Merinding, Kisah Masjid yang Tiba-Tiba Muncul di Jombang

1694

Ia melanjutkan, dari pasangan KH Abdul Fattah-Nyai Musyarofah menurunkan Nyai Nafisah (istri KHMA Sahal Mahfudz), Nyai Khuriyah (istri KH M Djamaluddin Ahmad) dan Rais Syuriah PCNU Jombang saat ini KH Abdul Natsir Fattah. Dari Nyai Khuriyah ini menurunkan Ketua Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) PBNU saat ini KH Abdul Ghaffar Rozin.

“Di Jombang kiai yang paham silsilah ini yaitu Pengasuh Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin Bahrul Ulum KH M Djamaluddin Ahmad. Silakan sowan ke sana,” ujar Alimi.

Masjid Manaazilul Akhiroh pertama kali direnovasi pada 1967, sejak dibangun perkiraan pada abad 18 lalu. Dan renovasi kedua tahun 2019 ini. Meskipun bangunannya dirombak total, tapi beberapa bagian yang masih asli. Seperti kubah, menara dan batu pijakan untuk naik ke masjid masih dijaga karena keasliannya.

Masjid ini kubahnya persegi empat bertingkat dan di ruang utamanya menjulang empat pilar berwarna keemasan. Di bagian depan bangunan ibadat itu bermihrab dua, yang sisi selatan (kiri) sebagai tempat imam shalat dan yang sebelah utara (kanan) untuk tempat khatib Shalat Jumat. Di teras masjid itu tampak bedug besar tersangga dua kayu.

“Khusus pilar empat di tengah masjid itu didatangkan dari Sendang Made yang berada di Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang,” ungkap Alimin.

Menurut penututuran Alimi, lokasi pembangunan masjid tersebut merupakan tanah milik Jaka Tulus alias Kebokicak. Cerita itu berawal saat Kebokicak bertemu Mbah Muhtar di Desa Banyuarang. Kebokicak saat itu terkenal akan kesaktiannya. Setelah bertemu Kiai Muhtar, Kebokicak mengajak adu kesaktian. Saat itu pertarungan dimenangkan Kiai Muhtar dan Kebokicak pun pulang ke rumahnya.

Setelah pertarungan sengit itu, Kebokicak jatuh sakit cukup parah dan yang bisa mengobati hanya Kiai Muhtar. Lalu Kebokicak datang ke pedepokan Kiai Muhtar dan minta diakui sebagai murid dan belajar syariat Islam.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here