Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-26)

III. Nabi Ya’qub dan Nabi Yusuf.

834
Nabi Ya’qub memberikan berkat nubuwah untuk 12 anaknya dan keturunannya.

Raja Mesir kemudian berkata pada Nabi Yusuf agar mencarikan tempat bagi bapak dan saudara-saudaranya itu tanah yang terbaik di Goshen. Raja Mesir bahkan meminta agar ternak-ternaknya juga digembalakan oleh saudara-saudara Nabi Yusuf, sebagai suatu bentuk kepercayaan raja kepada keluarga Nabi Yusuf. Mendengar itu, Nabi Ya’qub kemudian berdoa kepada Allah memohonkan berkah bagi Raja Mesir dan rakyat Mesir.

Pada QS. Yusuf ayat 111, Allah menutup surah Yusuf dengan menyatakan, “Sungguh, pada kisah kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang orang yang mempunyai akal. (Al-Quran) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”.

10. Meninggalnya Nabi Ya’qub dan Nabi Yusuf.

Kemarau panjang tujuh tahun telah berlalu. Sekitar tujuh belas tahun Nabi Ya’qub hidup di Mesir, yang di antara tahun-tahun itu istrinya yaitu Lea meninggal lalu dibawa pulang ke Hebron untuk dikuburkan di gua Makhpela.

Pada suatu hari ketika Nabi Ya’qub terbaring sakit pada umur sekitar 147 tahun, dikumpulkanlah anak-anaknya yang masing-masing diberkatinya. Kemudian Nabi Ya’qub memberikan pesan kepada mereka agar tetap memegang teguh keimanan tauhidnya, Allah adalah tuhan bani Israel.

Terdapat pesan yang sangat penting dari Nabi Ya’qub kepada anak-anaknya, yang pesan tersebut justru tidak tertulis di kitab Kejadian. Yang tertulis sangat panjang dalam Kitab Kejadian adalah berkat Nabi Ya’qub kepada anak-anaknya, sedang berkat yang sangat Panjang tersebut justru tidak nampak dalam Al-Quran.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-22)

Pesan Nabi Ya’qub yang tidak nampak di Kitab Kejadian tetapi tertulis di Al-Quran adalah pada QS. Al-Baqarah 133, yaitu: Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Ya’qub, ketika dia berkata pada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?”, mereka menjawab, “kami akan menyembah tuhanmu dan tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya berserah diri kepadaNya”.

Dari ayat ini nampak bahwa sejak awal para pendiri bani Israel telah mengakui bahwa tuhannya Ismael dan Ishaq adalah tuhan yang sama, yaitu tuhannya Nabi Ibrahim. Nabi Ismael, Ishaq dan Ya’qub dengan demikian mendapatkan pengajaran yang sama, bagaimana beribadah kepada Allah termasuk bagaimana berhaji, karena mengetahui bahwa Baitullah yang pertama kali dibangun adalah Bakkah di Mekkah.

Barkat berupa nubuwah yang diberikan Nabi Ya’qub kepada anak cucu dan keturunannya yang diceritakan dalam Taurat pada Kitab Kejadian sangat panjang.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-21)

Namun ada satu berkat yaitu berkat kepada Yehuda dan anak turunnya yang dalam kurun waktu yang panjang kemudian menjadi awal dari munculnya mitos tentang bangsa Israel menjadi bangsa murni dan terpilih sehingga tidak mengakui keNabian Muhammad Rasulullah SAW dan bani Israel tetap bertahan dengan kitab-kitabnya saja.

Padahal bani Israel tahu setelah Taurat masih banyak kitab-kitab nabi yang lainnya dan nabi-nabi tersebut telah berjanji kepada Allah untuk menubuwahkan kedatangan utusan terakhir (QS. Ali Imran ayat 81), yang nubuwah tersebut tertulis dalam kitab-kitab semua Nabi.

Dan semua kitab tersebut akan diimani utusan terakhir, sedang kitab yang diberikan kepada utusan terakhir adalah kitab yang berisi risalah penyempurnaan dan risalah risalah sebelumnya.

BERSAMBUNG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here