Seruan Boikot Makin Panas, CEO Starbucks: Kami Membela Kemanusiaan 

731

Muslim Obsession – Nilai Starbucks telah menurun tajam sejak pertengahan November, turun sekitar 9 persen, menandai penurunan kapitalisasi pasar sebesar $11 miliar.

Dalam surat terbuka kepada karyawannya, CEO Starbucks Laxman Narasimhan mengutuk vandalisme toko dan meningkatnya protes di AS dan luar negeri, dalam upaya untuk memperjelas posisi perusahaan di tengah perang di Gaza.

Jaringan kedai kopi Amerika yang terkenal telah menjadi sasaran boikot setelah mereka menggugat serikat pekerja yang mengorganisir para pekerjanya atas postingan media sosial pro-Palestina dari akun koalisi.

Starbucks ingin menghentikan serikat pekerja bernama Starbucks Workers United, yang mewakili sekitar 9.000 pekerja, menggunakan nama dan logonya, dengan mengatakan bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki pendirian resmi mengenai perang tersebut dan posisi serikat pekerja tersebut mungkin akan memecah belah basis pelanggannya.

Kini, CEO Starbucks mulai mengurangi kebijakannya setelah sebuah toko di New York dicat dengan grafiti pro-Palestina, dan beberapa karyawan toko dikecam karena anti-Israel.

“Meskipun saya bersyukur atas begitu banyak hal, saya prihatin dengan keadaan dunia yang kita tinggali. Ada konflik di banyak bagian. Hal ini telah melancarkan kekerasan terhadap orang-orang yang tidak bersalah, kebencian dan ucapan serta kebohongan yang dijadikan senjata – yang semuanya kami kutuk,” tulis Narasimhan.

“Sikap kami jelas. Kami membela kemanusiaan,” tambahnya, dilansir Daily Sabah, Jumat (22/12/2023).

Menurut AP News, Starbucks yang berbasis di Seattle tidak akan mengatakan dampaknya terhadap penjualan mereka.

Laporan penjualan triwulanan perusahaan berikutnya akan keluar pada bulan Februari. Namun, ada indikasi Starbucks mengalami penurunan penjualan.

Di tengah pemogokan staf dan meningkatnya boikot, Starbucks dilanda kerugian nilai sebesar $11 miliar, AP News melaporkan.

Sejak 16 November, sahamnya anjlok 8,96%, memicu penurunan 12 hari berturut-turut—yang terpanjang dalam sejarah, menurut sebuah laporan.

“Sejak 16 November, bertepatan dengan promosi Hari Piala Merah, saham Starbucks telah anjlok sebesar 8,96%, menyebabkan kerugian besar sebesar $11 miliar. Penurunan drastis ini, bersamaan dengan laporan penjualan yang lesu dan sambutan hangat terhadap jajaran produk liburan mereka, telah membayangi prospek perusahaan,” tambah laporan itu.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here