Senusret I yang memerintah tahun 1971 SM-1926 SM.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-12)

Ketika Nabi Ibrahim dan Nabi Ishaq masih hidup, pasti memberikan pengajaran tentang wahyu yang telah kedua Nabi terima tersebut kepada Esau dan Nabi Ya’qub, meskipun secara lisan karena saat itu ilmu baca tulis belum dikuasai. Tidak diketahui secara pasti apakah semua wahyu yang diterima oleh Nabi Ibrahim dalam bahasa Akaddia ataukah juga ada yang berbahasa kana’an kuno.

Di Mesir, Nabi Ibrahim selama lima tahun juga berdakwah kepada para pengungsi yang bukan hanya dari suku-suku Kana’an kuno tetapi juga suku-suku lainnya. Sedang Al-Quran menjelaskan bahwa semua nabi dan rasul mendapatkan wahyu dalam bahasa kaumnya.

Ketika di Uruk, bangsa Akkadia telah mengenal tulisan meskipun masih sangat terbatas dan yang menguasai tulisan hanya beberapa orang di lingkungan istana kerajaan. Tulisan belum menjadi kebutuhan umum.

Dalam masalah bahasa, sampai saat ini belum bisa ditelusuri dalam bahasan apa wahyu yang diterima Nabi Ibrahim selama di Uruk, kemudian di wilayah Kana’an, Mesir dan di Bakkah. Demikian pula belum diketahui dalam bahasa apa wahyu yang diterima Nabi Ishaq dan Nabi Ismail.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here