Mendapat laporan dari istrinya, Amir Hamzah tersenyum. “Ya sudah. Bapak sudah ngendiko, ojo digawe atine gelo” (Ya sudah. Bapak sudah memberi perintah. Jangan hatinya dibikin risau).
Untuk membesarkan hati istrinya, Amir Hamzah bercerita tentang bagaimana Mr. Mohamad Roem menghormati orang tua yang masih percaya dengan hal-hal semacam yang dipercayai mertua.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali mertuanya sudah datang ke rumah mengingatkan Amir Hamzah agar jangan terlambat membuka toko.
Sang menantu pun pagi-pagi sudah siap.
Apa yang dijual? Yang dijual buku-buku dan koran bekas milik pribadi. Dipacking dan dibawa pakai sepeda.
Untuk memenuhi perintah mertua, Amir Hamzah keluar rumah dengan menuntun mundur sepedanya dari rumah sampai jalan. Berboncengan dengan istri, Amir Hamzah mengayuh sepeda ke arah utara yangg cukup memungkinkan agar saat masuk jalan raya, posisinya berada di utara pasar tempat tokonya akan dibuka.
Beres sudah. Mertua puas, dan profesi sebagai pedagang buku mulai dilakoninya.