Memilih Pemimpin Bangsa dan Momen Kemenangan untuk Semua

494

Oleh: Dr. Muslich Taman (Pemerhati Sosial Keagamaan)

Helatan pesta demokrasi meniscayakan kompetisi dan persaingan keras antara para kandidat pemimpin bangsa untuk meraih simpati dan kepercayaan publik seluas-luasnya. Berbagai cara dan upaya telah dilakukan. Kerja keras dan kerja cerdas telah ditunjukkan.

Segala kekuatan dan instrumen yang dimiliki telah dikerahkan. Raga dan jiwa bersatu sepenuh waktu, mencurahkan ide dan gagasan, guna meyakinkan kepada seluruh anak bangsa, bahwa dia adalah yang terbaik. Yang paling kompeten mendapat mandat dan paling berpeluang menjadi pemenang.

Semua telah mengaku siap. Yakin yang paling layak. Tegas merasa paling pantas. Rela blusukan ke sana ke mari, di gang-gang sempit pemukiman. Berapi-api orasi di atas panggung, kuat di bawah terik menyengat, tegar bertahan di bawah guyuran hujan, menunjukkan semangat dan tekad bulatnya.

BACA JUGA: Mengenal Sosok Pejuang Pendidikan Indonesia

Di tengah macet jalan raya dan riuh gemuruh knalpot kendaraan, rela berjalan kaki membersamai simpatisan. Menyeberangi sungai, mendaki tebing dan gunung, berkampanye menemui rakyat yang dielu-elukan. Dengan harapan dapat simpati dan dukungan.

Sungguh, ini merupakan kerja keras yang luar biasa. Ibadah politik untuk menjadi pemimpin bangsa dengan jumlah penduduk hampir menembus angka tiga ratus juta jiwa. Bangsa besar bernama Indonesia, semoga Allah senantiasa menjaganya.

Setelah sekian lama berikhtiar maksimal, mengoptimalkan segala daya upaya, tiba saatnya masa tenang. Masa yang sebenarnya justru tidak tenang. Masa-masa gundah gulana, penuh gejolak dan cemas, antara harapan menang dan khawatir dikalahkan. Dan hari ini, tibalah saatnya menanti hasil akhirnya.

Apa pun hasilnya, semua harus siap menerima kenyataan. Menerima dengan ikhlas takdir pahit atau sebaliknya. Menerima apa pun keputusan Tuhan yang akan terjadi esok hari. Menerima dengan riang gemuruh takbir kemenangan, atau dengan istirja` dan ratapan kesedihan. Atau, mungkin biasa-biasa saja.

BACA JUGA: Tahun Baru dan Harapan Masa Depan Bangsa

Intinya, apa pun hasilnya terimalah dengan jiwa besar dan hati lapang. Semua, hendaknya terus menguatkan doa memohon petunjuk dan keteguhan keyakinan. Saatnya kokohkan jiwa dan tawakal kepada Allah SWT.

Untuk semua pendukung pasangan calon, jangan henti terus saling menghormati dan menjaga husnuzhan kepada saudara-saudara yang lain, yang mungkin berbeda pilihan. Bahwa pilihan manusia senantiasa nisbi. Mata, telinga, dan akal Bani Adam selalu terbatas.

Hanya Allah-lah yang Maha Tahu hakikat yang terbaik bagi setiap hamba-Nya, yang memiliki pengetahuan tak terbatas. Apa yang diyakini oleh seorang hamba baik, bisa saja kenyataannya buruk. Begitu juga sebaliknya.

Karena itu, hendaklah semua saling menghargai atas pilihan dan ijtihad saudaranya. Tetap saling mencintai dalam perbedaan dan ketidaksamaan yang ada. Silahkan puji sosok idola Anda sepuas hati, tapi jangan Anda hina dan rendahkan sosok yang tidak Anda idolakan.

Mungkin dia menjadi idola saudara Anda. Dan bisa saja pilihan saudara Anda itu lebih benar daripada pilihan Anda. Lebih-lebih, bila semuanya adalah saudara seiman dengan Anda. Maka, janganlah saling merendahkan!

BACA JUGA: Bocah Penjual Es yang Ingin Jadi Tentara

Allah berfirman, “Bisa jadi engkau membenci sesuatu padahal ia baik bagimu. Dan boleh jadi engkau mencinta sesuatu padahal ia buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan engkau tidak mengetahui,” (QS. Al-Baqarah: 216).

Di ayat yang lain, Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok),” (QS. Al-Hujurat: 11).

Mari semua saudara sebangsa… jangan lupa gunakanlah hak pilih Anda dengan penuh tanggung jawab. Pilihlah para calon pemimpin terbaik untuk bangsa ini. Yang terbaik diantara yang baik. Yang Anda yakini paling mampu membawa kepada kemaslahatan dunia dan akhirat Anda dan bangsa Indonesia.

Bismillah, niatkan itu sebagai ibadah politik Anda yang terkoneksi dan terintegrasi dengan ibadah-ibadah Anda lainnya.

Dengan paradigma seperti itulah, maka semua akan menjadi pemenang. Tidak ada satu pun yang kalah. Kemenangan satu pasangan calon, menjadi kemenangan bagi semua. Kemenangan bagi seluruh bangsa Indonesia. Wallahu a`lam bish shawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here