Sikap Seorang Muslim Saat Ditinggal Mati Keluarganya

303

Oleh: KH. Abdul Ghoni (Wakil Ketua Lembaga Dawah Parmusi Pusat)

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَت: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ (إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ) اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا أَجَرَهُ اللَّهُ فِي مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا، قَالَتْ: فَلَمَّا تُوُفِّيَ أَبُو سَلَمَةَ قُلْتُ كَمَا أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْلَفَ اللَّهُ لِي خَيْرًا مِنْهُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم

Diriwayatkan dari Ummu Salamah radhiyallahu ’anha –istri Nabi ﷺ- berkata, “Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Tidak ada seorang hamba pun yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan INNAA LILLAHI WA INNAA ILAIHI ROOJI’UN. ALLAHUMMA’JURNII FII MUSHIBATII WA AKHLIF LII KHOIRON MINHAA (Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah yang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik) melainkan Allah akan memberinya pahala dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.’”

Ummu Salamah kembali berkata: “Ketika Abu Salamah (suamiku) wafat, aku pun mengucapkan doa sebagaimana yang Rasulullah ﷺ ajarkankan padaku. Maka Allah pun memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dulu yaitu Rasulullah ﷺ,” (HR. Muslim, no. 1526).

BACA JUGA: Istighfar Anak Shaleh mengangkat Derajat Orangtuanya di Surga

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:

1- Semua akan berpisah pada ketika ajal telah sampai pada waktunya. Namun bagi orang Muslim perpisahan dengan anak atau orang tua akan berjumpa lagi di surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.

2- Kematian seseorang yang kita kasihi dari mulai pasangan, anak, orang tua, anggota keluarga sampai sahabat merupakan peristiwa yang tidak diinginkan setiap orang. Tidak jarang orang-orang meratap dan bersedih hebat hingga menyakiti tubuh karena kehilangan ini.

3- Tidak jarang orang Muslim meratapi saat ditinggal orang terkasih.

4- Dalam sebuah hadits qudsi, Allah bahkan menyebut akan memberikan balasan surga bagi orang yang bersabar atas kehilangan seseorang yang dicintai.

BACA JUGA: Cara Berbakti pada Orangtua yang Telah Meninggal Dunia

“Allah ta’ala berfirman, tiada balasan yang akan kuberikan kepada hamba-Ku yang beriman yang nyawa kekasihnya di dunia Aku cabut, lalu dia menerimanya dengan hati ikhlas kecuali dengan balasan surga.” (HR. Muslim).

5- Perkataaan dan doa yang dianjurkan Allah dan Rasul-Nya saat ditimpa musibah berupa kehilangan adalah Istirja “Innaalillah wainnaailahi raajiun, Allahumma ajirni fii musibatii wa akhlif lii khairan minhaa” (sesungguhnya kita ini milik Allah dan kepada-Nya kita kembali. Ya Allah selamatkanlah aku dari musibahku dan beri ganti aku yang lebih baik).

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:

1- Allah menerangkan bahwa orang-orang yang sabar yang mendapat pahala dari Allah ialah mereka yang disebutkan di dalam firman berikut:

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji’un,” (QS. Al-Baqarah: 156).

Yakni mereka menghibur dirinya dengan mengucapkan kalimat tersebut manakala mereka tertimpa musibah, dan mereka yakin bahwa diri mereka adalah milik Allah. Dia memberlakukan terhadap hamba-hamba-Nya menurut apa yang Dia kehendaki.

BACA JUGA: Pria Dayyus Menurut Islam

Mereka meyakini bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala di sisi-Nya seberat biji sawi pun kelak di hari kiamat.

Maka ucapan ini menanamkan di dalam hati mereka suatu pengakuan yang menyatakan bahwa diri mereka adalah hamba-hamba-Nya dan mereka pasti akan kembali kepada-Nya di hari akhirat nanti. Karena itulah maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memberita-hukan tentang pahala yang akan diberikan-Nya kepada mereka sebagai imbalan dari hal tersebut melalui firman-Nya:

أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ

“Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya,” (QS. Al-Baqarah: 157).

Maksudnya, mendapat pujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala Sedangkan menurut Sa’id ibnu Jubair, yang dimaksud ialah aman dari siksa Allah.

2- Berbagai macam bentuk musibah berupa kematian yang terjadi, tentu kita tidak bisa menebak kapan waktunya, bagaimana caranya, di mana tempatnya atau siapa korbannya. Hal yang harus kita siapkan adalah keimanan dalam hati.

“Karena melalui keimanan inilah orang yang saling mengasihi (insyaallah) akan kembali disatukan di surga kelak”.

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. At-Thur: 21).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here