Larangan Berbuat Zhalim di Bulan Maharram

206

Oleh: KH. Abdul Ghoni (Wakil Ketua Lembaga Dawah Parmusi Pusat)

عن أبي بكره رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Dari Abu Bakrah radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan Sya’ban,” (HR. Al Bukhari & Muslim)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:

1- Dalam hadits ini, telah menerangkan bulan-bulan dalam syariat Islam yang berjumlah dua belas bulan, empat diantaranya adalah bulan harom.

BACA JUGA: Keutamaan Puasa Asyura Begitu Besar

2- Kita dilarang berbuat dholim terhadap diri-diri kita di bulan-bulan harom itu, dikarenakan dosa perbuatan itu di bulan-bulan tersebut lebih besar berlipat ganda dan akan menghantarkan kepada berbagai bentuk kedholiman yang lainnya, bukan berarti bahwa kedholiman di bulan-bulan lainnya itu dibolehkan.

3- Diantara bentuk-bentuk kemaksiatan yang dilakukan di bulan-bulan tersebut khususnya MUHARRAM, yang itu merupakan bentuk kedholiman terhadap diri sendiri adalah perbuatan syirik terhadap Allah ta’ala yang merupakan sebesar-besar kedholiman.

4- Sebagian atau kebanyakan manusia menyangka bahwa yang dimaksud dengan kesyirikan itu hanyalah penyembahan terhadap berhala atau patung-patung. Ini adalah pemahaman yang keliru.

5- Kesyirikan itu mencakup seluruh bentuk peribadatan baik berupa amalan hati, ucapan ataupun perbuatan yang ditujukan dan dipalingkan kepada selain Allah ta’ala.

BACA JUGA: Puasa Muharram Sebaik-baik Puasa Setelah Ramadhan

6- Hal ini mencakup seluruh aspek peribadatan, seperti tawakkal kepada selain Allah, berdoa kepada selain Allah, menyembelih kepada selain Allah, beristighotsah kepada selain Allah pada perkara-perkara yang tidak mampu mengabulkannya kecuali Allah semata dan lain sebagainya dari macam-macam peribadatan. Semuanya itu termasuk dalam kesyirikan yang terlarang.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:

1- Allah telah menerangkan bulan-bulan dalam syariat Islam yang berjumlah dua belas bulan, empat di antaranya adalah bulan harom

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya jumlah bulan dalam hukum Allah dan yang telah termaktub dalam lauhul mahfudz itu adalah sebanyak dua belas bulan, pada hari diciptakannya langit dan bumi. Diantaranya adalah empat bulan harom (bulan suci). Allah telah mengharomkan di dalamnya peperangan (yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharrom dan Rojab). Itulah agama yang lurus, maka janganlah kalian berbuat dholim terhadap diri-diri kalian di bulan-bulan itu, lantaran keharoman perbuatan dholim di dalamnya lebih besar dan dosanya lebih besar daripada di bulan-bulan lainnya.” (lihat Tafsir Muyassar QS. At-Taubah: 36).

BACA JUGA: Mewaspadai LGBT, Perilaku Kaum Nabi Luth

2- Syirik terhadap Allah ta’ala yang merupakan sebesar-besar kedholiman, sebagaimana wasiat Luqman al-Hakim terhadap anaknya

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Ingatlah -wahai Rosul- nasehat Luqman kepada anaknya ketika itu: “Wahai anakku, janganlah engkau berbuat syirik kepada Allah, sehingga engkau mendholimi dirimu sendiri. Sungguh, kesyirikan itu adalah sebesar-besar dan seburuk-buruk dosa.” (Tafsir Muyassar QS. Luqman: 13)

3- Bahaya Syirik. Siapa yang berbuat kesyirikan, sungguh ia telah mendholimi dirinya sendiri.

ومن يشرك بالله فقد ضل ضلالا بعيدا

“Siapa yang menjadikan sekutu bagi Allah ta’ala yang Al-Wahid Al-Ahad (mahaesa) dari makhluk-Nya, sungguh ia telah sangat jauh dari kebenaran.” (Tafsir Muyassar QS. An-Nisa: 116).

BACA JUGA: Keutamaan 10 Hari Pertama di Bulan Dzulhijjah

ومن يشرك بالله فقد افترى إثما عظيما

“Siapa yang berbuat syirik, menyekutukan Allah dengan selain-Nya, maka ia telah membuat dosa yang sangat besar.” (Tafsir QS. An-Nisa’: 48)

إنه من يشرك بالله فقد حرم الله عليه الجنة ومأواه النار وما للظالمين من أنصار

“Sesungguhnya siapa yang menyekutukan Allah dengan selain-Nya dalam peribadatan, sungguh telah Allah haromkan atasnya jannah dan menjadikan neraka sebagai tempat tinggalnya serta tidaklah ada penolong yang menyelamatkannya dari neraka itu.” (Tafsir QS. Al-Maidah: 72).

Wallahu a’lam bish shawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here