Yuk! Pahami Toxic Parenting yang Berakibat Negatif pada Anak

264
Ilustrasi: Anak marah. (Foto: flippedclass)

Muslim Obsession – Di tengah diskusi mengenai hubungan yang toxic atau beracun dan lingkungan kerja yang toxic, konsep pola asuh atau parenting yang toxic kini mengemuka.

Bagaimana definisi pola asuh toxic? Apa saja tanda-tandanya, dan apa dampak buruknya bagi anak?

Para ahli mendefinisikan pola asuh beracun (toxic parenting) sebagai perilaku berbahaya yang ditunjukkan oleh orangtua terhadap anak-anak mereka secara tidak sengaja atau tidak sadar. Lantas, apa dampak buruknya terhadap anak?

Toxic parenting merupakan pola pengasuhan yang keliru dan tanpa sadar dapat melukai psikologis anak. Pola pengasuhan tersebut kerap dilakukan oleh orangtua yang umumnya kasar, tidak dewasa, serta memiliki gangguan mental.

Pola asuh yang toxic berarti bahwa meskipun orangtua menginginkan yang terbaik untuk anak-anak mereka, terkadang mereka malah mencekik atau membatasi kebebasan mereka sebagai individu.

Psikolog Anak dan Remaja Irem Bengü Yılmazcan dari Moodist Hospital menekankan bahwa pola asuh yang beracun dapat menimbulkan dampak yang serius dan bertahan lama pada anak.

“Efek-efek ini dapat menyebabkan kerugian jangka panjang terhadap kesehatan emosional, mental, dan fisik anak, serta dapat mempengaruhi kehidupan masa depan mereka. Kita tidak boleh lupa bahwa pola asuh yang beracun dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada anak-anak,” kata Yılmazcan, dilansir Daily Sabah.

Meninggalkan trauma yang berkepanjangan
Psikolog Yılmazcan menyoroti bahwa pola asuh yang beracun memanifestasikan dirinya dalam kontrol yang berlebihan, pelecehan emosional atau fisik, pengabaian atau ketidakpedulian, meremehkan atau penolakan, kecemburuan atau persaingan, dan perilaku mengontrol dan mendominasi oleh orangtua, yang jika dilakukan tanpa disadari, dapat meninggalkan trauma yang berkepanjangan pada anak. .

Yılmazcan juga menunjukkan bahwa pola asuh yang beracun dapat menyebabkan rendahnya harga diri, depresi, kecemasan, dan masalah emosional lainnya pada anak-anak.

“Anak-anak bisa merasa tidak berharga dan tidak dicintai saat menghadapi pola asuh yang beracun. Anak-anak yang terus-menerus dikritik dan diremehkan akan berdampak negatif pada hubungan masa depan, karier, dan pencapaian pribadi mereka. Selain itu, anak-anak yang menghadapi pola asuh yang beracun mungkin mengalami proses seperti masalah kemarahan, agresi, dan kesulitan dalam menghadapi pola asuh yang toksik. persahabatan,” tambahnya.

Yılmazcan juga menyebutkan bahwa situasi jangka panjang akibat pola asuh yang beracun dapat memengaruhi kualitas hidup anak secara keseluruhan. Dia menekankan pentingnya pendekatan pengasuhan yang sehat dan suportif dalam menjaga kesehatan emosional dan psikologis anak.

“Mengatasi pola asuh yang beracun mungkin memerlukan waktu dan kesabaran, namun penting untuk memperhatikan tanda-tanda pola asuh yang toksik dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membantu anak Anda tumbuh dan berkembang dengan cara yang sehat,” kata Yılmazcan.

Menurut Yılmazcan, saran-saran berikut dapat membantu mengatasi pola asuh yang beracun dan beralih ke gaya pengasuhan yang lebih sehat:

Bangunlah empati pada anak Anda.

Berikan kesempatan pada anak Anda untuk mendiskusikan masalah emosional secara terbuka.

Tetapkan aturan untuk anak Anda tetapi jangan lupa untuk menetapkan batasan yang sehat.

Tawarkan umpan balik positif kepada anak Anda.

Ingatlah bahwa anak Anda juga merupakan individu yang mandiri, patuh pada aturan.

Jadilah teladan bagi anak Anda.

Jika Anda kesulitan menghadapi pola asuh yang beracun, jangan ragu untuk mencari dukungan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here