Parmusi Kurang ‘Greget’ Kritik Pemerintah

1136
Sejumlah aktivis senior Parmusi turut hadir dalam Mukernas ke-V Parmusi di Jakarta, Sabtu (21/12/2019).

Jakarta, Muslim Obsession – Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) dinilai kurang keras mengkritik pemerintah saat ini. Meski saat ini tidak lagi melakukan politik praktis, namun Parmusi berhak melakukannya mengingat umat Islam merupakan penduduk mayoritas di Indonesia.

Menurut aktivis senior Parmusi, Mudrik Sangidu, Parmusi dilahirkan dari rahim Masyumi, sehingga tidak boleh hanya bergerak di bidang dakwah dan ekonomi, tetapi juga harus kritis di bidang politik.

“Parmusi tidak perlu cari muka kepada pemerintah karena tidak ada manfaatnya. Kalau baik, dukung pemerintah. Kalau tidak baik, ingatkan!” kata Mudrik saat hadir dalam pleno Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) ke-V Parmusi di Hotel Grandhika Jakarta, Sabtu (21/12/2019).

Mudrik menyadari posisi Parmusi saat ini yang tidak memiliki kekuatan politik. Sebagai ormas Islam yang bergerak di bidang dakwah, posisi Parmusi dinilai lemah dalam menyuarakan aspirasi umat kepada pemerintah.

Hal senada dikemukakan aktivis senior Parmusi lainnya, Saleh Khalid. Menurutnya, saat ini di bawah kepemimpinan Usamah Hisyam, Parmusi yang melakukan rebranding dengan tagline ‘connecting muslim’ sudah tampil sebagai ‘gadis cantik’.

“Hanya saja, Pak Usamah ini juga suka ‘gregetan’ karena setiap saat bisa diterima Presiden tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak memiliki kekuatan politis,” tegasnya.

Maka solusinya, imbuh Saleh, Parmusi harus menjadi sebuah partai baru atau mensponsori terbentuknya partai baru. Meski di satu sisi program Desa Madani juga harus terus jalan.

Sidang pleno kali ini berjalan dengan dinamika tinggi karena para peserta sidang melontarkan banyak usulan. Utamanya membahas peran politik Parmusi di masa mendatang.

Selain Mudrik Sangidu dan Saleh Khalid, hadir juga aktivis-aktivis senior Parmusi lainnya, seperti Bachtiar Chamsyah, Laode Masihu Kamaluddin, dan Jaffar Shodiq.

Mukernas ke-V Parmusi berlangsung sejak tanggal 20 hingga 22 Desember. Sejumlah rekomendasi dalam Mukernas nantinya akan dibawa ke dalam Muktamar Parmusi yang rencananya digelar pada Maret 2020. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here