Suka Makanan Khas Luar Negeri Tapi Takut Haram? Coba Resep Pengganti Ini!

1410
Spaghetti (Foto: Delish.com)

Jakarta, Muslim Obsession – Budaya konsumtif masyarakat Indonesia cenderung mengalami euforia dalam mengikuti trend kuliner baru dari luar negeri. Tak peduli apakah makanan tersebut haram atau syubhat. Makanan Korean, Japanese, Western food amat digemari termasuk di kalangan generasi muda.

Wakil Direktur LPPOM MUI Muti Arintawati menuturkan, penyuka makanan Korea, Jepang maupun Western tentunya harus mencari alternatif bahan halal jika di negara asalnya menggunakan bahan-bahan haram.

“Berdasarkan pengalaman kami ada yang mudah, tapi ada pula yang butuh waktu cukup panjang untuk mencari penggantinya,” ujar Muti di Jakarta, dikutip dari siaran pers Halal MUI, Rabu (14/11/2018).

Kendati demikian, kata Muti, masyarakat yang familiar dengan masakan khas luar negeri harus tetap mengedepankan prinsip halal agar thayyib dan berkah. Ditambah, kini banyak restoran luar negeri yang sudah mengantongi sertifikat halal MUI.

“Tapi bukan sesuatu yang mustahil karena terbukti resto-resto bermenu asing sudah mulai bermunculan yang bersertifikat halal,” katanya.

Sementara, founder My Halal Kitchen Meilia Amalia, mengatakan resep-resep ini kadang menggunakan material berbahan daging babi. Menurut dia, perlu dicarikan subtitusi bahan-bahan halal yang tepat, sehingga tersaji hasil masakan dengan tampilan, rasa dan tekstur yang sekualitas. Ia mengatakan halal tetap menjadi prinsip dalam berbagai olahan makanan.

“Memang untuk versi Indonesia belum ada. Akar budaya makanannya berbeda. Namun, untuk standar misal menggunakan ayam atau sapi pun, jika itu produk olahan, harus tetap pilih yang bersertifikat halal,” ujar Meili.

Kendati demikian, berbagai makanan khas Indonesia dapat menjadi resep fusion. Seperti spaghetti lasagna, bakmi, baso bacang, dan bakpao dimana asal resep budaya aslinya menggunakan pakai babi. Menurutnya, jika ganti protein tidak terlalu mengubah rasa mungkin hanya merubah varian. Tapi kalau seasoning akan merubah rasa.

“Mengganti bumbu yang haram bagi kita tentunya tak akan jadi masalah. Karena toh itu bukan makanan asli kita sehari-hari. Lidah kita bisa jadi belum tentu terbiasa dengan kuliner baru tersebut. Kecuali mungkin Chinese Food yang sudah berasimilasi dengan baik menjadi bagian budaya kuliner di Indonesia,” katanya.

Ia menuturkan, semisal mirin dalam masakan Jepang atau balsamic vinegar dalam makanan Mediterania. “Kalau digànti akan merubah rasa. Tapi buat kita ya nggak masalah juga. Karena bukan makanan sehari-hari kita,” tandasnya. (Vina)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here