Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-61)

VI. Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Haekal Sulaiman dan Pecahnya Kerajaan Israel.

551
Dawud mencegah Abisai membunuh Saul. Untuk kedua kalinya Dawud melepaskan Saul yang dapat mati di tangannya. (Foto: Estudio Biblia)

8. Dawud mengungsi dan membelot ke wilayah Filistin.

Untuk menghindari pengejaran Saul, akhirnya Dawud memutuskan mengungsi ke wilayah Filistin. Kali ini Dawud berani menunjukkan dirinya karena bersamanya terdapat sekitar 600 orang pengikutnya. Dawud pergi menemui Akhis bin Maokh penguasa kota Gath mengutarakan maksudnya, karena dirinya sedang dikejar-kejar akan dibunuh Saul. Dawud diterima masuk ke kota tersebut bersama para pengikutnya dan dijanjikan diberi tempat di wilayah Ziklag. Namun dengan syarat harus terlebih dahulu menyerang Bani Israel di Negev.

Ziklag adalah kota kecil di pinggiran wilayah suku Filistin dan jalur untuk menuju kota Beersheba di gurun Negev. Akhis bermaksud menguji kesungguhan Dawud yang meminta perlindungan dari dirinya atas pengejaran pasukan Saul. Dawud pergi ke gurun Negev tetapi tidak menuju kota Beersheba, namun menuju pemukiman-pemukiman orang-orang Gesur, Girzi dan suku Amalec yang tinggal tidak jauh dari wilayah Beersheba.

Orang-orang tersebut diusirnya dan apabila tidak mau pergi maka akan diperangi. Sebagian ternaknya dirampas kemudian diserahkan kepada Akhis sebagai bukti bahwa Dawud telah memerangi Bani Israel di Negev. Dengan cara seperti itu Dawud telah mengamankan kota Negev dari gangguan orang-orang Amalec sekaligus telah membuat Akhis berpikir bahwa dirinya dan pengikutnya adalah orang-orang yang dibenci Bani Israel yang akan dapat dimanfaatkannya, sehingga kemudian diperbolehkan tinggal di Ziklag tanpa gangguan dari orang Filistin.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-58)

Ketika di Ziklag Dawud sudah mempunyai dua istri yaitu Abigail dan Ahinoam perempuan dari lembah Yesreel. Dengan beristri Ahinoam tersebut menunjukkan bahwa Dawud dan pasukannya pernah ke Yesreel. Tempat yang jauh dari kota Ziklag. Pada saat Saul dan bala tentaranya sedang berperang dengan suku Filistin di wilayah utara dekat wilayah suku Ishakar. Akhis meminta bantuan Dawud dan pengikutnya membantu menyerang Bani Israel.

Akhis membawa pasukan Filistin dan Dawud beserta pengikutnya berkemah di desa Sunem. Saul dan bala tentaranya berkemah di pegunungan Gilboa. Namun ketika Saul melihat Dawud dan pengikutnya bersama dengan pasukan Filistin, maka muncul ketakutan yang sangat pada dirinya. Dia berdoa memohon perlindungan pada Allah, namun tidak ada jawaban dari Allah baik melalui perantaraan mimpi, urim maupun perantaraan pengutusan Nabi atau orang shalih dari Bani Israel. Saul menjadi kebingungan harus berbuat apa. Dia merasa Allah telah meninggalkannya.

Disisi lain, Akhis justru diprotes oleh raja-raja kota Filistin lainnya karena membawa Dawud ikut berperang karena mereka tahu bahwa Dawud dalam peperangannya dengan suku Filistin selalu memperoleh kemenangan dan banyak membunuh orang Filistin. Mereka meminta kepada Akhis agar Dawud dan pengikutnya disuruh pergi dan keluar dari barisan orang-orang Filistin.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-57)

Akhis kemudian menemui Dawud dan memintanya pergi. Dawud kemudian pulang ke Ziklag. Dengan demikian Dawud tidak sampai memerangi saudara-saudaranya sesama Bani Israel. Sampai di Ziklag, didapatinya pemukimannya telah dibakar orang-orang Amalek, para istri, para perempuan dan anak-anak telah ditawan. Dawud dan seluruh pasukannya menjadi bersedih melihat kenyataan yang didapatinya, lalu memohon kepada Allah apakah dirinya dapat mengejar orang-orang Amalek.

Allah mengizinkan Dawud untuk mengejar orang-orang Amalek. Di tengah perjalanan mengejar orang-orang Amalek, Dawud bertemu dengan orang Mesir yang menjadi budak orang-orang Amalek yang telah ditinggal karena sakit. Oleh orang Mesir ini, Dawud diberitahu arah kepergian orang Amalek. Ketika didapatinya orang-orang Amalek yang saat itu sedang berpesta karena telah mendapatkan banyak jarahan, Dawud dan pasukannya langsung menyerang pada pagi-pagi buta yang membuat orang-orang Amalek kaget.

Banyak orang Amalek yang terbunuh dan ratusan orang di antara mereka melarikan diri. Dawud dapat membebaskan seluruh tawanan termasuk kedua istrinya serta mendapatkan kembali harta dan ternak yang telah dijarah orang-orang Amalek, tidak ada yang kurang bahkan mendapatkan tambahan harta jarahan yang dapat dirampasnya. Kemudian mereka kembali ke Ziklag. Dengan harta jarahan yang banyak itu Dawud bahkan dapat mengirimkan sebagian kepada para tetua suku Yehuda di Betel, Ramot, Yatir, Sifmot, Estemoa, Rakhal, Yerahmeel, Keni, Horma, Bor-Asan, Atakh dan Hebron.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here