Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-103)

VII. Nabi Ilyas, Ilyasa, Yunus, Penghancuran Haikal Sulaiman (Masjidil Aqsha), Bani Israel Terjajah dan Diperbudak Lagi.

468
Masjid Nabi Danil di Alexandria, Mesir. Di bagian dalam masjid, di bawah tangga terletak makam Nabi Danil, sedangkan di depannya sebelah kanan terdapat makam Luqman. (Foto koleksi pribadi)

Siapapun yang melanggar aturan itu akan dimasukkan ke gua singa. Peraturan yang diusulkan para penasihat itu untuk menyingkirkan Nabi Danil. Usul tersebut diterima raja, dan kemudian diumumkan pada seluruh masyarakat.

Mendengar adanya aturan itu, Nabi Danil kemudian mengurung dirinya di dalam rumah, karena aturan itu membahayakan jiwanya. Namun para penasihat raja secara sembunyi sembunyi memerintahkan orang untuk mengawasi perbuatan Nabi Danil selama dirumahnya, dan didapati bahwa dalam sehari tiga kali Nabi Danil memanjatkan doa kepada Allah.

Perbuatan Nabi Danil itu kemudian dilaporkan kepada raja oleh para penasihatnya. Darius menjadi sadar bahwa aturan itu diusulkan untuk menyingkirkan Nabi Danil. Tetapi aturan telah dibuat raja. Ketika Darius berusaha menolong dengan mencari jalan keluar atas peraturan tersebut langsung diprotes oleh para penasihatnya.

Tidak ada lagi jalan keluar, kemudian Nabi Danil dipanggilnya menghadap raja. Darius mengatakan bahwa Allahmu mudah mudahan menolongmu. Setelah itu Nabi Daniel di lemparkan ke dalam gua singa. Darius tidak dapat tidur semalaman atas peristiwa tersebut.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-99)

Pagi-pagi, Darius dan pengawalnya menuju gua singa untuk melihat bagaimana keadaannya. Sampai di gua tersebut, dengan suara gemetar Darius berteriak memanggil Nabi Danil berharap yang dipanggilnya masih hidup.

Ternyata ada jawaban dari Nabi Danil bahwa singa singa itu mulutnya telah ditutup oleh Allah dan singa tersebut sama sekali tidak menyentuh dirinya. Darius kemudian memerintahkan menarik Nabi Danil keluar dari gua tersebut, lalu dibawanya kembali ke istana.

Raja kemudian memanggil para penasihatnya yang mengusulkan membuat aturan tersebut. Mereka kemudian dimasukkan ke dalam gua singa yang langsung disantap habis oleh singa singa tersebut.

Darius kemudian mengumumkan kepada seluruh rakyatnya larangan mengganggu ibadah kaumnya Nabi Danil dan menghormati Allahnya Nabi Danil. Setelah peristiwa ini, riwayat Nabi Danil terhenti, tidak diketahui lagi apa saja aktifitas Nabi Danil.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-98)

Ada beberapa versi akhir hidup dan tempat kubur Nabi Daniel. Maqam atau petilasan Nabi Danil cukup banyak tersebar di berbagai kota, antara lain di Irak yaitu di kota Babilonia, Kirkuk, Muqdadiyah, Mosul, juga terdapat di Iran yaitu di kota Susa dan Mala Amir, bahkan ada juga di Uzbekhistan yaitu di kota Samarkand dan di Mesir yaitu di kota Alexandria. Dari maqam maqam tersebut menunjukkan bahwa Nabi Danil adalah seorang Nabi perantau.

Kisah Nabi Danil tercatat pertama kali dalam kitab yang berbahasa ibrani karena dirinya berasal dari Yerusalem yang di bawa tentara Nebukadnezar ke Babilonia sebagai orang buangan yang diperbudak. Namun kitab Nabi Daniel pada kisah di gua singa tertulis pertama kali dalam bahasa Aram dan kisah tersebut terjadi pada masa raja Darius.

Peristiwa di gua singa menunjukkan dengan adanya raja baru yang berasal dari negeri Midia memunculkan ketidak sukaan dari para pejabat istana pada Nabi Danil yang dapat membahayakan jiwanya, apalagi umur Nabi Danil ketika sampai pada masa raja Darius pasti sudah tua yang sudah tidak lincah lagi.

Kitab Nabi Danil di gua singa berbahasa Aram menunjukkan bahwa sangat mungkin ketika di Persia tidak lagi nyaman bagi dirinya, Nabi Danil kemudian pergi ke Aram. Dalam perantauannya ke negeri Aram, kemudian menuliskan kisah gua singa di sana dalam Bahasa Aram.

Dari Aram kemudian Nabi Danil meneruskan perjalanan ke Mesir yang saat itu menjadi taklukan negara Persia. Darius juga pernah memerintahkan membangun sebuah terusan dari sungai Nil ke laut merah. Dengan adanya pembangunan itu sangat mungkin pula Nabi Danil ikut pergi ke Mesir, dan merantau sampai ke sebuah tempat yang di kemudian hari tempat tersebut di beri nama kota Alexandria.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here