Senja untuk Siti (Bagian 6 Habis)

1286

Ah, tapi aku tidak memperdulikannya. Aku sekarang terlalu bahagia dengan suasana ini. Bahagia juga bisa ada di dekat lelaki genit ini.

“Kau tahu, ini hari paling bahagia dalam hidupku. Lepas dari belanggu Jimy, lepas dari beban hidup dan persoalan-persoalan! Ahahaha…” Aku tertawa lepas. Jarang aku bisa tertawa selepas-bebas ini.

“Tapi ada satu lagi yang lupa aku beri tahu…”

Aku sontak terdiam. Berdiri tegak memandang wajahnya yang seketika berubah serius. Alis mataku kugerakkan ke atas.

“Kau tak bisa keluar dari mimpi ini. Sekali masuk, kau tak bisa keluar untuk selamanya.”

Ah, aku pikir dia sedang bergurau lagi.

Ini serius, katanya sambil mencium keningku.

Aku menginginkan bukti lagi.

Sekarang kau pergilah sesukamu ke arah mana saja. Niscaya kau tak akan menemukan ujung  taman ini.

Kepanikanku tiba-tiba terbit. Aku berlari-lari kecil ke segala arah, tapi tak kutemukan ujung dari taman ini. Tak juga aku menemukan gerbang pintu masuk tadi.

Oh Tuhan… lelaki itu sungguh berkata benar!

Taman ini seperti tak ada ujung. Sekilas aku melihat punggung lelaki genit itu makin menjauh dan mengecil.

“Heiii tungguuu! Jangan tinggalkan aku!” aku berteriak sekuatnya. Tapi lelaki genit itu tak peduli. Ia perlahan hilang ditelan cahaya senja. Aku semakin merasa sendirian dan kesepian.

Tolong jangan sekap aku dalam mimpimu. Aku membatin, disusul air mataku yang mulai berjatuhan. (*)

(Tamat)


Redaksi menerima tulisan berupa cerpen atau novel dari para pembaca untuk dimuat di rubrik Hikayat setiap akhir pekan. Kirimkan tulisan Anda ke email: [email protected]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here