Agar Tidak Kacau, Memahami Agama Butuh IQ Tinggi

710
Ustadz Dr. Fahruddin Faiz.

Muslim Obsession – Sudah lama Intelligence Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), dan Spiritual Quotient (SQ) menjadi perbincangan hangat sebagai komposisi kecerdasan yang harus dimiliki seseorang yang ingin tampil menjadi manusia paripurna.

Namun seiring perkembangannya, saat ini mulai banyak orang yang berpendapat bahwa EQ dan SQ atau gabungan keduanya (ESQ) harus lebih dikedepankan dan cenderung menganggap IQ tak lagi penting.

Pemahaman ini menurut Ustadz Fahruddin Faiz tidaklah tepat. Pasalnya, manusia membutuhkan IQ sebagai daya tangkap untuk memahami sesuatu.

BACA JUGA: Rahasia Puasa Menurut Imam Al Ghazali

“Semuanya (IQ, EQ, dan SQ) penting. Karena apapun namanya, gerbang pertama pemahaman manusia itu adalah akalnya, daya tangkap melalui rasionya,” ujar Ustadz Fahruddin dalam sebuah cuplikan kajian yang diunggah akun IG @ngajiustadzfahruddinfaiz.

Pakar Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga tersebut menjelaskan, jika IQ seseorang rendah maka emosinya pun akan kacau. Begitu juga dengan kecerdasan spiritualnya pun tidak akan sampai pada puncak karena daya tangkapnya rendah.

BACA JUGA: Tanda-Tanda Allah Marah dan Berpaling dari Hidup Kita

“Apalagi agama, butuh daya tangkap, butuh rasio yang luar biasa. Karena obyeknya itu obyek spiritual, obyek yang bukan fisik. Itu jika IQ-nya tidak tinggi, itu juga pontang-panting memahaminya,” urainya.

Ustadz Fahruddin mengkhawatirkan orang-orang yang tidak memahami agama secara utuh karena IQ-nya yang rendah. Orang-orang seperti ini biasanya memahami agama hanya berdasarkan simbol-simbol semata.

“Beragama berdasarkan simbol. Pokoknya shalat berjamaah pahalanya 27 derajat, fisik semua. Kenapa? Karena tidak bisa berpikir abstark disebabkan akalnya tidak sampai,” tegasnya. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here