Tanda Sujud yang Benar

1537

Oleh: Drs H. Tb Syamsuri Halim, M.Ag (Pimpinan Majelis Dzikir Tb. Ibnu Halim dan Dosen Fakultas Muamalat STAI Azziyadah Klender)

Banyak yang bertanya tentang bagaimana posisi sujud yang benar. Pertanyaan itu rata-rata didasarkan pada fenomena banyaknya orang yang memiliki jidat hitam, yang dianggap sebagai tanda bekas sujud. Apakah benar demikian?

Kepada mereka yang bertanya tentang hal ini, saya katakan bahwa sujud yang benar adalah terpelihara jidat kita dari bercak hitam. Bukankah Rasulullah ﷺ yang sangat rajin shalatnya hanya diberitakan memar dan pecah-pecah kaki beliau bukan di jidat?

 عن عائشة رضي اللَّه عنها أَنَّ النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم كَان يقُومُ مِنَ اللَّيْلِ حتَّى تتَفطَرَ قَدمَاهُ، فَقُلْتُ لَهُ، لِمْ تصنعُ هذا يا رسولَ اللَّهِ، وقدْ غفَرَ اللَّه لَكَ مَا تقدَّمَ مِنْ ذَنبِكَ وما تأخَّرَ؟ قال: «أَفَلاَ أُحِبُّ أَنْ أكُونَ عبْداً شكُوراً؟» متفقٌ عليه

“Dari Siti Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya Rasulullah ﷺ berdiri untuk beribadah dari sebagian waktu malam sehingga pecah-pecahlah kedua telapak kakinya. Saya (Aisyah) lalu berkata padanya: “Mengapa Tuan berbuat demikian, ya Rasulullah? Sedangkan Allah telah mengampuni untuk Tuan dosa-dosa Tuan yang telah lalu dan yang kemudian?” Rasulullah ﷺ bersabda yang maksudnya “Adakah aku tidak senang untuk menjadi seorang hamba yang banyak bersyukurnya?” (HR. Muttafaq ‘alaih).

Kalau sekiranya Rasulullah yang rajin shalat itu hanya kakinya saja yang diberitakan terluka, berarti ada yang salah dengan cara sujud seseorang yang jidatnya ikut terluka.

Dalam mazhab Imam Syafi’i, seseorang sujud itu telapak tangan ditempatkan sejajar dengan bahu, sehingga tangan itu sebagai penompang waktu sujud, bukan kepala. Jika kepala sebagai penompang maka yang terjadi adalah jidat menjadi hitam karena menompang anggota sujud.

Ulama sepakat tentang kesunahan urutan anggota badan yang menyentuh tempat shalat saat sujud adalah lutut, kemudian kedua telapak tangan, kemudian dahi dan hidung bersama-sama. Demikian keterangan dalam kitab-kitab mu’tabaroh mazhab Syafi’i.

فتح المعين هامش إعانة الطالبين ج ١ ص ١٦٤ ـ ١٦٥

ويسن وضع الركبتين أولا متفرقتين قدر شبر، ثم كفيه حذو منكبيه، رافعا ذراعيه عن الارض وناشرا أصابعه مضمومة للقبلة، ثم جبهته وأنفه معا، وتفريق قدميه قدر شبر ونصبهما موجها أصابعهما للقبلة، وإبرازهما من ذيله

“Dan (ketika sujud) pertama-tama disunnahkan meletakkan kedua lutut dengan cara direnggangkan satu sama lain berjarak satu jengkal, kemudian kedua telapak tangan (dengan posisi) sejajar kedua bahu (pundak) sambil menaikkan tangan dari tempat shalat dan membuka jari-jari tangan dengan dihadapkan ke arah kiblat, kemudian dahi dan hidung diletakkan bersamaan, dan (sedangkan posisi kedua kaki adalah) merenggangkan kedua telapak kaki berjarak satu jengkal dengan memberdirikan keduanya sambil menghadapkan jari-jari kakinya ke arah kiblat dengan memperlihatkan kakinya dari sarung/celana yang menutupinya (bagi laki-laki)”.

Tanda Hitam di Jidat Tidak Disukai Rasulullah

Ada satu keterangan dari Rasulullah ﷺ bahwa beliau tidak menyukai tanda hitam di jidat tersebut. Tanda hitam di jidat dalam keterangan yang kami ketahui diserupakan dengan tsafinatul ba’ir sebagaimana yang terdapat dalam hadits Abi Darda’ radhiyallahu ‘anhu yang terdapat dalam kitab An-Nihayah fi Gharibil Hadits wal Atsar karya Ibnul Atsir.

 أَنَّهُ رَأَى رَجُلاً بَيْنَ عَيْنَيْهِ مِثْلَ ثَفِنَةِ الْبَعِيرِ فَقَالَ : لَوْ لَمْ يَكُنْ هَذَا كَانَ خَيْراً يَعْنِي كَانَ عَلَى جَبْهَتِهِ أَثَرُ السُّجُودِ وَإِنَّمَا كَرِهَهَا خَوْفاً مِنَ الرِّيَاءِ عَلَيْهِ

“Bahwa beliau melihat seorang laki-laki yang di antara kedua matanya terdapat tanda seperti tsafinatul ba’ir. Lantas beliau berkata, “Seandainya tidak ada ini maka ia lebih baik.” Maksudnya adalah di keningnya ada bekas sujud. Beliau tidak menyukainya karena khawatir hal tersebut menimbulkan riya,” (Lihat Ibnul Atsir, An-Nihayah fi Gharibil Hadits wal Atsar, Beirut Al-Maktabah Al-‘Ashriyyah, cet ke-1, 1426 H/2005 M, juz, I, h. 200).

Wallahu a’lamu bis shawab.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here