Mengenal Thaif, Kota yang Sangat Subur

535

Oleh: H. Winarto AR bin Darmoredjo (Majelis Dakwah Edwin Az-Zahra)

Pesona kota Thaif yang indah dan sejuk membuat wisatawan khususnya jamaah haji maupun umrah ingin berkunjung ke lokasi tersebut.

Kota yang dikenal memiliki sejarah perjuangan syiar Nabi Muhammad ﷺ ini berada di antara pegunungan Asir dan pegunungan al-Hada. Thaif berjarak sekitar 80 kilometer dari Mekkah dan bisa ditempuh selama 1,5 jam jika menggunakan kendaraan.

BACA JUGA: Di Bumi Tak Dikenal, di Langit Sangat Terkenal

***

Kota Thaif adalah kota besar ketiga setelah Kota Makkah dan Madinah. Kota ini berada di sebelah tenggara Makkah yang berjarak sekitar 75 mil. Kota Thaif didiami oleh suku Tsaqif atau Bani Tsaqif menyimpan sejarah keislaman sebab Rasulullah ﷺ pernah mendatangi kota tersebut untuk berdakwah.

Sejarah Kota Thaif

Mengutip dari buku Sirah Nabawiyah karya Abul Hasan Ali al-Hasani an-Nadwi, nama Thaif diambil dari keberadaan pagar atau tembok yang mengelilingi kota tersebut. Kota Thaif dihuni oleh orang-orang kaya dan para pemuka kaum Quraisy yang membangun istana-istana di sana.

Namun, kekayaan yang melimpah tersebut justru mengakibatkan kerusakan moral masyarakat. Orang kaya yang tinggal di Kota Thaif dikenal gemar melakukan perbuatan riba, zina, dan meminum khamr.

Kota Thaif memiliki sumber air yang melimpah, tanah yang subur, pepohonan yang berbuah lebat sehingga di kota itu banyak pembuatan khamr atau minuman anggur. Keadaan tersebut masih ada dan berlangsung hingga sekarang.

BACA JUGA: Ketika Tahta dan Harta Belum Berhasil Diperoleh

Orang-orang dari suku Bani Tsaqif memegang kepemimpinan di Kota Thaif. Suku Bani Tsaqif juga menjadi salah satu suku terbesar di Jazirah Arab yang diakui kekuatan dan kekayaannya.

Di zaman Rasulullah ﷺ, orang-orang di Kota Thaif yang berasal dari suku Bani Tsaqif bermusuhan dengan kaum Quraisy dalam bidang spiritual dan sosial politik.

Kota Thaif pada saat itu menjadi tempat penyembahan Lata, yaitu patung yang disembah dan dijadikan tujuan ritual tahunan. Sementara itu, kaum Quraisy memandang patung Lata sebagai pesaing patung Hubal atau patung milik kaum Quraisy yang paling besar.

Keadaan penduduk kota Thaif kurang lebih hampir sama dengan penduduk Quraisy yang menyembah patung. Hal tersebut membuat Rasulullah ﷺ memilih Kota Thaif sebagai tujuan dakwahnya setelah ia dihina dan mendapat kekerasan dari kaum Quraisy di Makkah.

BACA JUGA: Prolog dan Epilog Keberadaan Manusia

Kisah Kedatangan Rasulullah ﷺ ke Kota Thaif

Dalam buku 114 Al-Qur’an Stories karya Vanda Arie, diceritakan bahwa kedatangan Rasulullah ﷺ ke Kota Thaif bertujuan untuk menyampaikan dakwah dan memohon perlindungan kepada suku Tsaqif dari tekanan yang beliau terima di Makkah.

Kedatangan Rasulullah ﷺ ke Kota Thaif untuk berdakwah bisa jadi disebabkan karena Kota Thaif merupakan pusat kekuatan dan kepemimpinan yang kedua setelah Makkah atau sebab paman-paman beliau berasal dari Bani Tsaqif.

Setelah tiba di Kota Thaif, Rasulullah ﷺ kemudian menemui tiga pembesar Bani Tsaqif, yaitu Mas’ud, Abdu Yalail, dan Habib. Beliau duduk bersama mereka dan mengajak mereka untuk beriman kepada Allah SWT.

BACA JUGA: Awalnya Menunda-nunda, Lama-lama Tidak Shalat

Ternyata, Rasulullah ﷺ justru menghadapi penolakan yang sangat keras dari suku Tsaqif. Mereka menghina Rasulullah, membujuk orang-orang bodoh dan budak-budak mereka untuk meneriaki beliau, kemudian melempari beliau dengan batu.

Zaid bin Haritsah, seorang sahabat yang menemani Rasulullah ke Kota Thaif, sudah berusaha melindungi beliau dari lemparan batu. Namun, batu tersebut tetap mengenai tubuh Rasulullah hingga berdarah-darah.

Rasulullah ﷺ bersama Zaid kemudian duduk beristirahat di bawah pohon kurma dalam keadaan menderita. Ternyata, apa yang ditemuinya di Kota Thaif jauh lebih berat daripada yang diterimanya dari orang-orang kafir Quraisy di Makkah.

Pada akhirnya, Zaid bin Haritsah bersama Rasulullah ﷺ kembali lagi ke Kota Makkah. Peristiwa itu menjadi awal pergerakan hijrah Nabi Muhammad ﷺ beserta sahabat dan penduduk muslim Makkah lainnya menuju Madinah.

BACA JUGA: Siapa Orang Paling Kaya?

Suku Tsaqif memeluk Islam

Dikemudian hari dkisahkan dalam buku Dakwah Rasulullah karya Prof. Dr. M. Yunan Yusuf, Penduduk Kota Thaif yang terdiri dari suku Tsaqif kemudian memeluk agama Islam sesudah Fathu Makkah, tepatnya setelah berakhirnya perang Hunain pada tahun kedelapan Hijriah.

Sejak saat itulah, Kota Thaif dan penduduknya dari suku Tsaqif menjadi kaum yanng beriman. Mereka melaksanakan ajaran Islam dengan ikhlas, tulus, dan sukarela.

Demikianlah sejarah Kota Thaif yang didiami oleh Suku Tsaqif. Kota Thaif sebagai kota yang subur dan sejuk semakin memperkuat posisi Islam sebagai agama yang membawa rahmat (rahmatan lil ‘alamin).

 


#Apakah engkau suka hatimu menjadi lembut dan mendapatkan hajatmu (keperluanmu)? Rahmatilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berikanlah makan kepadanya dari rezekimu, niscaya hatimu menjadi lembut dan niscaya kamu akan mendapatkan hajatmu.” (HR. ‘Abdurrazaq).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here