Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-9)

II. Nabi Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq.

523
Perkiraan jalur rombongan Nabi Ibrahim yang menyusur antara garis pantai Mediterania dengan Gurun Shur.

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

A. Nabi Ibrahim

7. Kembali ke Wilayah Kana’an.

Kitab Kejadian mengisahkan, dengan rombongan yang besar tentu dengan jumlah ternak yang besar pula, membuat perjalanan kembali ke wilayah Kana’an menjadi lambat karena sering kali harus berhenti dan memasang tenda di tempat yang harus tersedia air yang cukup dan padang rumput yang cukup luas. Setiap kali singgah pasti memerlukan waktu yang cukup lama.

Nabi Ibrahim dan rombongan bergerak menyusuri sungai Nil hingga sampai ke delta Nil di sekitar wilayah Gosyen. Kemudian berbelok ke timur menyusuri daratan yang tidak terlampau jauh dengan garis pantai Mediterania. Bila terlampau dalam ke selatan sedikit akan menemui gurun pasir yang menyulitkan ternak, yaitu Gurun Shur.

Jika terlampau dekat pantai akan sering bertemu dengan jalur para pelaut yang kebanyakan orang Filistin. Para ilmuwan arkheoligis sampai sekarang tidak dapat mengungkap secara pasti asal usul suku Filistin. Mereka bukan suku Kana’an kuno dan juga bukan suku Mesir.

Para ilmuwan hanya bersepakat bahwa suku Filistin adalah imigran pelaut dari wilayah utara Mediterania, namun tidak diketahui berasal dari wilayah mana. Pada zaman Nabi Ibrahim, suku Filistin sudah tinggal di pantai Mesir hingga Gaza.

Jalur ini juga cukup berbahaya karena sering muncul secara tak terduga kawanan perampok, baik orang orang Filistin, suku-suku Mesir, maupun suku-suku Kana’an kuno. Rombongan orang dalam jumlah banyak menjadi lebih aman, namun harus pandai memilih jalur jalan. Ketika mulai memasuki wilayah suku-suku Kana’an, Nabi Ibrahim menghindari daratan Gaza, lurus ke timur masuk gurun Negev.

Kitab Kejadian mengisahkan Nabi Ibrahim tinggal di tempat ini cukup lama. Untuk dapat tinggal di situ Nabi Ibrahim membuat kesepakatan dengan kepala suku lokal. Kesepakatan berupa batas-batas yang disepakati untuk tempat tinggal Nabi Ibrahim dengan pengikutnya beserta tempat gembala ternaknya. Batas batasnya ditandai dengan membuat tujuh buah sumur (Beersyeba).

Setelah cukup lama di Beersyeba, rombongan Nabi Ibrahim kemudian melanjutkan perjalanan dengan menyusuri sungai Yordan. Ketika membuka perkemahan di suatu tempat di dekat tepian sungai Yordan, sempat terjadi keributan mengenai tempat gembala ternak.

Terbatasnya padang rumput menjadi sebab keributan. Nabi Ibrahim dan Luth kemudian berunding dan sepakat berpisah rombongan. Luth memimpin sebuah rombongan besar menuju Sodom. Wilayah yang berdekatan dengan daerah berpenduduk lainnya seperti, Adma, Zeboim dan Zoar. Sedangkan Nabi Ibrahim dan rombongannya meneruskan perjalanan menuju Mamre dekat Hebron.

SELANJUTNYA

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here