Selesai Digelar, CISS 2020 Hasilkan Lima Rekomendasi

679
Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag (tengah) dalam penutupan CISS 2020. (Foto: istimewa)

Bandung, Muslim Obsession – Konferensi internasional CISS (Conference on Islamic and Socio-Cultural Studies (CISS) 2020 selesai digelar.

Kegiatan yang mengangkat tema “Islam and the Making of Religious Harmony: The Transformation of Contemporary Islamic Thoughts in The Era of New Media” ini digelar secara virtual dan live selama lima hari sejak Senin hingga Jumat, 23-27 November 2020.

Konferensi internasional tahun ke-2 yang dihelat Fakultas Ushuluddin UIN (Universitas Islam Negeri) Sunan Gunung Djati Bandung itu menghasilkan lima rekomendasi yang disampaikan Ketua Panitia CISS 2020 Dr. Dadang Darmawan, M.Ag dari Studio FU Jalan AH. Nasution 105 Bandung, Sabtu (28/11/2020).

“Rekomendasi pertama, kekuatan politik dibutuhkan bagi pengaturan orang dengan keadilan. Semua anggota masyarakat dituntut menghormati simbol suci agama. Pemberdayakan hukum terhadap penodaan agama apapun diharapkan dari pemerintah,” sebut Dadang.

Kedua, pemikiran kritis dibutuhkan bagi penganut agama apapun dalam mengikuti ajaran agama. Pemikiran kritis ini hendaknya tersedia di benak mereka ketika menerima ajaran agama dari media manapun.

“Ketiga, pengembangan isyarat moderasi mendesak untuk digali dari sumber fundamental Islam. Unsur harmoni yang mencakup ‘adalah, musawah, akhlaq, dan tasamuh dapat dieksplorasi dari Al-Quran dan hadits,” lanjutnya.

Sementara rekomendasi keempat, yakni keterbukaan pikiran sangat diperlukan dari penganut agama apapun untuk menerima temuan baru, sudut pandang baru bahkan dari yang lain.

“Dan yang kelima, kesadaran penuh hendaknya tersedia di dalam batin penganut agama apapun yang diperoleh dari kehidupan religius mereka setiap hari. Jadi mereka bisa merasakan damai di dalam dan daripada mengekspresikan sensasi dan perasaan di luar ini,” ungkapnya.

Sejumlah akademisi dari berbagai negara tampil sebagai narasumber. Di antaranya adalah Prof. Muhamad Ali, Ph.D. (University of California, USA) yang menyajikan makalah “Contemporary Trends in Religious Studies”; Dr. Adis Duderija (Griffith University Queensland, Australia) yang menyajikan bahasan berjudul  “The Concept of Patriarchal Honour as the root cause of Patriarchal Religion in Muslim contexts and how to overcome it.”

Selain itu, Prof. Dr. Khadijah binti Mohd. Khambali (Academy of Islamic Studies, University of Malaya, Malaysia) memaparkan makalahnya berjudul “Fundamental Element in Sustaining Religious Harmony in Islamic Perspective”.

Kemudian Dr. Ismail Ahmed (Passion International University Morocco) menampilkan bahasan seputar “Hadith and Media: Moderate Understanding to Counter Radicalism in Contemporary Era”, serta Prof. Etin Anwar Ph.D (Hobart and William Smith College, USA) yang menyajikan paparan berjudul “Islam and mindfulness: Toward the Making of Harmonious self.”

Tak ketinggalan, tampil juga kontributor lainnya dari akademisi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, di antaranya Dr. Yeni Huriani, M.Hum (makalah berjudul “Women as Agents of Religious Tolerance”), Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag. (makalah berjudul “Islamic Moderation in Sundanese Qur’anic Interpretation”), Dr. Munir, MA. (makalah berjudul “Managing Harmony in a multi-Religious Society: Indonesian Experience”), Dr. Dadah, M.Ag. (makalah berjudul “Moderate Understanding in the Scientific of Contemporary Hadith Studies”), dan Prof. Dr. H. Muchtar Solihin, M.Ag. (makalah berjudul “Sufism within Global Spirituality”).

Sebanyak 206 paper dipresentasikan oleh akademisi dari berbagai negara, seperti Indonesia, Malaysia, Australia, Belanda, dan Jerman. Partisipasi CISS 2020 hingga penutupan tembus sampai 2.000 peserta.

“Adapun The best paper and presenter segera diumumkan,” ungkap Dr. Dadang didampingi Dr. Irma Riyani, Ph.D., Sekretaris Panitia beserta seluruh Panitia CISS 2020.

Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag mengatakan, lima rekomendasi yang telah disampaikan merupakan bentuk tanggungjawab publik dari suatu kegiatan ilmiah. Rekomendasi disampaikan untuk kalangan peneliti, institusi akademik, pemerintah, lembaga-lembaga dunia, dan khalayak masyarakat global.

“Ini menjadi resolusi untuk harmoni dunia di era media baru. Secara resmi kami mengucapkan terima kasih dari lubuk yang paling dalam untuk stakeholders yang telah memberikan banyak bantuan bagi kegiatan ini,” tuturnya. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here