Tiga Pesan Cak Nun Untuk KH Ma’ruf Amin

1803

Pertama, perlunya dilakukan perbaikan konstitusional meskipun tidak dengan jalan revolusi melainkan dengan cara dibijaksanai oleh para pemimpin-pemimpin bangsa. Bahkan sebagaimana sering dikemukakan Cak Nun, selama ini sistem politik Indonesia kata Cak Nun, tidak mengenal pembedaan antara negara dan pemerintah. Bahkan Cak Nun memberikan contoh yang gamblang mengenai hal itu.

Kedua, menyadari KH Ma’ruf Amin sebagai tokoh NU, Cak Nun menceritakan kerap disambati masyarakat bahwa para santri kerap sulit masuk ke dunia industri, dan karenanya merupakan PR juga agar Kyai Ma’ruf bisa ikut mendorong agar dunia pesantren terus menciptakan atmosfer pendidikan di mana para santri nanti bisa kompatibel dengan kebutuhan nasional ke masa depan dan karenanya dibutuhkan grand plan.

Ketiga, karena KH Ma’ruf Amin menggambarkan bangsa ini adalah bangsa kesepakatan atau daarul mitsaq, Cak Nun merespons bahwa dalam berlangsungnya kesepakatan itu hendaknya tidak boleh terjadi intervensi dari luar. Pihak-pihak bangsa yang menjalankan mitsaq yang menjadi negara ini harus independen dari intervensi luar.

Dalam suasana santai di Rumah Maiyah ini, dan di depan para wartawan dari berbagai media massa, KH Ma’ruf Amin sempat menceritakan dan mengingatkan sepenggal sejarah penting yang merupakan satu di antara pertemuan dirinya dengan Cak Nun yaitu pada saat puncak Reformasi 1998. Ketika itu Cak Nun bersama Cak Nur melakukan proses-proses yang pada akhirnya membuat Pak Harto mau turun.

Setelah itu pertemuan terakhir dengan Cak Nun adalah saat berada di tanah suci Mekkah. Kepada Cak Nun, KH Ma’ruf Amin meminta saran-saran tentang bagaimana membangun kemajemukan dan kerukunan bangsa. “Saran-saran dan masukan-masukan yang dibutuhkan untuk membangun negara supaya lebih rukun, berkesejahteraan, dan maju.” Dari situlah Cak Nun mengemukakan sejumlah hal di atas secara jelas dan gamblang kepada KH. Ma’ruf Amin.

Di akhir silaturahmi ini, Cak Nun menutup dengan membaca dua ayat Quran dari Surat Al-Mu`minun dan Al-Anbiya`. (albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here