Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-42)

V. Nabi Musa dan Harun, Bani Israel Pulang ke Baitul Maqdis.

685
Lauh Batu 10 perintah Allah pada Bani Israel buatan masa sekarang. Lauh batu asli yang diberikan Allah kepada Nabi Musa sudah tidak ditemukan lagi, sehingga tidak diketahui bentuk yang sebenarnya. (Polindes Muara Kasih)

Oleh: Agus Mualif Rohadi (Pemerhati Sejarah)

Suatu saat Nabi Musa kedatangan tamu dari Madyan, yaitu rombongan dari Madyan yaitu Yitro dan para pengantarnya untuk menyerahkan anak dan cucunya kepada Musa. Kitab Keluaran 18 : 1-27 menyebut Yitro adalah mertua Nabi Musa. Dengan demikian Yitro adalah Nabi Syu’aib. Zipora dan anaknya suatu saat oleh Nabi Musa di bawa pulang dan dititipkan pada mertuanya di Madyan.

Ketika Nabi Syu’aib yang mengetahui dari Allah segala peristiwa di Mesir, kemudian pergi ke Sinai menemui menantunya tersebut. Nabi Musa segera menyambutnya. Disebutkan bahwa saat itu Nabi Musa telah mempunyai dua anak laki-laki dari Rehuellah Zipora putri Nabi Syu’aib yaitu Gersom dan Eliezer.

Nabi Musa kemudian, menceritakan semua kejadian menghadapi Fir’aun di Mesir hingga sampai perjalanan yang sedang di laluinya saat itu. Nabi Syu’aib kemudian menyembelih kurban sebagai rasa sukur atas keselamatan Nabi Musa dan Bani Israel. Nabi Syu’aib kemudian mendoakan keselamatan menantu dan anak cucunya tersebut.

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-41)

Esoknya, Nabi Syu’aib menyaksikan bagaimana Nabi Musa dan Harun menyelesaikan masalah masalah kaumnya sehingga seharian waktunya dihabiskan untuk mengatasi masalah masalah yang muncul. Nabi Syu’aib kemudian memberikan saran kepada Nabi Musa untuk mengangkat orang-orang yang dapat dipercaya dan mempunyai kebijakan untuk mengatasi masalah. Orang-orang yang bijak ini kemudian diangkat sebagai hakim hakim Bani Israel.

Dengan diangkatnya para hakim di antara mereka, maka pekerjaan Nabi Musa dan Harun menjadi lebih ringan. Nabi Syu’aib juga sempat menyaksikan bagaimana setiap hari Allah menyediakan manna dan salwa untuk dimakan Bani Israel. Setelah beberapa hari Nabi Syu’aib berkumpul dengan Nabi Musa dan Bani Israel, kemudian berpamitan pulang ke Madyan.

Setelah cukup beristirahat, kemudian Bani Israel melanjutkan perjalanan lagi. Saat perjalanan mereka sudah memasuki bulan ketiga, dan rombongan Bani Israel mulai memasuki wilayah gurun Sinai. Bani Israel kemudian membuka perkemahan lagi di gurun Sinai di dekat gunung Sinai. Di gurun Sinai ini, terdapat kejadian yang menunjukkan dua peristiwa yang berbeda, yaitu:

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-40)

Peristiwa yang pertama ditunjukkan pada QS. Al-Baqarah: 65, 83-85 dimana dalam ayat ini menerangkan bahwa Allah telah mengambil janji dari Bani Israel secara langsung melalui Nabi Musa, yang isi perjanjiannya terdiri dari:

(1) Janganlah kamu menyembah selain Allah.

(2) Berbuat baiklah kepada kedua orang tua dan kerabat,

(3) Berbuat baiklah kepada anak-anak yatim, dan orang-orang miskin.

(4) Bertutur katalah yang baik kepada sesama manusia.

(5) Laksanakan shalat dan tunaikan zakat.

(6) Janganlah kamu menumpahkan darahmu (membunuh sesamamu).

(7) Janganlah kamu mengusir dirimu (saudara sebangsamu) dari kampung halamanmu

(8) Jangan saling membantu dalam kejahatan dan permusuhan.

(9) Jika ada yang datang sebagai tawanan, mereka dilarang diusir.

(10) Menkhususkan hari sabat untuk beribadah (khusus perintah ini tertuang pada QS. Al-Baqarah: 65).

BACA JUGA: Para Rasul dalam Peradaban (Seri ke-39)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here