Muharram kok Dibilang Bulan Sial?

817

Oleh: A. Hamid Husain (Alumni Pondok Modern Gontor, King Abdul Aziz University, Ummul Qura University, dan Pembina Alhusniyah Islamic School)

Ada anggapan keliru dari sebahagian orang, bahwa bulan Suro adalah “bulan sial” untuk menikah dan beraktifitas yang bersifat seremonial kelompok.

Dalam kalender Hijriyah, Suro disebut sebagai bulan Muharram. Kata “Muharram” bermakna “terhormat”, makanya dilarang berperang di dalamnya.

Kata Suro berasal dari kata “Aasyuuroo, pecahan dari kata “Asyaro” yang artinya “sepuluh”. Karena di 10 hari awal Muharram adalah hari hari dianjurkan berpuasa.

TRUE STORIES:

1- Keyakinan dan mitos yang menyatakan sial menikah di bulan Muharram, sungguh keliru dan menyesatkan.

BACA JUGA: Dari Barzakh, Mereka Menanti Doa-Doamu

2- Muharram adalah satu dari empat bulan suci dalam Islam. Rasulullah ﷺ menjelaskan:

إنَّ الزَّمَانَ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ. (رواه البخارى و مسلم)

“Sungguh, waktu itu berputar sebagaimana ketika Allah menciptakan Langit dan Bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Di antara dua belas bulan itu, ada empat bulan suci (Asyhurul Hurum= bulan bulan suci). Tiga bulan berurutan; Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, dan Muharram. Dan bulan Rajab adalah Mudhar tak berurutan, adanya antara bulan Jumadis Tsanii dan Sya’ban,” (Hadits Sahih oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim).

3- Muharram adalah bulan istimewanya Allah, bahkan satu-satunya bulan yang Allah hubungkan dengan nama-Nya. Jadi bulan Muharram, bukan bulan SIAL. Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ

“Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan, adalah puasa di bulan Nya Allah Muharram”.

BACA JUGA: Cara Membuka yang Penuh Keberuntungan

POINTERS:

1- Tidak boleh mencela waktu. Menganggap Suro atau Muharram sebagai bulan sial, adalah bentuk pelecehan dan mencela waktu. Padahal mencela waktu dilarang dalam Islam.  Apalagi, jika yang dicela adalah bulan yang diistimewakan oleh Allah SWT.

Rasulullah ﷺ bersabda:

عن ابى هريرة رضى الله عنه، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لاَ تَسُبُّوا الدَّهْرَ؛ فَإِنَّ اللهَ هُوَ الدَّهْرُ. (رواه مسلم )

“Janganlah kalian mencela WAKTU atau “Ad Dahar”, karena Allah adalah Ad Dahar itu sendiri,” (Hadits Sahih oleh Al-Muslim).

BACA JUGA: Yang Halal itu Jelas, Yang Haram itu Jelas

2- Dilarang mencela waktu, karena yang mencela waktu, dia telah mencela Tuhan yang mengatur waktu, yaitu Allah SWT. Rasulullah ﷺ bersabda:

هن ابى هريرة رضى الله عنه: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: يُؤْذِيْنِيْ ابْنُ آدَمَ، يَسُبُّ الدَّهْرَ، وَأَنَا الدَّهْرُ، بِيَدِيَ الْأَمْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ.  (رواه البخارى و مسلم)

“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

“Anak Adam telah menyakiti-Ku; ia mencela Dahar (waktu), padahal Aku adalah (pencipta) Dahar. Di tangan-Ku segala hal, Aku memutar malam dan siang,” (Hadits Sahih oleh. Al Imam Al Bukhari & Muslim).

BACA JUGA: Terjerumus Karena Perut dan Selangkangan

3- Ibnu Katsir menjelaskan pernyataan Imam Syafi’i dan Abu Ubaidah, maksud Hadits ini;

كانت العرب في جاهليتها إذا أصابهم شدة أو بلاء أو نكبة قالوا: ”يا خيبة الدهر” فيسندون تلك الأفعال إلى الدهر ويسبونه وإنما فاعلها هو الله تعالى فكأنهم إنما سبوا الله عز وجل لأنه فاعل ذلك في الحقيقة فلهذا نهى عن سب الدهر بهذا الاعتبار لأن الله تعالى هو الدهر الذي يصونه ويسندون إليه تلك الأفعال . — وهذا أحسن ما قيل في تفسيره، وهو المراد. والله أعلم

“Dahulu orang Arab saat masa Jahiliah, jika tertimpa musibah mereka berucap: “Dasar waktu sial..!” Mereka, menyandarkan sebab musibah itu kepada waktu, kemudian mencelanya. Padahal yang menciptakan segala kejadian adalah Allah. Maka seakan-akan mereka telah mencela Allah ‘Azza wa Jalla. Karena pada hakikatnya Allah yang menimpakan kejadian itu”.

4- Maka, manfaatkanlah bulan Muharram, dengan memperbanyak kegiatan yang bersifat agamis; tajammu’ atau acara acara dzikir akbar, pengajian, dll.

Semoga Allah SWT senantiasa mengijabah doa-doa kita, dan melindungi kita. Dan senantiasa pula Allah membimbing kita untuk selalu eling mengingat Allah, bersyukur dan beribadah dengan sebaik baiknya pada Allah SWT.

اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here