Ustad Abdul Shomad dan Karakter Dai Pemersatu

1473

Oleh: Taufik Hidayat, S.Sos, MA

Bicaranya lantang dengan humor segar menghiasi tuturnya. Analoginya pun membumi mencabar nalar masyarakat awam. Pertanyaan ringan sekelas urusan berwudhu hingga pertanyaan berat sekelas filsafat Islam dijawabnya dengan memberikan opsi variatif sehingga umat tak jumud. Ceramahnya bagaikan tamu yang datang bercakap di depan teras rumah kita sehingga tuan rumah melanjutkan dengan hidangan teh atau kopi.

Beliaulah Ustad Abdul Shomad, Lc, MA, (UAS), seorang dai muda yang sedang naik daun di media sosial. Channel Youtube yang memposting ceramahnya panen hit rate hingga ratusan ribu atau jutaan pemirsa. Tak ada gegap gempita media mainstream yang meliputnya, tetapi pesan-pesan dakwahnya mengalahkan orisinalitas para dai kondang yang dipoles oleh komodifikasi media massa.

Dalam kaitannya dengan ilmu komunikasi dakwah, gaya komunikasi UAS ini menggunakan dua pendekatan sekaligus, yaitu pendekatan interpersonal yang dibungkus melalui komunikasi publik. Pesan-pesan dakwahnya sebenarnya punya segmen interpersonal, tetapi secara apik disampaikan oleh UAS kepada publik dengan retorika “orang sebrang”.

Yang menjadi kekuatan pesan dakwah UAS adalah keinginan beliau mempersatukan umat walau dengan latar belakang fikroh yang berbeda dalam memahami Islam. Oleh karenanya kerapkali dia berusaha menerangkan ke jamaah pengajian bahwa perbedaan dalam menjalankan fikih ibadah tidak berarti menghilangkan rasa persaudaraan di antara sesama muslim.

Walaupun ada beberapa kelompok Islam yang tidak setuju dengan cara seperti ini yang dianggap mencampuradukkan antara yang haq dan yang bathil, tetapi dari sisi urgensi persatuan umat yang masuk tahap darurat di Indonesia maka cara akomodatif seperti ini patut diapresiasi walau tidak memuaskan semua pihak.

Justru sosok dai seperti UAS ini patut diduplikasi dengan gaya merakyat dan jauh dari media mainstream sehingga terjaga independensinya dalam menyampaikan segala problematika umat tanpa perlu menjaga citra selayaknya para dai selebriti media massa. Menjamurnya dai seperti UAS ini tentu menjadikan oase di tengah isu persatuan umat Islam di Indonesia yang sedang mendapat tantangan belakangan ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here