Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-61)

VI. Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Haekal Sulaiman dan Pecahnya Kerajaan Israel.

576
Peta letak kota Ziklag.

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

Sampai dirumah, Abigail melihat suaminya sedang berpesta dan bermabuk-mabukan. Pada pagi hari setelah suaminya terbangun, lalu diceritakannya bahwa dirinya telah membawa makanan dan diberikannya kepada Dawud. Nabal terkejut sekali dan badannya tiba-tiba menjadi kaku mematung tidak bisa bergerak, dan sekitar sepuluh hari kemudian Nabal menemui kematiannya.

Ketika Dawud mendengar kabar kematian Nabal, kemudian mengucapkan syukur karena dirinya telah tercegah dari perbuatan jahat. Kemudian Dawud mengutus orangnya untuk menyampaikan maksudnya akan memperistri Abigail. Pesan itu menunjukkan bahwa Dawud telah menguasai wilayah tersebut. Abigail kemudian mengirim pesan balasan bahwa sesungguhnya dirinya hanya ingin menjadi budak yang membasuh kaki Dawud. Lalu Abigail berkemas dan segera menunggangi keledainya dengan diiringi pelayannya mengikuti utusan Dawud, dan kemudian Abigail menjadi istri Dawud.

Suatu ketika, Saul mendengar kabar bahwa Dawud berada di bukit Hakhila. Lalu Saul didampingi panglima perangnya yaitu Abner bin Ner dan bala tentara sekitar 3.000 orang bergerak ke daerah tersebut dan berkemah di tepi batas padang bala ntara sedang Dawud dan orang-orangnya di padang gurun Zif. Ada jalan yang menjadi batas antara ke dua padang tersebut. Dawud ketika menerima laporan adanya perkemahan Saul tersebut, kemudian di malam hari, bersama orangnya yaitu Abisai menyusup ke perkemahan Saul yang saat itu semua orang tidur terlelap.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-60)

Dawud dan Abisai melihat Saul dan Abner tidur berdampingan dan di samping Saul tertancap tombaknya dan kendi air minumnya. Abisai meminta izin Dawud untuk membunuh Saul dengan tombaknya Saul, namun Dawud melarang Abisai membunuh Saul karena yang menjadikan Saul sebagai raja Israel adalah Allah dan Dawud takut dengan hukuman Allah apabila membunuh Saul. Namun Abisai disuruh mengambil tombaknya Saul yang tertancap di samping kepalanya serta mengambil kendi air minumnya, lalu mereka pergi.

Pagihari, ketika semua orang sudah terbangun, dari kejauhan dengan tidak terlihat sosoknya, Dawud kemudian berteriak kepada Abner dengan mengatakan mengapa Abner tidak bisa menjaga rajanya, sehingga tombak dan kendi air minumnya diambil orang. Abner tidak mengenali suara Dawud, namun Saul mengenalinya.

Kemudian Saul bertanya apakah yang berkata itu Dawud? yang kemudian dijawab bahwa benar dirinya adalah Dawud, yang bertanya mengapa Raja ingin membunuh hambanya yang tidak bersalah dan tidak berbuat jahat kepada rajanya? Mengapa raja Israel ingin mencabut nyawanya seperti memburu seekor ayam hutan di gunung gunung? Dawud juga mengatakan, terkutuklah orang yang membunuh raja yang diurapi Tuhan.

Mendengar suara Dawud kemudian Saul menjawab, bahwa dirinya telah berbuat dosa, berbuat bodoh dan tersesat, dan meminta agar Dawud pulang kembali. Namun Dawud berkata agar ada orang yang mengambil tombak dan kendi air minum milik raja yang telah diambilnya. Kemudian Saul menjawab, “Diberkatilah kiranya engkau, anakku Dawud. Apapun yang kau perbuat pastilah engkau sanggup melakukannya”. Setelah itu Dawud pergi dan Saul kembali pulang ke istananya.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-59)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here