Jumlah Korban Tewas Warga Palestina Nyaris Sama dengan Korban Tewas dalam Genosida Srebrenica

365
Massa membentangkan bendera Palestina di depan Gedung Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat, Jakarta Pusat, Rabu (11/10/2023). (Foto: Edwin B/ Muslim Obsession)

Muslim Obsession – Euro-Med Human Rights Monitor melaporkan bahwa jumlah perkiraan warga Palestina yang tewas atau hilang di bawah puing-puing akibat serangan militer penjajah Israel di Jalur Gaza kini melebihi jumlah orang yang tewas dalam pembantaian Srebrenica yang terjadi Juli 1995.

“Sebanyak 6.734 warga Palestina—termasuk 2.812 anak-anak—telah tewas sejak 7 Oktober, dan sekitar 1.755 orang lainnya hilang di bawah puing rumah mereka,” ujar kelompok hak asasi tersebut, seperti dilansir dari MEMO, Kamis (26/10/2023).

Kementerian Kesehatan di Gaza telah melaporkan, lebih dari 13.000 menderita luka-luka serta 1.000 orang hilang terjebak di bawah reruntuhan di Palestina berdasarkan angka terbaru akibat konflik Israel-Palestina yang menghancurkan. Disebutkan pula, 16 warga Kristen Palestina juga kehilangan nyawa saat Israel menyerang Gereja Ortodoks Hijau.

Kematian di Palestina dalam sepuluh hari terakhir ini telah melampaui jumlah korban tewas dalam genosida Srebrenica yang terjadi pada Juli 1995 seperti yang dilakukan Ashraf Qudra, Menteri Kesehatan di Gaza.

Genosida ini ditandai sebagai pembunuhan massal paling menghebohkan sejak Perang Dunia II ketika 8000 warga Muslim Bosnia dibunuh secara brutal oleh pasukan Serbia Bosnia.

Aksi mengerikan ini dilakukan di bawah komando Ratko Mladic dari Tentara Serbia Bosnia Republika Srpska (VRS) dan kelompok paramiliter bernama Scorpions.

Namun hal ini dicatat dengan adanya pembantaian dan genosida yang dilakukan oleh Pengadilan PBB dan komunitas Internasional sendiri.

Dalam beberapa hari terakhir, serangan udara Israel semakin intensif. Serangan udara yang menargetkan bangunan tempat tinggal mulai menargetkan rumah sakit, masjid, sekolah, dan gereja.

(UNRWA) – Badan Pengungsi Palestina Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan masyarakat bahwa daerah tersebut sekarang kehabisan bahan bakar wajib yang diperlukan untuk mengoperasikan fasilitas kesehatan, sanitasi, air, dan makanan bagi warga sipil yang mengungsi.

Selain itu, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), 206 sekolah telah rusak dan 62% korban jiwa yang dilaporkan adalah perempuan dan anak kecil di Gaza.

Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan bahwa perintah otoritas Israel untuk mengevakuasi 1,1 warga sipil dari Gaza timur dan utara memang merupakan pemindahan paksa dan pelanggaran hukum internasional.

Beberapa seruan gencatan senjata dan resolusi politik dari komunitas internasional serta upaya diplomatik Qatar, Turki, Mesir, dan Norwegia sia-sia karena serangan udara Israel terus menghantam kota tersebut.

Beberapa pelanggaran hukum internasional telah didokumentasikan oleh organisasi hak asasi manusia. Hal ini termasuk ujaran kebencian dan penangkapan tanpa alasan yang jelas.

Menurut PBB, setidaknya 100 truk bantuan dibutuhkan di Gaza setiap hari. Namun, hanya sedikit truk yang berhasil memasuki kota tersebut dari Mesir melalui perbatasan Rafah.

PBB juga telah mengimbau untuk meningkatkan dukungan bagi operasi bantuan mengingat situasi yang semakin intensif di Gaza.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here