Tiga Pesan Cak Nun Untuk KH Ma’ruf Amin

1800
Cak Nun dan Kiai Ma'ruf
KH Ma'ruf Amin minta doa restu kepada Cak Nun. (Foto Caknun.com)

Yogyakarta, Muslim Obsession – Calon Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin datang untuk bersilaturahmi kepada MH Ainun Najib atau akrab disapa Cak Nun di Rumah Maiyah, Kadipiro, Yogyakarta, Ahad (14/10/2018). Dalam kesempatan ini KH Ma’ruf Amin menyampaikan permohonan doa restu kepada Cak Nun.

Sebagaimana dikutip dari website resmi caknun.com tetkait doa restu itu, Cak Nun mengemukakan bahwa dia merasa tidak pada level dan posisi yang tepat terhadap permohonan doa restu tersebut. Cak Nun mengemukakan positioning dirinya selama ini di masyarakat yang bila diibaratkan dalam sepak bola Cak Nun itu tidak punya klub atau kesebelasan, wasit bukan, hakim garis juga tidak, official PSSI pun juga tidak.

Yang dilakukan dirinya adalah hampir tiap malam bertemu dan berkumpul dengan masyarakat luas termasuk masyarakat Nahdliyyin dan di situ terungkap berbagai hal yang dihadapi bangsa ini, termasuk seberapa besar potensi keretakan sosial yang ada. Terhadap semua itu, Cak Nun yang bukan siapa-siapa, ternyata lebih banyak diminta masyarakat berperan menjadi “petugas keseimbangan”.

Lebih jauh, KH Ma’ruf Amin mengeluhkan kondisi keragaman atau pluralisme di masyarakat. Namun, Cak Nun merespons dengan memberikan view berbeda bahwa berdasarkan pengalaman menemani masyarakat selama ini, sesungguhnya bangsa Indonesia ini jago, master, dan juara (champion) dalam soal pluralisme.

Dalam konteks ummat Islam, Cak Nun berharap agar KH Ma’ruf Amin sebagai ulama turut melakukan pembenahan lughowiyah di dalam komunikasi dengan masyarakat. Pasalnya, banyak istilah dan kata-kata, terutama kata-kata dari Al-Quran dan ajaran Islam, di Indonesia yang telah mengalami pembiasan dan gagal ditransformasikan ke dalam praktik kehidupan bermasyarakat, dan ini merupakan bagian dari persoalan yang harus di-recovery. Cak Nun menyebut perlu dibuka ruangan lebih luas supaya umat Islam bisa lebih otentik mengakses Islam dan Sirah Nabi Muhammad Saw.

Berkaitan dengan realitas sosial yang diwarnai pertengkaran dan konflik yang kian bertambah tajam selama ini, Cak Nun mengemukakan bahwa Beliau dan masyarakat yang selama ini ditemaninya belajar menempuh metode yang berbeda, yaitu tidak mengutamakan kebenaran, melainkan kebaikan.

Kebenaran disimpan di dalam diri sebagai input, sedangkan output-nya adalah kebaikan kepada orang lain. Ini sejalan dengan pesan Al-Quran tentang pentingnya menyampaikan sesuatu secara bil-hikmah. Cak Nun berharap dalam waktu sepuluh tahun mendatang infrastruktur pemikiran bisa lebih baik terbangun, sehingga pertikaian syu’uban wa qaba`il bisa hilang.

Ada tiga hal lagi yang disampaikan Cak Nun kepada KH Ma’ruf Amin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here