Romantisme Citarum dan Kenangan Bersama Letjen Yogo Triyono

248

Bela Ekosistem

“Bapak Citarum Harum”, Letjen TNI (Purn) Doni Monardo mengapresiasi Dankodiklatad dan penyelenggara yang telah menggagas program Bela Negara Menjaga Alam.

“Tanggung jawab membela negara bukan hanya menghadapi ancaman musuh dari luar tetapi termasuk ancaman kerusakan alam atau lingkungan ekosistem harus kita bela,” ungkapnya.

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum akan berakhir pada 2025. Doni Monardo berharap sudah mulai dipikirkan penanganan Sungai Citarum usai Perpres ini berakhir.

“Mohon kiranya Pak Wagub Jawa Barat (Uu Ruzhanul Ulum) dan tokoh masyarakat serta pihak terkait lainnya, mulai memikirkan masa depan penanganan Sungai Citarum setelah berakhirnya Perpres 15 Tahun 2018 ini,” kata Doni.

Pasca Perpres, keterlibatan TNI-Polri menjadi berkurang. Karena itu, Doni menyarankan mulai sekarang sudah ada pembicaraan untuk menentukan pihak mana yang akan menjadi ujung tombak “pasukan penjaga Citarum Harum”. “Kalau perlu, bicarakan lewat pertemuan, seminar, atau forum lain,” ujar Kepala BNPB 2019 – 2021 itu.

Menurut dia, banyak organisasi, komunitas atau pegiat lingkungan di Jawa Barat, yang bisa diberdayakan terkait penanggulangan Sungai Citarum ke depan.

“Mohon dari TNI Polri bisa memberikan masukan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sehingga konsep penataan Citarum ke depan tidak boleh berhenti, aktivitasnya berjalan terus,” tegas Doni

Kenangan Buruk

Doni mengilas balik ke era kelabu, ihwal buruknya kondisi Sungai Citarum. Sungai itu bahkan dijuluki sebagai sungai terkotor di dunia. Jangankan untuk mandi, menyentuh air pun tangan bisa gatal-gatal. “Namun sekarang, berkat kerja keras semua pihak, kondisinya jauh lebih baik,” katanya.

Menurut Doni, upaya menjaga kualitas ekosistem Sungai Citarum merupakan bentuk tanggung jawab seorang warga dalam membela negaranya.

“Tanggung jawab membela negara ini, termuat dalam UUD negara kita, setiap warga negara wajib dalam bela negara. Nah, apa yang dibela terhadap negara. Itu bukan hanya menghadapi musuh dari luar, tetapi ancaman kerusakan alam atau lingkungan ekosistem juga harus kita bela,” kata Doni.

Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, keberhasilan penanganan Sungai Citarum tidak terlepas dari peranan berbagai unsur, salah satunya kolaborasi TNI-Polri dan berbagai unsur masyarakat.

“Pola pentahelix dalam penanganan Sungai Citarum ini luar biasa. Citarum jadi hebat karena ada kekuatan kebersamaan,” pungkas Uu.

Acara dilanjutkan dengan pembagian paket sembako kepada warga kampung Sapan, Kecamatan Bojongsoang, serta penanaman pohon dan penebaran bibit ikan.

Dalam kegiatan itu, Doni menghadiahkan kepada panitia 1.100 aneka pohon. Di antaranya, pohon rasamala (200), eukalyptus (200), damar (200), alpukat (200), suren putih (200) dan vetiver (100).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here