Mang Endut Pengin Langsing (Bagian 3)

1841

“Nah, sekarang manfaat yang kesembilan. Dengan rasa lapar biaya hidup pun akan ringan. Orang yang terbiasa makan sedikit hanya membutuhkan uang yang sedikit, sedangkan orang yang terbiasa makan kenyang akan merasakan perutnya terus-menerus menagih untuk diisi. Dari hal ini kita sesungguhnya diajarkan untuk tidak rakus terhadap urusan duniawi. Bukankah jika kita terbiasa kenyang, maka kita akan selalu rakus? Si perut kenyang akan mencari uang dari manapun untuk memenuhi rasa laparnya.”

“Betul juga ya, Ki..”

Baca kisah Mang Endut lainnya:

Suerrr.. Akang Belum Ikhlas, Nyai!

Suerrr.. Akang Belum Ikhlas, Nyai! (Bagian 2)

Suerrr.. Akang Belum Ikhlas, Nyai! (Bagian 3)

“Dan yang teakhir, Mang Endut. Rasa lapar akan memupuk kebiasaan mendahulukan kepentingan orang lain, bersedekah kepada anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Mang Endut, apa yang kita sedekahkan pasti tersimpan rapi dalam perbendaharaan karunia Allah. Sementara apa yang kita makan hanya akan menumpun di lubang WC. Betul kan? Itulah pentingnya kita memberi makan orang-orang miskin dari kelebihan harta kita. Dari kesepuluh manfaat yang telah kita bincangkan tadi, sesungguhnya terdapat manfaat lain yang tidak terhitung jumlahnya. Menahan lapar adalah perbendaharaan besar bagi segala sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan akhirat. Maka tidak salah jika seorang salaf berkata, ‘menahan lapar adalah kunci ke akhirat dan pintu menuju zuhud. Sedangkan rasa kenyang kunci dunia dan pintu menuju sifat rakus’. Wallahu A’lam bish Shawab..”

“Wah, tuntas sudah Ki..”

“Tuntas bagaimana maksudnya?”

“Tuntas sudah saya bertekad untuk mengecilkan perut yang bunting ini.”

“Yang penting adalah usaha, Mang Endut. Lakukan saja olahraga ringan tapi teratur. Dan jangan lupa, kurangi makan agar sehat.”

“Oke, Ki. Hatur nuhun pisan. Kita jalan lagi, Ki..”

Hayu, lah..”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here