UNICEF: Dua Juta Anak di Yaman Tidak Sekolah

961
Anak-anak mengungsi di kamp pengungsian di kota Aden. Anak ini dipindahkan dari kota Taiz karena konflik. (Photo: UNICEF)

Yaman, Muslim Obsession – Hampir setengah juta anak putus sekolah sejak eskalasi konflik di Yaman tahun 2015. Angka itu bertambah pada tahun ini, dimana jumlah anak-anak putus sekolah menjadi dua juta. Demikian rilis yang dikeluarkan UNICEF, Rabu (28/3/2018).

Sementara itu, hampir tiga perempat dari guru-guru sekolah umum, gajinya belum dibayar gaji selama lebih dari satu tahun.

“Seluruh generasi anak-anak di Yaman menghadapi masa depan yang suram karena terbatasnya atau tidak ada akses pendidikan,” kata Meritxell Relaño, Perwakilan UNICEF di Yaman.

Bahkan, Relano mengatakan mereka yang tetap bersekolah tidak mendapatkan pendidikan berkualitas yang mereka butuhkan. Tercatat lebih dari 2.500 sekolah tidak digunakan, dengan dua pertiga rusak oleh serangan, 27 persen ditutup dan 7 persen digunakan untuk tujuan militer atau sebagai tempat penampungan.

“Perjalanan ke sekolah juga menjadi berbahaya karena anak-anak berisiko terbunuh dalam perjalanan. Para orangtua takut akan keselamatan anak-anak mereka, banyak orangtua memilih untuk menjaga anak-anak mereka di rumah,” ujarnya.

Kurangnya akses terhadap pendidikan telah mendorong anak-anak dan keluarga menempuh pernikahan dini, pekerja anak dan perekrutan ke dalam pertempuran. Dilaporkan, setidaknya 2.419 anak telah direkrut dalam pertempuran sejak Maret 2015.

Sebuah survei tahun 2016 di enam wilayah pemerintahan, mengungkapkan bahwa hampir tiga perempat wanita telah menikah sebelum usia 18 tahun, sementara hampir separuhnya menikah sebelum usia 15 tahun.

“Hingga 78 persen dari seluruh penduduk Yaman hidup dalam kemiskinan, 80 persen memerlukan dukungan perlindungan sosial termasuk bantuan tunai,” tutur Relano.

Diperkirakan 1,8 juta anak di bawah 5 tahun dan 1,1 juta wanita hamil atau menyusui mengalami kekurangan gizi akut, mewakili 128 persen peningkatan sejak akhir 2014.

Sebanyak 16 juta warga Yaman, termasuk hampir 8,2 juta anak, membutuhkan bantuan kemanusiaan untuk membangun atau mempertahankan akses ke air minum yang aman dan sanitasi yang memadai.

Jumlah orang yang membutuhkan bantuan untuk mengakses layanan kesehatan telah meningkat tiga kali lipat. Dari 5 juta sebelum perang menjadi 16 juta hari ini.

“Atas nama anak-anak Yaman, UNICEF meminta kepada pihak yang bertikai, otoritas pemerintah dan internasional untuk mengakhiri perang dan semua pelanggaran berat terhadap anak-anak. Perdamaian dan pemulihan adalah keharusan mutlak,” tuturnya.

Relano menyatakan bahwa anak-anak di Yaman harus melanjutkan sekolah mereka dan mendapatkan pendidikan berkualitas. Selain itu, UNICEF menuntut agar seluruh otoritas pendidikan di seluruh Yaman bekerja sama dan menemukan solusi secepatnya, untuk menyediakan gaji bagi semua guru dan tenaga kependidikan agar anak-anak dapat terus belajar.

“Lindungi pendidikan anak-anak tanpa syarat. Semua pihak dalam konflik dan mereka yang memiliki pengaruh, harus menghentikan serangan terhadap sekolah-sekolah. Guna melindungi pendidikan anak-anak di seluruh Yaman. Anak-anak dan staf pendidikan juga harus dijauhkan dari bahaya dan sekolah harus dipelihara sebagai zona aman untuk belajar,” tegasnya. (Vina) 

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here