Tunda Pernikahan, Dokter Ini Lebih Pilih Seragam APD Ketimbang Gaun

905
Dr Shifa M Mohammed (Foto: mvslimfeed)

Jakarta, Muslim Obsession – Di tengah wabah COVID-19, banyak profesional kesehatan telah bekerja siang malam dan rela jauh dari keluarga mereka untuk mengatasi pandemi global.

Salah satu contohnya adalah seorang ahli bedah berusia 23 tahun dari Kerela, yang membatalkan tanggal pernikahannya dan memutuskan untuk melayani pasien yang menderita sebelum kehidupan pribadinya.

Ialah Dr Shifa M Mohammed, yang merupakan ahli bedah rumah di Rumah Sakit Pariyaram Medical College di Kannur. Dia seharusnya mengikat ikatan dengan tunangannya yang berbasis di Dubai pada 29 Maret lalu.

Tapi bukannya gaun pengantin yang ia kenakan, dokter bedah muda memilih untuk mengenakan pakaian pelindung pada hari pernikahannya dan pergi ke perawat pasien yang dirawat di ruang isolasi rumah sakit.

Dalam sebuah wawancara seperti dilansir The Quint, Kamis (2/4/2020) dia mengatakan bahwa pernikahannya bisa menunggu tetapi pasiennya yang berjuang di bangsal isolasi belum tentu bisa (menunggu).

“Memang benar, saya berada di bangsal korona pada hari pernikahan saya dan beberapa teman saya bahkan menggodaku dengan mengatakan bahwa saya mengenakan pakaian terbaik saya (APD). Tetapi saya selalu menikmati melayani pasien saya,” ungkap dia.

Keluarga Shifa juga sangat mendukung keputusannya dan mendorongnya untuk melakukan pekerjaannya. Mukkam Mohammed, ayahnya yang adalah pemimpin Partai Kongres Nasionalis dan pengurus distrik LDF di Kozhikode juga bangga dengan keputusan putrinya dan memotivasi dia untuk memberikan yang terbaik untuk menyelamatkan para pasien.

“Ketika kami meminta izin kepada mempelai laki-laki Anus Mohammad, seorang pengusaha di Dubai, ia juga siap menyetujuinya,” katanya kepada Hindustan Times.

Mukkam Mohammed juga mengatakan bahwa keputusan itu adalah etos kerjanya dan istrinya yang mencerminkan kehidupan profesional putrinya juga. Ayah Shifa adalah pekerja sosial dan ibunya adalah seorang guru.

Ayah Shifa lebih lanjut menambahkan bahwa dia senang melihat anaknya memiliki rasa tanggung jawab sosial dan komitmen profesional yang begitu kuat.

Dengan meningkatnya jumlah pasien yang terinfeksi COVID-19 di Kerala, pemerintah negara bagian memutuskan untuk mengubah Rumah Sakit Medical College Pariyaram di Kannur menjadi fasilitas khusus untuk merawat pasien COVID-19.

Negara telah melaporkan dua kematian terkait penyakit dan 234 orang tetap di ruang isolasi sejauh ini. Di masa pandemi global yang tragis seperti ini, orang-orang seperti Shifa mempertahankan harapan kita dan memberi kita kekuatan untuk melawan wabah ini bersama-sama.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here