Dijamin Halal, Vaksin Merah-Putih Simbol Kemajuan dan Kemandirian Bangsa

927
Roll Out Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) jenis ‘Medium Altitude Long Endurance’ (MALE) Kombatan BPPT. (Foto: ristekbrin)

Lainnya, di bawah kepemimpinan Bambang PS Brodjonegoro sejak Oktober 2019, Kemenristek/BRIN telah berhasil melakukan banyak capaian. Antara lain capaian pelaksanaan Prioritas Riset Nasional yang fokus pada produk-produk yang diyakini menjadi substitusi impor. Di antaranya adalah, pertama, sebagai upaya untuk subsitusi impor dalam bahan bakar minyak, telah dikembangkan teknologi Katalis Merah Putih untuk mengolah minyak sawit dan minyak inti sawit untuk menjadi bahan bakar nabati seperti bensin, solar, maupun avtur.

Kedua, konsep industri garam terintegrasi, dimana Kemenristek/BRIN ingin mengurangi ketergantungan impor garam industri, baik untuk industri makanan, obat, maupun kosmetik. Teknologi ini dikembangkan sehingga garam rakyat yang kualitasnya rendah bisa di-upgrade menjadi standard garam industri. Hal ini dilakukan agar bisa membantu meningkatkan kesejahteraan petani garam. Hal yang sama juga bisa dirasakan oleh petani kebun sawit yang produknya juga nanti diserap untuk keperluan bahan bakar nabati.

Ketiga, untuk mengurangi ketergantungan impor alat utama sistem persenjataan (alutsista) khususnya drone untuk keperluan militer, maka saat ini Kemenristek/BRIN sudah mulai mengembangkan drone kombatan pertama di Indonesia dengan nama Elang Hitam. Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) Elang Hitam yang berkemampuan terbang selama 24 jam dengan dilengkapi senjata hasil produksi PT. Dirgantara Indonesia.

Pesawat ini berfungsi dalam sistem pertahanan maritim, sebagai: penginderaan, pemantauan, pengawasan, pengintaian dan intelijen (P4I), serta penindakan terhadap ancaman maritim. Saat ini, PUNA MALE Elang Hitam sedang dalam proses memperoleh Sertifikat Tipe dari Indonesia Military Airworthiness Authority (IMAA).

Dan keempat, untuk mendukung program Tol Laut, Kemenristek/BRIN mengembangkan pesawat angkut berjenis Amphibi N219A dengan teknologi composite (smart, light, and green technology). Pesawat N219A memiliki komponen desain bentuk float yang optimum untuk perairan di Indonesia.

“Pesawat ini difungsikan untuk berbagai keperluan, seperti: pesawat penumpang, kargo, charter industri lepas pantai, SAR dan bencana, hingga pelayanan kesehatan (ambulans udara),” pungkasnya. (Adv)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here