Bedanya Kedudukan Kucing dalam Peradaban Islam dan Eropa

2947
Kucing dalam Islam (Foto: Istimewa)

Muslim Obsession – Siapa yang tidak tahu kucing? Hewan berbulu lembut dan lucu ini sangat menggemaskan bagi sejumlah orang. Kucing sering menjadi hewan peliharaan favorit karena sifat mereka yang terbilang jinak dan manja.

Kecintaan manusia dengan hewan berkumis mirip harimau ini, terbilang erat. Tidak sedikit dari mereka yang menyukai kucing, rela merogoh kocek dalam-dalam untuk biaya perawatan hewan kesayangannya itu. Tapi tahukah, kucing memiliki sejarah yang amat mendalam.

Dalam peradaban Islam, kucing diperlakukan dengan penuh rasa hormat, cinta dan pengertian. Sikap asli ini telah berkembang sepanjang sejarah Islam dan terkristalisasi dalam dimensi kultural dan mistis yang kuat. Di mana kita menemukan jejak yang jelas dan banyak dalam seni Islam, sains, kedokteran, dan zoologi.

Namun, hewan yang dianggap mulia ini, ternyata memiliki sejarah kelam dalam peradaban Eropa, terutama pada abad pertengahan. Pada masa itu, kucing telah disembah sebagai dewa atau bahkan sebaliknya dianiaya karena dianggap seperti iblis.

Saat itu, kucing dan wanita diyakini bersekutu dengan setan. Sebagai akibatnya, mereka dibakar, disiksa dan dibunuh dengan cara yang keji. Hal ini karena orang-orang percaya bahwa dengan melakukan itu, mereka dapat menghentikan kejahatan dan penyakit.

Misalnya selama wabah “Black Death”, banyak kucing dibunuh dalam jumlah besar. Meskipun pada kenyataannya, hal ini justru memperburuk keadaan. Di sisi lain, kita kenal dengan Abu Huraihah atau yang artinya (Bapak Kucing). Ialah sosok yang dikenal sangat menghormati dan mencintai kucing.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here